Such a coward for all to see
I am farewell ridden.
.
.
.
Mengingat kembali tekat yang telah dibuat, Dahyun kembali ke alamat. Tiga minggu, tak sempat terkira ia akan cium bau sampah makanan yang menusuk hidung di apartmentnya dulu. Menelisik ke dapur, Dahyun dapati nampan berserakan tak tercuci, bahkan tempat sampah penuh akan cup mie. Tak sampai hati Dahyun bayangkan bagaimana Jungkook merawat diri.
Hela napas, kemudian ia singgahkan tas selempang di atas meja. Ia gulung lengan si sweater rajut toska sebelum membersihkan kekacauan yang ada. Jungkook gila kerja, maklum jika urusan rumah terhempas begitu saja.
"Dahyun?"
Pemilik nama balik badan, buru-buru sudahi aktivitas mencuci lalu hampiri canggung sang lawan.
Empat pasang mata masih beradu tatap dalam bisu. Mendadak menjadi pengecut, di balik niat yang sebelumnya menuntut.
Dahyun pandangi raut lelah Jungkook yang tidak mati pesona. Pipinya terlihat lebih pipih dengan kantung mata yang terlihat jelas. Surainya kehilangan kontrol jel klimis hingga beberapa helai poni tutupi sepertiga kening.
"Dahㅡ"
"Akuㅡ"
Dahyun terkekeh samar sebelum persilahkan Jungkook ungkap apa yang ingin ia bicarakan.
"A-aku minta maaf..,"
Jungkook usap pahanya kasar seraya mengambil nafas panjang sebelum sambung cakap yang terjeda, "..aku minta maaf. I was so shocked that time and.. I.."
"Aku paham, kak. Maaf, karna aku langsung pergi dari sini tanpa bilang apa-apa."
Jungkook ulur tangan untuk raih jemari Dahyun yang tadi mengetuk-ngetuk ringan di meja. Ia genggam erat hingga tubuh keduanya tertarik mendekat. Jungkook tundukkan kepala untuk buat kepalan mereka menyentuh dahinya.
"A-aku tidak mau menikah, Dahyun.."
"A-aku.. a-aku tidak bisa punya anak sekarang.."
Bahu pria itu berguncang seiring isakan tertahan yang mampu Dahyun dengar. Dahyun alih pandang dengan bulir air mata yang perlahan turun, kemudian tarik tangannya dari kepalan Jungkook.
"Tapi ini anakmu, kak. Kamu yang mabuk, hiks- kamu yang waktu itu maksa aku buat ngelakuinnya."
Dahyun bersumpah dalam hati ia ingin sekali saja terlihat tegar. Sekali saja layangkan protes tanpa gentar. Dahyun sembunyikan muka di balik telapak tangan, mengacu Jungkook dengan kuatnya tangisan.
"Maafkan aku.."
Masih sesenggukan, Dahyun bangkit. Ia jatuhkan diri di hadapan sang pujaan. Kedua telapak tangannya beradu, menggosok-gosok dengan kata, 'jangan tinggalkan aku' tersedu-sedu.
Jungkook menunduk dan selimuti tubuh Dahyun dengan peluk. Kepala Dahyun diusap pelan. Semenit kemudian dekapan mereka di lepas. Jungkook pegang erat pundak Dahyun lalu pandangi irisnya lekat. Dahyun raba rahang Jungkook dengan senyum sendu di tengah isakan yang masih laju. Muka ia majukan, hendak satukan belah bibir sebelum Jungkook alih pandang yang buat Dahyun kembali pada ratapan.
Seutas maaf jadi akhir pertemuan mereka. Jungkook pergi, tinggalkan Dahyun di penghujung malam sunyi. Sendirian menanggung cemoohan bisu dari seisi ruang makan tentang bagaimana dahulu mengadu bualan cinta setiap hari, kini tergugu dengan tangis yang mengiris hati.
°˖✧◝✧˖
JUNGKOOK KURANG AJAR!!!
Huft aku emosi sendiri bikinnya. :" DHey, thank you for did the good job today, everyone. Take a proper rest and see you, precious souls! 💖