Merajut Bahagia

6. Bund, Curhat dong

Rutinitas berjalan seperti biasa.

Dan pagi ini, aku kembali menemukan kotak di laci. Kali ini warnanya biru. Isinya boneka beruang dengan tulisan i love you.

Akan ada waktunya kamu tahu siapa aku.
Tapi bukan sekarang.
Aku akan muncul bila saatnya tiba.
Kamu hanya perlu menyiapkan hati menerima pengakuan dan perasaanku.

Mr.X

"Masya Aĺloh.... nih orang kok gini amat seeh?"

"Ya udahlah Na. Biarin aja." Kata Lia sambil membuka sebungkus permen mint, dan menawariku beberapa.

Ku ambil satu dan ikut memakannya.

"Udah sellow aja kaya di bungalow.... santai kaya dipantai..." kata Lia mencoba menenangkanku yang terlihat gelisah.

"Brasa kayak di teror akutuh"

"Diteror itu kalo dikirim bom, bangke binatang, boneka anabell.... lah ini.... dikirimin coklat, mawar, boneka."

"Tapi aku ga nyaman Liaaaaa......mana ga tau orangnya lagi"

"Ya kalo tau namanya bukan Mr. X tapi Mr. Fulan "

Aku baru membuka mulut, bel berbunyi nyaring tiga kali. Waktunya belajar.

"Skip dulu masalah kotak kotak itu.... sekarang waktunua tholabul ilm...." kata Lia.

"Sendiko dawuh ibu nyai" jawabku.

Bener kata Lia sekarang waktunya belajar. Bukan mikirin hal ga jelas kay tadi.

Tapi siapa ya... kok penasaran.

Udah dibilangin. Jangan dipikirin kok ngeyel. :-V

----

"Assalamalaikum......" salamku lantas mencium tangan bunda yang sedang menyuapi Hasby.

"Waalaikumussalam...." jawab bunda. "Makan dulu gih, yang masak mbak kamu. Pingin belajar masak katanya."

"Oh ya?"

Bunda mengangguk.

"Masak apaan emang bun?"

"Sayur lodeh sama bakwan jagung."

"Perlu di coba.."

"Ganti baju dulu." Bunda berteriak mengingatkanku.

"Siap bunda ratu......"

Makanan di piring tinggal separuh saat mbak Nisa tiba-tiba duduk disampingku. Entah datang darimana.

"Gimana dek? Enakkah?" Tanyanya sambil menatap ku. Binar matanya menunjukkan berharap jawabanku memuaskan hatinya.

"Mmmm..... gimana yaa?"

"Ga enak ya?"

"Mbak mau nikah ya?" Bukannya menjawab aku malah bertanya balik.

"Hah, nikah? Emang keasinan ya? Tanyannya panik "tadi kata bunda udah pas kok." Lanjutnya sambil mencicipi makanannya yang ada dipiringku.