Pulang dan Rindu

33 2 0
                                    

resapi saja musiknya, baca setiap kata dan amalkan dalam hatimu. adukan pada semesta apa patah hati terbesarmu..

“hai apa kabar?”  Tuan mengirimkan pesan yang tiba-tiba saat aku mau pulang menunggu bis dihalte sendiri.
“baik, kamu gimana?” jawabku

Genap 12 hari kita sama sama berpisah,memaksakan jiwa untuk saling menerima keadaan namun aku tak bisa. Semua janji indie yang pernah kita buat selalu teringat

“udah mau maghrib loh, udah pulang?” tanya dia
“lagi nunggu bis nih dihalte lama banget huhu”
(dulu sih ga selama ini soalnya sambil ngobrol sama kamu hehe) pikirku.
“loh mas Reza?” dia bertanya
“mas Reza ada acara” jawabku
“bayangin aja aku disitu, jadi cowo menyebalkan yang teriak didepan rumah kamu waktu itu hehe”

Sebenarnya semakin aku mengingat semuanya terasa menyedihkan,air mataku terjatuh

“nanti malem kita bisa telfon?aku kangen suaramu nih” tawar dia

“iya, eh aku pulang dulu ya”
“hati-hati”

Malamnya dia benar menelfonku
“halo?”
“udah mandi kan? pasti udah soalnya bau nya wangi banget”

Belum aku jawab dia sudah menimpali

“makan dulu gih”
“aku mau ngomong dulu udah dipotong terus” jawabku
(Dia tertawa)
“aku udah mandi, aku udah makan” jawabku
“nah sip”
“aku juga mau ngomong nih” kata dia
“serius amat pak hahaha”
“kita balikan ya?” dia berkata seperti itu

terdiam obrolan kita, belum mati sih cuma kita diem. sebenarnya banyak yang akan aku bercanda kan ( gabisa move on dari cewe comel kek aku ya haha ) tapi melihatnya seserius itu aku menjadi gagu

“apa alasan kita kembali?” jawabku
“kamu satu-satunya rumah tempat aku kembali semakin aku berusaha ngelupain kamu semakin aku inget bercanda mu, hal bodohmu, tertawamu, puisimu, semuanya”
“aku janji akan menjadi yang terbaik”
jawabnya.
“iya aku mau”

Sebenarnya perpisahan kemarin hanya hal sepele sih yang masih bisa diperbaiki, tapi kita sama sama egois dan itu hasilnya

“hubungan dibangun dua manusia yang bisa dihancurkan oleh satu ego. hubungan diciptakan dari dua manusia yang dihancurkan karna hilangnya rasa percaya ”
—puan

“jadi kita balikan?” jawabku lagi
“iya kita balik”
“boleh aku panggil kau Tuan?” tanyaku
“boleh dong”

Lalu kita isi obrolan malam itu dengan jokes jokes dia yang receh sekali.
“udah malem besok kamu sekolah kan?” tanya dia
“engga cuma event paling aku nggak ikut bilang aja sakit” jawabku
“gaboleh gitu, kamu harus ikut anak baru kok nakal”
“iya iya” jawabku pasrah
“kapan kamu pulang Semarang? ga rindu Semarang apa?” tanya dia
“rindu Semarang aja ga rindu kamu hahahahahahahah” jawabku dan dia tertawa

Pulang dan Rindu ; kamu pulang dan aku sambut. Kamu rindu, aku rindu. Kita merindu.

Dari banyaknya rasi bintang diindahnya malam tak akan bisa menggantikan indahnya binarnya mata .
Dari setiap embun yang menyejukan pagiku, tak akan bisa menggantikan teduhnya senyumanmu.
Kau adalah nama yang kusebut selalu dalam doa.
Yang dipeluk oleh semesta kini
Yang direstui tuhan setiap langkahnya
ah wajah yang aku rindukan
Genggaman yang tak akan terlepaskan
Jangan menangis diseberang sana Tuan, hadirku mungkin memang tak pernah kau ketahui
Mungkin setiap pintamu tak bisa aku penuhi
Tapi percayalah, aku yang akan selalu menemanimu dalam gelapnya malam
Walaupun seperti sebatang lilin yang hanya dibutuhkan dalam gelap.
Puan masih mencintai fantasimu, Puan mencintai senyumanmu, dan selamanya Puan akan disini

Salam dari Jogja,


Puan

Tuan dan PuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang