Bel istirahat sudah berbunyi, setelah melakukan voting untuk pemilihan pengurus kelas, Roora masih diam ditempat duduknya. Tak ada niat untuk pergi ke kantin. Baginya sekarang adalah, lebih baik gak usah makan timbang makan tapi banyak yang minta traktiran.
Sifat medit bin koretnya Roora muncul pas Roora udah ancur pertemanan sama Faqih. Where are you Faqih? Hoho, dia dari dulu ngejer ngejer Roora, tapi langsung Roora tabok dengan sejuta kebajingan.
Azka dan Daffa sedari tadi melihat gerak gerik Roora, mereka berdua juga bingung, kenapa Roora diem begini? Padahal kata orang tua mereka, bude Caca itu banyak bacot kaya Dedi kobuser.
"Leta," panggil Azka, Roora menoleh, dan menaikkan alis sebelahnya bertanya.
"Lu gak ke kantin?" tanya Azka
"Enggak." jawab Roora singkat, dan kembali memainkan handphone-nya.
"Kenapa? Kantin aja skuy, lu pasti udah laper," ujar Daffa menyerobot
"Enggak. Kalian aja, gua gak mau keluar kelas." jawab Roora
"Udah, ayokkk!" tanpa aba-aba, Daffa menarik tangan Roora, hampir saja Roora ngejungkel gegara tarikan Daffa yang kenceng.
Roora pasrah aja, dia cuman ngikutin Daffa sama Azka yang ngegandeng tangannya, berasa nenek nene mau nyebrang. Banyak anak-anak yang di koridor melihat heran ke arah Roora, namun, Roora gak peduli.
Dan akhirnya, mereka sampe di kantin sekolah, duduk di meja pojok deket balkon. Kantin sekolah memang seperti itu, sengaja bertepatan dengan taman, agar udara segar bisa menyapu karbon dioksida yang keluar dari anak anak sekolah maupun penjual.
"Lu mau makan apa? Gua tadi dikasih duit sama bude Caca, katanya buat kita makan, nih." Azka menyodorkan tiga lembar uang berwarna merah di meja.
"Loh, kok kalian bisa di kasih duit sama mamah, sih? Gua yang anaknya aja kudu ngesot ngesot." ucap Roora keheranan
"Lah wong kita!" Azka dan Daffa tertawa bersama, menghiraukan raut wajah sebal dari Roora. Setidaknya, mereka berhasil membuat Roora sebal dan tertawa.
"Udah, ini mau makan apaan? Sono kalian aja dah yang pesen." suruh Roora mulai berani.
"Gua aja dah yang pesen, biar lu sama Azka nunggu disini." ucap Daffa cepat sembari menyambar uang yang ada di meja.
"Lah, tumben lu mau? Ada something nih agaknya!" selidik Azka.
Azka dan Roora celingak celinguk, ah, pantas saja Daffa mau memesan, di warungnya sedang ada segerombolan ciwi ciwi cakep pake rok mini, mana pahanya mulus pisan euy!
"Dasar mata keranjang!"
***
Baru kali ini Roora makan dikantin dengan lahapnya. Tidak memperdulikan pandangan siswa siswi yang di sekitarnya, toh, sekolah ini juga akan menjadi milik Roora.
Meja kantin Roora, Azka, dan Daffa penuh dengan makanan dan minuman. Mentang-mentang di kasih uang banyak, seenaknya beli makanan sebanyak itu.
Yah. Walaupun sebanyak itu, Roora badannya tetep aja triplek, depan belakang datar, kaya bukan cewek. Azka dan Daffa pun sanggup, bahkan sangat-sangat-sangat sanggup menghabiskan semua makanan yang kurang lebih dua puluh lima piring itu.
"Ekhem!" deheman seseorang membuat Roora, Azka, dan Daffa menghentikan kegiatan makan makannya. Mereka menoleh secara bersamaan ke arah orang yang telah mengganggu aktivitasnya itu.
Oh shit!
"Hai, Ra!" ya. Dia adalah Faqih, seseorang yang telah mengubah hidup Roora yang awalnya berwarna menjadi menggelap.
Berlagak seperti layaknya orang biasa yang tidak mempunyai dosa, anak laki-laki itu masih bisa tersenyum lebar di depan Roora. Demi apa pun, Roora jijik dengan senyuman itu.
"Siapa lu?" tanya Azka dengan tatapan tidak sukanya. Faqih mengalihkan pandangannya ke arah Azka dan Daffa bergantian.
"Gua Faqih, sahabatnya Roora." jawab Faqih dengan entengnya
"Sahabat?" beo Daffa dan Faqih mengangguk mengiyakan.
Azka dan Daffa saling pandang.
"Bener dia sahabat lu, Ta?" tanya Azka ke Roora yang asik makan mie ayam
Roora menghentikan aktivitasnya, melirik ke Faqih sebentar, lalu menggeleng.
"Tuh, Leta aja gak nganggep lu sahabat, lu kali yang berlebihan." sarkas Daffa kepada Faqih.
"Ra! Kan gua udah minta maaf sama lu, itu juga 'kan kejadian udah satu tahun yang lalu! Kenapa, sih, lu gak mau maafin gua!" sentakan dari Faqih membuat Roora tersedak makanannya. Buru-buru ia meminta minum kepada Azka dan Daffa.
"Goblok! Lu gak liat Leta lagi makan, hah?!!!" bentak Daffa balik
"Lu siapa sih, sok amat! Ini urusan gua sama Roora. Lu gak perlu ikut campur!" sengit Faqih. Roora menggebrak meja, membuat semua pasang mata mengarah ke meja Roora.
"Gua udah sabar banget ya sama kelakuan lu, gua udah lama gak mau ngurusin lu lagi, tapi kelakuan lu makin lama makin liar! Gua jijik sama muka sok polos lu itu! Gua udah jijik sama lu Qih! Jijikkkkk!!!" teriak Roora tepat di hadapan Faqih, Roora bener-bener udah jijik sama Faqih.
Faqih menyeringai.
"oke, tapi jangan pernah nyesel sama apa yang udah lu lakuin ke gua." bisik Faqih.
Apa yang Faqih maksud? Menyesal? Buat apa Roora menyesal! Gak guna.
Faqih meninggalkan meja Roora dengan senyuman, yang bagi orang-orang itu sangat lah ... mengerikan.
###
NEXT KE 'SST'
Happy ied mubarak!!!😇🙏🏼✨
Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan bathin
Maapin aing y bocah, kalo g dimaapin g up lg ni.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Perfect[Slow Update]
AcakH I A T U S. #Warning! *Part cerita ini ngacak dengan sendirinya. Saya sudah berusaha untuk kembalikan kembali susunan part-nya, tetapi selalu gagal. Dimohon untuk semua pembaca untuk mengikuti intruksi yang saya berikan di akhir part. Terima kasih...