1

142 11 2
                                    

Semenjak Roora menanyakan tentang Keynand dan Tasha, kini, orang tuanya gencar memberi nasihat kepada Roora untuk menjaga diri. Bahkan, Alex membayar beberapa bodyguard untuk menjaga Roora dari segala bahaya.

Tentu saja, bodyguard yang dibayar oleh Alex bukan abal-abal. Bodyguard itu telah dilatih teknik-teknik beladiri dengan baik, tentu saja dengan otot besar dan muka seram. Tak lupa, Alex rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta untuk membayar mereka.

"Pak, udah sih, aku bisa ke kelas sendirian. Udah sana sana," usir Roora sambil mengibaskan tangannya.

Ya. Hampir setiap hari bodyguard yang dikirim papahnya selalu mengikuti dirinya kemana saja. Kecuali, kamar dan toilet. Ketika di sekolah pun, mereka masih memantau aktivitas Roora dan juga mengantar Roora hingga ke kelas.

"Maaf. Lanjutkan jalan anda nona, atau saya akan menelepon ayah nona dan nona akan di kurung selama satu minggu." Ancam salah satu bodyguard yang dipercaya oleh papahnya Roora.

Roora meringis membayangkan dirinya dikurung selama satu minggu. Sungguh, ia tak mau. Akhirnya, Roora pasrah melanjutkan jalannya ke kelas dengan diikuti beberapa bodyguard-nya.

Yang di belakang Roora ngeri-ngeri woi.

Iya anjir, mukanya ganas-ganas.

Perasaan dari kemaren tu orang di belakangnya Roora mulu dah.

Bodyguard-nya, biasa anak mami.

Udah gede, masih aja dikawal.

Gila sih, gak malu sama umur.

Adek gua yang umur tujuh tahun aja berangkat sekolah sendiri.

Roora menulikan telinganya, tidak perduli dengan kata-kata yang dilontarkan oleh siswa maupun siswi yang melihatnya. Sedikit rasa kesal di dalam dirinya, tapi, Roora harus menahan itu semua, demi kebaikan dirinya, dan orang tuanya.

"Udah sampe, Pak! Udah sono ah pegi!" usir Roora agak kesal, dan akhirnya mereka pergi meninggalkan kelas Roora. Ingat! HANYA KELAS BUKAN SEKOLAH. Disetiap sudut sekolah, pasti selalu ada dua sampai tiga orang yang akan memantau.

"Wei, Let! Masih dikawal sama tulang kawat otot besi?" tanya Daffa yang menghampiri Roora di mejanya.

Roora mengangguk.

"Tau gak sih? Kesel banget gua sama mereka, di mana-mana selaluuuuuuuuu aja mereka ada! Kayak setan yang di perempatan komplek!" sungut Roora.

"Ya mungkin aja ortu lu khawatir sama lu, udah lah, turutin aja, toh, untuk kebaikan lu juga." Azka ikut menyambung. Hanya Azka yang otaknya bener.

Bel masuk berbunyi. Semua murid mulai duduk di bangkunya masing-masing. Tak terasa bentar lagi Roora dan kawan-kawan akan mengikuti Ujian Nasional.

brugh!!!

Suara dentuman yang lumayan keras itu memancing perhatian seluruh isi kelas Roora, mereka yang penasaran pun mulai keluar kelas dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apaan sih?" tanya Roora ke Azka.

"Mana gua tau, kan gua di sini dari tadi,"jawab Azka. Bener juga sih.

I'm not Perfect[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang