"Kau dan aku adalah bom. Kau bagaikan bom granat tangan, yang bisa meledak langsung. Dan aku bagaikan bom waktu, yang bisa meledak kapan saja."
***
"Kamu harus pinter-pinter buat narik perhatian Roora lagi, kaya pertama kali kalian ketemu." ucap papahnya Faqih.
Faqih menghembuskan napasnya gusar.
"Iya. Faqih udah usaha begitu, tapi Roora keras kepala, dia masih marah sama aku, pah. Marah banget kayanya." jelas Faqih.
"Kalo begitu, mau gak mau, kita harus ngelakuin rencana yang lain." sambung mamahnya.
Faqih bingung. Kenapa orang tuanya benci banget sama keluarga Blanes itu. Setahu Faqih, mereka gak pernah ketemu sama keluarga Blanes. Mungkin.
"Mah, pah, Faqih mau nanya." ucap Faqih sembari menegakkan tubuhnya di sofa.
Orang tuanya menoleh, "tanya aja."
"Sebenernya antara mamah, papah, sama keluarga Roora itu ada apa, sih? Kok kayanya kalian benci banget sama mereka?" pertanyaan Faqih, membuat kedua orang tuanya mengubah raut wajah menjadi menahan amarah.
Faqih yang melihat bergidik ngeri sendiri, apa sebegitu bencinya?
"Kamu akan tau, nanti."
***
"Azka!!! Ada bunda sama ayah lu di bawah! Bangun!!!" teriak Roora sambil loncat-loncat di ranjang yang sedang di tiduri Azka dan Daffa.
Azka dan Daffa memutuskan untuk menginap di rumahnya Roora, karena udah terlanjur malem mereka mainnya. Dan untungnya, orang tua mereka ngizinin mereka untuk menginap.
(Andai orang tua author begini, hiks.)
"Woi!!! Bangun!!! Ortu lu itu udah nungguin!!! Daffa juga! Itu mami sama papi lu baru dateng itu woiiii, astagfirullah!" teriak Roora sambil loncat-loncat di ranjang mereka.
Demi apapun, mereka berdua kebonya subhanallah.
"ini kamera mana kamera, gua nyerah suwer! Nyerahhh!!! MAH!!! DAFFA SAMA AZKA GAK MAU BANGUNNNN!!" teriak Roora sambil melangkah keluar kamar, menghampiri mamah dan papahnya yang lagi kumpul sama orang tua Azka dan Daffa.
"Mah! Itu Daffa sama Azka masyaallah kudanil betul! Nyerah ah Roora, nyerahhh." grutu Roora.
Semuanya langsung menoleh ke arah Roora, tersenyum simpul, lalu mengatakan secara bersamaan, "Mampus."
Roora mendelik,
"FAAAKKKKK!!!"
***
"Kok, lu masih SMP udah bisa bawa mobil, sih, kak!" rengut Roora di samping kursi supir.
Ya. Mereka lagi jalan-jalan, dan yang nyetir mobil si Angkasa, sedangkan Azka dan Daffa lagi mabar PUBG. Mumpung hari minggu.
"Ya emang ngapa? Masalah?" santai Angkasa sibuk menyetir.
"Ya, kan, lu masih bocah! Ntar kalo ketilang gimane? Ntar orang rumah pada marah loh," ujar Roora sambil memperhatikan Angkasa yang sedang sibuk menyetir.
"Enggak, santai aja. Gak ada polisi yang berani nilang mobil ini. Jugaan, gua di ajarin bawa mobil sama Papah, jadi, gak mungkin orang rumah bakalan marah," jelas Angkasa panjang lebar, sedangkan Roora cuman ngangguk-ngangguk kepala.
Lagi bikin tik-tok, anjir.
"Yee! Bocah! Gua lagi ngomong panjang lebar lu malah ngangguk-ngangguk bikin tok-tok assalamu'alaikum," cetus Angkasa.
"Ya bodoamat, sih! Suka-suka gua, gua, kan, mau jadi muser terkenal, biar dapet duit," jawab Roora sekenanya.
Angkasa masa bodoh, dia lebih memilih ngelanjutin nyetir dari pada nyautin bacotnya Roora.
Roora lagi sibuk ngeliat-liat akun tik-toknya, lumayanlah, followers nya udah lebih dari dua ribu, dan like nya pun udah lebih dari lima puluh ribu.
"Eh, ada komenan baru, ihirrr!" cepat-cepat Roora membuka kolom komentar tik-toknya,
Adam.g_
Cantik banget, sih! Follback gua, dong.Setelah membaca komentar itu, Roora men-cek profil cowok yang baru saja mengomentari videonya, "WANJAAYYY!!!"
"EH MONYONG! MONYONG!"
"ANJING! GAGAL DINER SAMA CHICKEN KAMPANG!"
"ASTAGA! ROORA!!!"
Azka, Daffa, dan juga Angkasa serentak menoleh ke arah Roora. Dengan mobil yang sudah Angkasa pinggiran pastinya. Sedangkan yang di pelototi malah sibuk cengar-cengir sama layar handphone, gila emang!
"Lu ngapa, sih, pake acara teriak-teriak begitu, bahaya ngarti?!" tegas Angkasa sembari merebut handphone milik Roora.
"Ih, kak, ihhhh, sinii, hape gua jangan di ambil, ihhh!" pinta Roora berusaha merebut kembali handphone miliknya itu.
"Gak! Azka, Daffa, coba cek handphone Roora," ucap Angkasa sambil melemparkan handphone Roora ke arah Azka dan Daffa. Roora berusaha mengambil handphonenya, namun selalu di cegat oleh Angkasa. Mau gak mau, Roora cuman bisa diem sambil ngeliatin nasib cogan yang baru Roora kenal.
Angkasa kembali menghidupkan mesin mobilnya, dan melaju ke tempat yang akan di tuju, yaitu ... Starbucks skyline. Tempat tongkrongan Roora sama Angkasa kalo lagi gabut parah.
"Ohhh, jadi Roora lagi kenalan sama cowok rupanya ... " Ucap Daffa dengan suara yang sengaja di keraskan.
"Ohhh gituuuu." Sambung Azka ikut-ikutan.
Angkasa menoleh ke arah Roora,
"Gua laporin lu ke bonyok lu."
Mampus gua.
###
NEXT KE 'HOALA'
HOALA Y ANJENK BUKAN OALATolong, sih, yang lagi baca cerita gua, gua minta tolong banget, cek-in part cerita ini, kebulak balik atau enggak? Plisss bangettt.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Perfect[Slow Update]
AcakH I A T U S. #Warning! *Part cerita ini ngacak dengan sendirinya. Saya sudah berusaha untuk kembalikan kembali susunan part-nya, tetapi selalu gagal. Dimohon untuk semua pembaca untuk mengikuti intruksi yang saya berikan di akhir part. Terima kasih...