skuy brntm

170 13 2
                                    

"Ish, kesel gue sama lu." Roora berjalan mendahului Angkasa yang berada di belakangnya. Setelah tadi ia ditinggal di rumah sendirian, kini Roora sudah berada di Restauran favorite keluarga nya.

"Ya sori, lu sih pake acara pingsan segala. Gue sama yang lain tadi udah kelaperan gara-gara beresin rumah lu, eh ralat rumah nyokap bokap lu yang gedenya nandingin lapangan golf," jelas Angkasa yang berjalan di samping Roora.

Roora gak nanggepin penjelasannya Angkasa, intinya dia sekarang laper pengen makan. Makan orang.

Untung saja Roora sudah hafal dengan tempat yang keluarga mereka sukai, jadi Roora tidak akan kebingungan.

Roora langsung duduk di kursi yang kosong, gak peduli sama tatapan terkejut dari yang lainnya. Kesel Roora, tuh.

"MBAK! BAGI MENU!" teriak Roora. Mbak-mbaknya langsung lari nyamperin Roora dan ngasih menu-nya.

Serem coi ngeliat muka Roora yang lagi ngambek. Lebih serem dari demit. Orang tua Roora aja cuman bisa diem sambil geleng-geleng kepala.

"Nih, buruan ya, Mbak, saya laper. Kalo lama saya bakar ini resto sampe angus." Mbak-mbaknya nerima menunya dan langsung pergi buat ngasihin pesenan ke kokinya.

"Kalo lama gimana? Kan yang lu pesen banyak," celetuk Daffa yang berada di depannya.

"Gue bakar ni resto sampe mampus. Kalo bisa gue bakar seorang-orangnya," jawab Roora dengan ekspresi datarnya.

"Yeuu! Ini resto bokap gue enak amat lu bakar. Gue sleding juga lama-lama," serobot Angkasa dengan nyolotnya. Ya, memang restoran ini milik Jo. Tepatnya milik Papahnya Angkasa.

"Bodoamat! Salahnya gue ditinggalin di rumah sendirian. Untung gue gak kaya mama, yang takut kalo ditinggal sendirian di rumah." Roora melirik mamanya yang berada di ujung meja.

"Apaan, kok, bawa-bawa mama. Mama, kan, penakutnya dulu pas SMA. Sekarang udah enggak," jawab Caca gak kalah saing.

"Hilih! Mama waktu itu nonton the nun aja teriak-teriak minta temenin. Padahal udah sering ditonton," sindir Roora.

"Ya gak papa si, dari pada nonton brazzer." Leri nyambung. Padahal gak ada kabel.

"Brazzer pala lu bledug! Ga inget umur lu peler!" Caca nyerampang kepalanya Leri pake kotak tissue.

"Gue mah enggak pernah nontonin begitu, tapi gue langsung praktekin. Ya gak sayang?" sambung Mamat sambil ngelirik ke istrinya-Cici-genit.

"Pada ngomongin apaan sih?" celetuk Alex yang dari tadi diem aja.

"Sok polos lu tai!"

"Najis!"

"Udah tua sok bayi!"

"Gak inget umur!"

"Otaknya sudah dangkal, sudah tidak bisa mengerti bahasa orang dewasa."

"Gobloknya kaya yamaha, semakin ke belakang."

"Kedepan goblok!"

"Aku sebagai anaknya papah Alex merasa malu bila papah Alex sudah tydack bisa mengerti apa yang sedang kami bicarakan."

"Bocah, bahasa lu tinggi amat dah. Ngelebihin Pikiran Fracetio."

"Demi TUHAN!"

"Lu kata lagi iklan Eyang Subur?"

"Aku?"

"Jadi duta sambel lain?"

"Dulu, sih, pernah make minyak jelantah, tapi rambutnya makin keriting kaya jembut."

"Astagfirullah Caca mulutnya ... "

"Astagfirullah ukhty, mulia sekali .... "

"Pi, bukan ukhty, tapi ughtea."

"Lu anaknya siapa si Daf?"

"Anaknya Papi Peler awokaakwok,"

"Sinting!"

"DIEM LOH, AKU TUH LAPER. MANA INI MBAK-MBAKNYA, LAMA BETOL! TRIGERRED NIH DAKU TRIGERETTT!!!" teriak Roora menggelegar sampai menggetarkan hati dia yang beku.

"Apasi anjing garing." Azka nyeletuk.

"Anjing goblok." Roora mendelik ke Azka.

"Sesama anjing mending diem njing," pungkas Angkasa sok bijak.

"Elu induk anjingnya," sambung Daffa.

"Kalian anak-anak anjing mending diem ya anjing." Caca nyambung lagi.

"Ya Allah, mamah ..., mulutnya ...." Roora mendramatisirkan sampai mbak-mbak pelayannya naruh makanannya ke depannya.

"Udah, makan dulu sana." Alex menginterupsikan.

Roora mengangguk dan memulai memakan makanannya. Diem, anteng. Meja mereka sekarang sepi, sunyi. Alhamdulillah ya ukhty, akhi.

"Oh, ya, mah." Roora mengeluarkan suaranya.

"Iya?" jawab Caca dan Alex berbarengan.

"Mamah  sama papah kenal Om Keynand sama Tante Tasha, gak?"

"...."

####

Pendek. PENDEK. P-E-N-D-E-K.

PENDEK YA KAN?

NEXT!! "1"

I'm not Perfect[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang