Ku kira Kau Rumah

54 6 0
                                    

(Tap to listening music) ^

Kali ini dia benar-benar berbeda, sangat berbeda. Tak seperti biasanya, sudah tak memanggil ku Mentari,atau mengucapkan kata pamit seperti biasanya. Aku pun ingin tau alasanya, aku mengajaknya untuk bertemu sebentar mengobrolkan hal ini.
*
“sayang, nanti free ga? kita ketemu bentar ada yang mau aku omongin” aku mengirim pesan untuknya
“free, aku jemput jam 10 ya” jawab dia kepadaku

Banyak yang ingin aku tanyakan,bincangkan kenapa dia berbeda? Atau dia? Ah sudahlah itu hanya bayangan burukku saja. Benar, jam 10 dia menjemputku kita pergi ke cafe senja diatas motor kita hanya sama sama terdiam menikmati semilir angin. Berbeda bukan Tuan? Biasanya dia mengajak bercanda diriku kini terdiam, aku hanya berfikir "ah mungkin Tuan masih banyak masalah"
*
Setelah kita sampat di cafe senja, dia memesan kan kopi, ternyata masih ada hal yang diingat dia MATCHA LATTE ah tenang sekali raga ini..
*
“aku mau tanya,kenapa semalem kamu beda sih?” tanyaku kepadanya
“beda gimana?”
“kata pamitmu?” tanya ku lagi
“astaga hanya itu saja jadi perdebatan” sambil menarik pelan kepalaku untuk bersandar
“tapi kan beda aja gitu, kamu sekarang serius banget” keluhku kepadanya
“udah udah nih liat video indie dihp aku” dia memegang ponselnya dan aku bersandar melihat video itu

Tiba tiba sebuah notif pesan masuk dari seorang wanita, awalnya dia mengabaikan saja lalu wanita itu menelfon

“bentar bentar” sambil menegakan kepalaku
“aku gaboleh denger?” tanyaku kepada dia
“bentar sayang, aku kesana bentar” ( dia berdiri dan jalan kearah sisi kanan untuk menerima telfon)

"Siapa sih wanita itu? Menganggu saja" gumamku dalam hati dengan muka sedikit badmood.
*
Setelah selesai menerima telfon dia kembali duduk disebelahku
“aku mau pulang” kataku kepadanya
“loh kenapa?” jawab dia sedikit muka cemas

Aku bergegas berdiri dan meninggalkan dia,dia memanggil namaku dan menyusulku keluar
*
“kamu kenapa sih” sambil menarik tanganku untuk berhenti
“aku mau pulang”
“iya aku anter, ayok” dia menawari itu tapi aku menolaknya
“aku mau jalan” jawabku kepadanya

Aku pun berjalan meninggalkan dia yang sedang mengambil motor di parkiran, jalanan tak ramai jadi dijalan hanya ada aku, dan dia. Dia ternyata mengikutiku dengan naik motor

“ayok cepet naik aku anter, jangan gini deh” ucap dia tapi aku tetap berjalan dan diam
“sayang dengerin dulu aku jelasin”
“sayang”

Dia mengentikan motornya, dan memutuskan untuk berjalan mengikutiku dan menarik tanganku

“sayang dengerin”
Aku menghadapnya, kini benar benar hanya ada aku dan dia di pinggir jalan karna jalan itu jarang dilintasi orang
“apa lagi” jawabku kepadanya
“dia bukan siapa siapa aku”
“apa pedulinya aku? aku ada disitu kenapa ga kamu angkat telfonnya di samping aku? kenapa harus minggir dulu? sepenting apa sih sampe aku gaboleh denger?” jawabku kepadanya

Dia menarik tanganku dan memelukku, aku menangis ketika dia memelukku.

“dengerin aku sayang, aku ga bakal sama cewek lain. aku janji, kamu boleh apain aku kalo aku bohong. cuma kamu doang yang aku sayang” jawab dia
“apa buktinya? aku cuma tanya kenapa kamu minggir?” tanyaku memperjelas
“maaf sayang, janji aku nggak gitu lagi” jawab dia
“udah jangan nangis” sambil menghapus air mataku.
*
Apa benar janji Tuan? Aku hanya takut diluar sana menginginkan kisah seperti kita, aku kira kau penghuni rumah. Aku hanya takut kau tak mau melihat kau suntuk dirumah, maka dari itu aku ajak kau berjalan jalan. Tapi yang namanya singgah dan betah itu susah..

Apa Tuan akan berubah seperti dulu lagi? Atau masihkah tetap sama? Aku harap dia berubah, aku tak suka dia menjadi seorang yang mengabaikan aku hanya karna wanita lain

Kau singgah tapi tak sungguh,Aku kira kau sudah betah. Ternyata masih mencari suasana untuk betah :)

Tuan dan PuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang