10. Telur Busuk?

8 4 0
                                    

Orang yang menghinamu saat kau jatuh
Adalah orang yang akan menjadi pengagummu saat kau sukses.

*****

Dua hari yang lalu, Mbak Nisa dikukuhkan sebagai seorang hafidzah.

Menyusul Mas Azmi yang juga seorang hafidz. Beberapa tahun yang lalu.

Apakah berikutnya aku? ntahlah. Karena aku tahu kemampuan menghafalku di bawah saudara-saudaraku. 😢

Wajah ayah dan bunda sangat berseri saat kami sekeluarga menghadiri prosesi wisuda mbak  Nisa.

Kata-kata penuh kebanggaan terus terucap tak terhenti.

Memang sih, orang tua mana yang  tak bahagia dan bangga saat anaknya sukses menjadi seorang penghafal qur'an.

Aku juga bangga pada pencapaian kakakku, tapi di sudut hatiku juga ada rasa iri dan sedih karena hal yang sama.

Yah aku iri, aku juga ingin seperti mereka.

Akupun sedih, aku sedih karna belum punya pencapaian apapun yang membuat ayah dan bunda bangga memiliki aku sebagai salah satu anaknya. 😢😢😢

Wajar kan?

Dan hari ini, keluarga besar dari ayah dan bunda berkumpul. Nanti malam ba'da magbrib akan ada acara syukuran buat pencapaian mbak Nisa.

Sejak kemarin bunda dibantu saudara dan beberapa orang tetangga disibukkan dengan persiapan acara nanti malam.

Para kaum wanita disibukkan membuat berbagai olahan makanan. Mulai dari membuat berbagai macam kue, kue kering maupun kue basah, aneka lauk pauk dan sebagainya.

Sedangkan para pria, membantu menata meja dan kursi, serta menata pot bunga koleksi bunda yang memenuhi halaman rumah. Ayah menyewa terop (tenda) yang ditempatkan dihalaman, agar mampu menampung banyak orang.

Karena selain kehadiran para saudara, ayah dan bunda juga mengundang para tetangga.

Benar-benar semangat gotong royong yang harus di lestarikan.

*****

Sekarang aku sedang membawa minuman yang akan aku suguhkan untuk budhe Halimah dan keluarganya. Yang baru saja tiba dari Nganjuk.

Ayah empat bersaudara, budhe Halimah adalah kakak tertua ayah. Yang kedua bernama pak dhe Arfan, ayah anak nomer tiga, sedangkan adik ayah, bernama tante Maryam.

"silahkan diminum pak dhe, budhe...."  kataku sambil meletakkan gelas berisi teh ke depan masing-masing orang.

"Terima kasih Ina"

"Sama-sama."

Usai meletakkan minuman aku ikut duduk disamping mbak Nisa. sekedar memberikan penyambutan atas kedatangan mereka.

Setelah hampir lima belas menit berbasa-basi, aku berniat pamit undur diri, membantu pekerjaan yang mungkin bisa aku bantu.

Tapi perkataan budhe  menghentikan niatku.

"Hei Ina...."

Merajut Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang