Dua Puluh Tujuh

84 4 0
                                    

Hy temen temen...
Jangan lupa follow aku di ig
@auralatifd

***

"Tha, lu bego apa gimana si?" Sebuah suara lelaki ABG itu terdengar memenuhi kamar rumah sakit. "Kuda itu jalannya L, bukan Z!"

Duduk, dan bersila di atas tempat tidur.

Di depan lelaki itu, telah tersedia sebuah papan catur yang berantakan. Kesal sekali rasanya. Musuh catur bebuyutan yang kini berada di depannya, di samping tempat tidur, lebih banyak melamun daripada memainkan permainan ini dengan serius.

Bagaimana mungkin pion yang jalannya hanya maju, malah Atha jalankan miring ke samping?! Bara kan jadi kesal!

Tadi, setelah Iko dan orang tua Bara pulang, mereka berdua memutuskan untuk bermain catur di kamar inap Bara. Tapi Atha malah melamun sepanjang permainan.

Namun kali ini, melamun Atha bukan tanpa alasan. Jawaban Surya atas pertanyaan Atha sebelum ke rumah sakit, membuat Atha memikirkan hal itu terus menerus.

***

"Lo... Juga habis kecelakaan?" Tanya Atha sambil menunjuk sisi motor Surya yang sedikit penyok di bagian samping.

Surya tampak berpikir sejenak. Sebelum akhirnya menjawab. "Iya"

"Dimana kecelakaanya? Kok badan lo kayaknya sehat sehat aja." Ujar Atha meniliti Surya dari atas ke bawah. "Lo... Yang nabrak atau...?"

"Tha, bersyukur dong kalo Surya sehat. Masa lo berharap Surya patah tulang? Dah lah. Aneh aneh aja lo" Potong Iko kemudian. "Kita duluan Sur"

***

"Woy" Bara menutup hidung Atha dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. Membuat Atha kesusahan bernapas, dan menepis kasar tangan Bara.

"Gila lo! Apaan sih?!" Atha memegangi hidungnya.

"Ya habisnya lo ngelamun mulu. Mikirin negara?" Tanya Bara sambil merapikan papan caturnya lagi. Memasukkan buah catur ke dalam papannya.

"Dih!" Atha merengut kesal. "Bar"

Bara berdeham. Atha menggoyangkan badan Bara lebih keras lagi. "Gue mau ngomong serius"

Lelaki di depan Atha menatap manik mata Atha dengan sorot malas. Palingan omongan Atha juga nggak penting penting amat.

"Surya habis kecelakaan"

"Hm... Gue tau" Jawab Bara.

"Hah? Lo tau?" Mata Atha melotot kali ini.

Bara mengangguk.

"Lo kepikiran nggak sih, kalo mungkin aja yang nabrak lo itu Surya?" Tanya Atha kali ini. Perempuan itu bahkan telah berganti posisi menjadi duduk tepat di depan Bara. Dia atas tempat tidur pasien.

"Lo pikir dunia sesempit itu?" Bara kini menahan tawanya. "Nggak usah dipikirin juga"

Atha merengut kesal. "Kalo ternyata emang dugaan gue bener sih, berarti tega banget temen lo. Ga habis pikir."

Bara mendekatkan wajahnya ke arah Atha. Mungkin hanya berjarak sejengkal. Membuat Atha sontak menutup matanya. Bara tersenyum manis sekali kali ini, sambil mengucap, "Halu lo!", Tak lupa telunjuk lelaki itu menoyor dahi Atha.

"Hih!" Membuat Atha geregetan dibuatnya.

"HAHAHA... Mikir apaan lo tadi? Ya kali gue manis manis di depan lo. Ngimpi!"

AthariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang