Jadilah hatimu seperti hujan, tetap bertahan walau terabaikan. Jadilah cintamu seperti hujan,tak pernah diharapkan namun tetap bertahan.
*
Caption buat ig tuh wkwkwkwk. Kali ini aku mau cerita tentang Hujan bersama Tuan.
*
Sabtu, 2 Maret 2019
Hari itu aku sangat senang, dimana hari itu aku bertemu Tuan kembali. Memecahkan celengan rindu,menyiapkan banyak cerita tentang hari lalu. Kalo ditanya rindu apa enggak, jawabanya ˝RINDU BANGETT˝ biasanya tiba tiba muncul dengan muka menyebalkan, eh ini harus nunggu waktu. Iya, Tuan waktu itu masih banyak kerjaan sekolah jadi Puan tunggu deh sampe hari Sabtu. Kita bertemu di coffe shop. Sesampainya di coffe shop ternyata yang tiba terlebih dahulu adalah Tuan.
*
"hai sayang,rindu ga?" itu pertanyaan bodoh Tuan, tentu saja aku rindu:(
"berapa tahun kita nggak ketemu nih"
"gimana, kemarin pulang sama siapa?" tanya dia kepada ku
"ojek" jawabku singkat
"umumu kenapa sih, gini nih kalo rindu suka ngambek" masih dengan nada menyebalkannya
"ih aku capek" keluhku kepadanya
"sini sini" menarik pelan kepalaku mendarat dipundaknya
"cerita ada masalah apa,kan udah ada aku disini"
"aku tu gapapa" kataku kepada dia
"pembohong yang manis, cerita ada apa?" dia selalu saja tau apa yang aku sembunyikan
"kemarin aku chat kamu kenapa ga jawab? aku telfon kenapa nggak diangkat? kamu kemana?" tanyaku kepadanya
"aku lagi ada tugas sayang,aku udah kabarin malemnya. eh kamu udah tidur" jawab dia meyakinkanku
"tapi.. kamu nggak itu kan?" pertanyaan itu diputus dengannya
"apa? chatan sama cewek lain? engga sayang. ini liat chat aku, aku liatin ke kamu" sambil menunjukan seluruh chatnya kepadaku.
*
Hari ini Tuan penuh perhatian, tidak menyebalkan seperti biasanya. Setelah ngobrol banyak, aku dan Tuan pulang. Tapi, tiba tiba hujan turun dan Tuan lupa membawa jas hujan
*
"yes hujan" kataku kepada Tuan
"dasar cewe aneh, cewe lain aja nggak suka hujan eh ini suka banget kalo hujan"
"mau nunggu reda apa hujan hujanan?" tanya Tuan kepadaku
"hujan hujanan boleh nggak?" tanyaku polos kepadanya
"kalo sakit gimana?" jawab Tuan kepadaku
"yahhh berarti gaboleh dong?"
"yaudah kita nunggu reda aja" kataku kepada Tuan
"gaboleh ngambekan, ayok hujan hujanan" sambil menarik tanganku untuk jalan ke parkiran
"bener nih boleh hujan hujanan?" tanyaku meyakinkan dia
"boleh ayok buruan naik"Akhirnya kita hujan hujan melewati banyak jalan, banyak orang melihat kita pasti mereka berfikir ˝dasar orang orang aneh, hujan engga neduh malah mau hujan hujanan˝. Hujan akan lebih Indah jika kau maknai, setiap tetesannya kau isi dengan suka dan tawa. Diatas motor kita bersuka, memecahkan celengan rindu yang sudah kita tabung. Menari dibawah hujan sangat damai, apalagi bersama Tuan. Bernyanyi, mengejek pengendara lain lalu tertawa. Indah hujan sore ini,sederhana namun sangat menyenangkan.
*
Dibawah hujan di sore hari ku peluk erat tuan ,lalu tuan seraya membacakan sebuah puisi darinya untukku
*
"apa rasanya ketika pertama kalinya aku menerima cintamu pada sore itu?" tanyaku kepada Tuan"seperti matahari yang seketika terbit setelah ratusan tahun tenggelam. Seperti sebuah bel kemenangan dari juri untuk seseorang kontestan ajang pencarian bakat yang menghabiskan bertahun-tahun berlatih, gagal, dihina, berlatih, gagal, dihina, dan berlatih, gagal, dihina. Seperti seseorang yang tersesat begitu lama hingga ia lupa sebenarnya apa dan kemana tujuannya " jawab Tuan begitu puitis
"seperti apa?" tanyaku lagi meyakinkan dia
"seperti perubahan datang ketika aku telah berhenti berharap dan yakin bahwa segala sesuatunya akan tetap sama, akan tetap gelap" ia berhenti sejenak
"kenapa berhenti?" tanyaku lagi
"kau tidak hanya terasa seperti harapan. Kau adalah kenyataan yang mengejutkan dari harapan yang pupus begitu lama"
"mencintaimu adalah ibadah terliarku" kata dia melanjutkan kalimat puitisnya.Puisi tuan yang di suarakan saat di motor tua,hujan dan sore hari
*
Setelah aku diantarkan pulang olehnya,selalu dia mengingatkan aku untuk menabung di celengan rindu. ARGH! sudah harus menabung lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan dan Puan
RomancePertemuan Tuan yang mengobati luka Puan menjadikan Puan menganggap Tuan adalah penghuni rumah barunya. Puan adalah rumah. Penikmat band Indie, senja dan kopi. Seperti luasnya lautan dan tingginya pegunungan, Puan mencintai Tuan.