2. Ina dan Lia

8 1 0
                                    

Persahabatan itu melipatgandakan kegembiraan dan memotong kesedihan

******

Ina POV

Pagi ini aku berangkat sekolah sendiri, karna Dallia, sahabatku, diantar kakaknya yang kebetulan sedang pulang.

Kakaknya seumuran dengan Mas Azmi, kerja diluar kota. Pulangnya satu bulan sekali. Karna itu Dallia memanfaat momen kepulangan kakaknya untuk bermanja-manja ria. Salah satunya antar jemput sekolah. Maklum saja, anak bungsu tiga bersaudara itu anak perempuan satu-satunya.

Ah ya, sahabatku itu nama lengkapnya Dallia Azkiyatul Mursyida. Kami berteman sejak bayi.

Beneran lho itu, kami bersama-sama saat diantar ke posyandu, saat TK, masuk MI, bahkan saat kami duduk di bangku MTs dan MA kami terus bersama.

Hanya saat kelas 2 dan kelas 5 MI kami beda kelas. Selebihnya kami satu kelas bahkan satu bangku. Bosan? Enggak juga. Eh, kadang-kadang ding. Kalo lagi acara ngambek-ngambekkan.

Persahabatan kami memang ga selamanya mulus, kadang salah paham, selisih pendapat juga terjadi. Kalau itu terjadi biasanya kami saling diam-diaman.

Sebel pasti tapi untung sayang.

Kami berdua sama-sama tak bisa saling diam lebih dari dua hari. Hari ketiga sudah  bertegur sapa kembali.  Begitulah.

Author POV

"Assalamualaikuuuum....." Ina mengucapkan salam begitu memasuki kelasnya.

"Waalaikumussalam......" jawab teman-teman Ina yang hadir lebih dulu.

"Tumben sendirian, Lia mana?" Tanya Shavira, salah satu teman sekelas Ina yang duduk di bangku depan Ina dan Lia.

"tadi dia ngirim pesan, katanya mau dianter kakaknya. Mumpung lagi pulang katanya."

"Oooo....."

Tak lama.....

" Assalamualaikuuuum..... man teman good morning selamat pagi" salam Lia heboh.

Baru juga diomongin dah nongol aja.

"Waalaikumussalam..... pagi juga."

"Cie yang dianter kangmasnya seneng bener....." ledek Ina begitu Lia sampai dibangku keduanya.

"Hehehe iya dong soalnya Mas Fahmi ga tiap hari di rumah. Ketemunya palingan sebulan sekali."

Kedua terus mengobrol sampai bel berbunyi, tanda pelajaran dimulai.

"Assalamualaikum..... anak-anak." Sapa Pak Nurdayawan, guru pelajaran Sosiologi, pada murid-muridnya.

"Waalaikumussalam, paaaaaak."

"Ketua kelas pimpin doa"

Arya sang ketua kelas, menggangguk.

"Berdoa mulai....."

Semua berdoa sebelum memulai pelajaran. Suara serupa juga terdengar bersahutan dari kelas  lain.

Skip

Kriiiiiiing........   Kriiiiiiing........   

Ringtone favorit para siswa dimanapun berada, bel berdering dua kali artinya jam istirahat tiba.

Merajut Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang