Aku ngga tahan buat ngga up, bosen ga sih aku nge up terus gini? T_T
Note: better read by play Sam Smith-I'm not the only one.
You say I'm crazy
Cause you don't think I've known what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one.
.
Lembar demi lembar mencuri atensi Jungkook sejak awal kedatangannya. Jarinya dari tadi mengapit pulpen, menggerakkan untuk memberi tanda tangan disana. Saat lembar terakhir telah usai, punggungnya ia sandarkan kasar ke seat bangku kulit tersebut.
Derit pintu menghentikan laku Jungkook yang tengah memijit kening, diikuti dengan kemunculan seorang wanita cantik di balik sana.
"Istirahat dulu, jangan memaksakan diri."
Lalisa, nama si jelita. Ia melirik ke arah ujung meja Jungkook sebelum akhirnya kembali bersuara,
"Tumben membawa bekal."
Jungkook mengangkat bahunya acuh. Ia membenarkan duduknya kemudian menatap sekretarisnya itu datar,
"Harus sekali malam ini?"
Lalisa berkacak pinggang. Maniknya berotasi jengah kemudian sesaat Jungkook mengungkapkan tanyanya.
"Kan kamu yang bilang mau ketemu semalam. Lagian, jarang-jarang tuh dia punya waktu buat sekedar makan malam."
"Iya iya. Makasih ya, Lis. Ku traktir bekal, mau?"
Tawa si gadis bersurai blonde itu terdengar lepas mengisi ruang kerja. Tangannya mengawang di udara seraya menggeleng pelan,
"Nggak deh, itu buatanmu. Pasti nggak enak."
Candaan tersebut dibalas langsung oleh Jungkook, "ini buatan ibuku, omong-omong."
Lalisa mengangguk seraya alisnya terangkat sebelah dan bibirnya tersenyum curiga.
"Kalau gitu aku nggak nolak. Aku masih ingat seminggu lalu, kamu bawa puding, buatan ibumu juga?"
Jungkook mengangguk samar.
"Ibumu pandai sekali memasak."
°˖✧◝
Beberapa saat Jungkook terpukau melihat siluet yang kini sudah berada di hadapannya, dengan bibir tertarik sempurna hingga pesonanya hampir membuat kala itu buta.
"Jeon Jungkook, benar?"
Sapaan itu sangat halus, membuat Jungkook semakin kepayang. Wanita dengan balutan gaun sepaha tersebut terkekeh pelan, lalu mengambil posisi duduk di hadapan. Jungkook semakin salah tingkah. Ia mengulurkan tangannya gugup ke seberang yang disambut kemudian.
"I heard u're one of my fans. I can't believe i meet u here. Benar kata orang, eksekutif mereka ini sangat tampan."
Jungkook tertawa pelan. Kerahnya ia tarik layaknya orang angkuh dibalas dengan seringaian yang dibuat-buat.
"Sangat tampan untuk ukuran seorang fans, kan?"
Si lawan bicara mengangguk setuju lalu menutup mulutnya anggun seiring tertawa.
"Lalisa banyak menceritakanmu sebelum aku berangkat kesini tadi. Ia bilang kamu kaku dan dingin, kok aku merasa malah sebaliknya, ya?"
Jungkook tidak langsung menjawab, ia malah sibuk dengan memotong steak di piring, menjadikannya potongan kecil lalu menaruhnya ke hadapan si wanita.
"Jangan percaya apapun yang dikatakan Lisa tentangku Rose, dia suka membual."
Rose tidak berhenti mengulum senyum cantik miliknya, merekam bagaimana si pria gagah di hadapannya tengah asyik menyantap makanan yang tersedia.
"I knew u for a long time. Kamu nggak berubah sama sekali."
Kalimat itu terjeda. Rose melepaskan pagutan jari pada garpu dan pisaunya, memangku dagu dengan tangan kiri lalu menghadap keluar jendela.
"Aku senang pas Lalisa bilang kamu mau jumpa lagi denganku."
Sang lawan bicara berlaku sama. Suapannya terhenti kemudian mengalihkan atensi ke si jelita. Seketika memori memenuhi benaknya, tentang mereka yang dahulu bersuka hingga akhirnya harus terpisah karna suatu perkara.
"Sudah enam tahun. Kamu nggak rindu kita yang dulu, Kook?"
°˖✧◝
Dahyun sangat tidak baik malam ini. Isi perutnya berulang kali minta dikeluarkan dan sekarang panas mendera tubuh kecilnya. Ia bahkan tidak makan sejak siang karna kehilangan selera.
Tubuh ringkih itu berbaring di springbed, mengelus permukaan yang terbalut dengan kain putih lembut. Dingin. Tidak ada kehangatan karna sudah ditinggalkan hampir seharian oleh seseorang yang biasa berbaring disana.
Kebiasaan, matanya enggan terpejam walau sebentar. Ia butuh Jungkook sebagai penawar malam. Lama bermenung, sebuah nada dering membuat Dahyun bergerak. Bibir tipisnya membentuk sabit bulan sesaat sebuah nama muncul di layar.
"Belum tidur?"
"Aku terbangun, kak. Masih kerja?"
"Iya. Tidur lagi saja. Sepertinya aku bermalam di kantor."
"Jangan sampai lupa istirahat dan jangan banyak minum kopi, kak."
Komunikasi via suara itu terputus. Dahyun mengeratkan peluknya ke guling hingga sebuah isakan kecil memenuhi kamar tersebut. Ia tahu kekasihnya berbohong karna tanpa si lawan bicara tadi sangka ia menangkap suara lenguhan wanita.
°˖✧◝✧˖°
Hayo kemarin siapa yang udah nethink ke Lalisa?
Lalisa Chloe Manoban.
Roséanne Park.