04.

841 153 18
                                    

ANGGEP AJA DOUBLE UPDATE HIHI

Note: better read with play Taylor Swift-All to well

Hey, you call me up again just to break me like a promise
So casually cruel in the name of being honest

.

.

"Kamu berantakan sekali, tidak sempat pulang?"

Jungkook mengusap mukanya kasar lalu menatap sang teman yang kini berdiri di hadapan. Lalisa menaruh sebuah berkas di atas meja dengan pelan, sesekali menunduk untuk melihat Jungkook yang tampak urakan.

"Apalagi kali ini? Rose?"

Wanita blasteran Kanada-Thailand tersebut sadar bahwa atasannya tengah dihadapi banyak pikiran. Tidak banyak yang tahu, tapi di luar pekerjaan, Lalisa adalah seorang yang Jungkook anggap kawan. Ia mengurungkan tanya kembali saat sadar bagaimana Jungkook sebagai pribadi. Pria berumur 23 tahun itu tidak terlalu suka mengekspos kehidupan personalnya, atau bisa dikatakan Jungkook sangat jauh dari kata terbuka.

"Batalkan saja meeting siang ini, atau kamu saja yang gantikan."

Nada Jungkook tidak bersahabat. Jas hitam di kursi ia sentak begitu saja lalu ia taruh di bahu kanan tanpa mengenakannya. Lalisa cukup terkejut, tapi ia tidak mengeluarkan protes. Jemari kurus miliknya kemudian merogoh telepon seluler di saku celana, bermain di layar pipih tersebut kemudian mendekatkan ke telinga,

"Rose, bisa kita bertemu nanti setelah jam kerja?"

°˖✧◝

Demam panas memaksa Dahyun untuk terus berbaring lemah di kasurnya. Padahal ia sudah berniat untuk bertemu dengan sahabat lamanya hari ini. Dahyun membalik tubuh dan terkejut dengan keberadaan Jungkook di sampingnya yang tengah tertidur lelap. Lelaki itu terlihat lusuh. Kemeja kerja dan dasinya masih terpasang walaupun berantakan.

Seketika pikiran Dahyun mengawang. Kalut dirasakan mengingat apa yang ia dengar semalam. Spekulasi demi spekulasi negatif menghujam pikirannya tanpa henti. Ia ingin bertanya dan memastikan bahwa semuanya hanya salah paham, tapi bagaimana jika semua ketakutannya menjadi nyata?

Tidak, Dahyun tidak sanggup.

Tangan kecil Dahyun menggapai sang wira, mencoba menggoyangkan badannya pelan.

"Kak, bangun yuk? Diganti dulu pakaiannya trus makan siang."

Jungkook bergeming dan Dahyun hanya bisa menghela napas setelahnya.

Dahyun hendak bangun, ia pikir ia harus segera meminum obatnya dan juga mendapatkan sebuah roti untuk ia makan, ah dan juga susu untuk si mungil di perutnya. Namun tubuh kurus tersebut oleng karna ditarik tiba-tiba hingga ia menindih yang lebih tua.

Jantung jangan degup kencang, please.

Ia tidak tahu maksud Jungkook yang tengah melingkarkan lengan kekarnya di pinggang ramping Dahyun lalu memeluknya erat. Belum lagi leher Dahyun yang kini bergesekan dengan hidung mancung kekasihnya. Napas pria itu hangat dan terburu-buru, membuat Dahyun sedikit tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini.

"Maafkan aku, maaf.."

Dahyun menunduk untuk melihat lelaki di bawahnya. Mata itu masih terpejam dan saat Dahyun kembali perhatikan, kening Jungkook penuh peluh. Ia sedikit mengangkat tubuhnya saat rengkuhan di pinggangnya sudah tidak begitu erat. Kembali ia tatap pemuda kesayangannya yang sepertinya dalam mode mengigau. Sesaat ibu jarinya ingin mengusap dahi sang kekasih, hatinya bagai ditusuk belati seiring kalimat Jungkook yang keluar setelahnya tanpa permisi,

"Maafkan aku, Rose."

°˖✧◝✧˖°

Aku bener-bener nyaranin kalian untuk play lagu yang aku note di atas biar feelnya lebih berasa.

MUFFIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang