jedug

172 17 3
                                    

"Duhh, gimana, dong! Kita baliknya kaya gimana Daffaaa!" rengek Roora sambil gigit garpu di tangannya.

Mereka berdua udah selesai makannya, tapi mereka bingung mau pulangnya kaya gimana. Kunci mobil sama Angkasa, sedangkan Angkasa ilang sama si Azka. Dah lah pusing.

"Hadehh, gini ya, Let. Kan gua gak ada kuota, nah, sekarang kita lagi dimana coba? Di Cafe, kan? Coba lu liat di pojok depan sana, ada lambang apa? Coba liat, coba liattt!" gereget Daffa.

Roora mengikuti arah yang di tunjukan oleh Daffa, di depan sana ada lambang huruf 'V' dengan garis-garis. Ditambah dengan kalimat 'Free Wi-Fi' .

Roora menoleh ke arah Daffa yang lagi natap dia datar, sedatar dadanya, ga deng boonk!

"Ehehehe, yaudah, nih handphone lu, buruan sambungin. Terus, langsung chat Azka! Awas aja kalo buat main PUBG." Ucap Roora sarkastik.

Daffa merebut handphone-nya dan langsung menyambungkan WI-FI Cafe tersebut. Notifikasi pun bermunculan, mengakibatkan handphone Daffa berbunyi terus-menerus sampai orang-orang menoleh ke arah meja Roora dan Daffa.

Notifikasi terbanyak diperoleh dari aplikasi, Instragram, WhatsApp, Line, Facebook, Twitter, dan Shopee. Eh, tunggu! "Kok Shopee lu warnanya pink, sih? Versi terbaru, ya?" tanya Roora ke Daffa.

Raut wajah Daffa berubah menjadi panik, "Hah? Eng-enggak! Eh, i-iya! Ini Shopee versi barunya, ehehe," jawab Daffa sambil menggaruk telinganya.

"Ooh, kalo gitu, nanti kalo udah balik gua mau download, ah," celetuk Roora.

Daffa makin panik,"nghh ..., jangan! Mending pake yang warna oren aja, soalnya Shopee yang warna pink jelek banget, i-iya jelek! Lemot, kadang barang yang sampe gak kayak yang di gambar. Udah, gak usah download!"

Roora pas denger kata 'barang yang dateng gak sesuai pict' pun langsung lesu, jadinya, ia hanya mengangguk mengiyakan.

"Udah belum?" tanya Roora.

"Apanya?" tanya Daffa balik.

"Ngechat Azkanyaaa!" geram Roora.

"Oh."

"Anj-astaghfirullah, sabar, 'kan, hambamu ini ya Allah."

"Kok nyebut?" tanya Daffa kebingungan.

"Daffa yang ganteng, imut, kiyud, cool, mending lu ngechat Azka dulu, deh, dia ada dimana? Dari pada kita semaleman di sini gak pulang-pulang, ya, 'kan? Heheheeee," tutur Roora berusaha sabar dengan makhluk spesies seperti Daffa ini.

Daffa mengangguk, "Oka!"

Roora menghembuskan napasnya gusar, memiringkan kepalanya ke kanan, ke kiri, siapa tahu ketemu cogan, tapi gak ketemu-ketemu. Ngetuk-ngetuk ujung kakinya ke lantai. Iseng-iseng Roora nengok ke belakang, pengen tahu aja, Faqih sama cewek burik bin buluque-nya udah cabut apa belum? xixixi.

"Sayang ..., kapan aku di kenalin ke orang tua kamu." Sumpah demi apa pun, Roora pingin ngakak pas ceweknya manggil Faqih dengan sebutan sayang.

"Imel, kamu sabar aja dulu, ya. Kalau untuk sekarang-sekarang ini kayaknya aku belum bisa ngenalin kamu ke mereka, soalnya, mamah sama papah ku belum berhasil ngehancurin keluarganya Roora, kamu udah tahu Roora, 'kan?"

Deg!

"Ng-ngehancurin? Gua gak salah denger, 'kan, Let?" celetuk Daffa yang entah sejak kapan ikut menguping pembicaraan Faqih dengan pacarnya.

"Astagfirullah, Daffa! Ngagetin aja!" sentak Roora sembari mengelus dadanya. Sedangkan Daffa cuman cungar-cengir mamerin giginya yang biasa aja.

"Udah diem, itu cowok barusan ngomongin keluarga elu, 'kan?" tanya Daffa.

"G-gua gak ngerti, tapi, barusan Faqih nyebutin nama gua."

"Apa jangan-jangan, keluarga mantan sahabat lu itu punya dendam kesumat sama keluarga lu?" selidik Daffa dengan muka seriusnya.

"Udah diem. Mending kita dengerin kelanjutannya dulu," ucap Roora langsung di angguki oleh Daffa.

Roora memasang telinganya baik-baik. Siapa tahu saja, Roora bisa mendapatkan something yang penting.

"Ish! Roora lagi Roora lagi! Emang ada apa, sih, antara keluarga kamu sama keluarganya Roora?!" tanya Imel pada Faqih.

"Huft ..., kata mamah, keluarga Roora yang udah bikin keluarga aku hancur. Tapi aku gak tau sebabnya itu apa," jawab Faqih lesu.

"Kenapa Tante Tasya sama Om Keynand gak jelasin semuanya ke kamu?" tanya Imel kembali.

"Gak tau, deh. Udah lah, gak usah bahas Roora. Males aku, tuh, sama dia." Faqih menarik tangan Imel berdiri dan meninggalkan Cafe setelah menaruh uang di atas meja Cafe.

Roora di buat semakin bingung, ada apa dengan keluarga mereka? Apa benar keluarga Faqih mempunyai dendam kepada keluarganya?

"OI BOCAH!"

"ASTAGFIRULLAH, KOCENG!" seru Daffa dan Roora berbarengan.

"Kocheng mbah mu kui. Ngapain kalian berdua ngelamun? Buruan, mau balik kaga?!" cetus Angkasa yang gak tahu datang dari mana.

Roora dan Daffa pun langsung buru-buru ngeberesin barang mereka. Sejenak, mereka berdua ngelupain pembicaraan Faqih dan Imel tadi.

"Lah, Azka mana?" tanya Roora celingukan nyari Azka yang gak kelihatan bulu hidungnya.

"Di mobil. Molor dia, udah cepetan, keburu sore."

***


NAH, TAU, 'KAN, SIAPA EMAK-BAPAKNYA FAQIH? MASIH INGET SAMA MEREKA KAGA? KALO LUPA BACA ULANG AM I STRONG COBA_-

VOTE, KOMEN, FOLLOW KALAU MAU AHAHA_-

YANG MAU LEBIH KENAL SAMA GUA, ATAU MAU SOKAP'AN SAMA GUA, YUK FOLLOW IG GUA, ADA DI PROFIL, YA. KALAU MAU WA GUA, SILAKAN DM KE GUA, EHEHE, ATAU, KOMEN AJA DAH, POKOKNYA TERSERAH KALIAN. BIAR KALIAN TAU, GIMANA SIKAP GUA DI REAL LIFE.

Rencananya gua mau bikin group gitu di wa, tapi takutnya kalian pada ngatjangin aghuuu:(

I'm not Perfect[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang