Happy reading, readers...!!!
Jangan lupa vote yak.😀😀😀
And sorry for typo(s) 🙏🙏🙏💝💝💝💝💝
"Ngawur. Mbak, bunda itu sayang sama kita semua. Ga beda-bedain dengan alasan apapun. Sama orang lain aja sayang, apalagi sama anak sendiri." Ucap Zain sambil menepuk bahuku.
Tanpa disadari keduanya, ada seseorang mendengar pembicaraan keduanya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Anita yang baru selesai membuat roti bolu pesanan tetangganya, berniat memanggil Ina dan Zain, yang biasanya bertugas mengantar pesanan.
Langkahnya terhenti saat mendengar percakapan kedua anaknya.
"Saat itu aku berpikir, betapa mulianya hati bunda, meski bukan anaknya bunda mau menghibur anak tadi."
"Bunda memang baik juga penyayang." Sahut Zain.
Anita tersenyum.
"Tapi, sekarang aku berpikir, kalau anak orang aja di hibur segitunya, kenapa kemarin bunda ga membelaku sama sekali, bahkan sampai sekarang bunda tidak pernah sekedar menanyakan keadaanku pasca kejadian itu. Apa bunda ga sayang ya sama aku?" suara Ina terdengar seperti orang yang putus asa.
Senyum Anita perlahan memudar, langkahnya terhenti.
"Jangan mikir macem-macem gitu ah."
"Apa mungkin selama ini ayah sama bunda berpikir sama seperti budhe Halimah. Kalau aku cuma sebutir telur busuk, anak yang gagal, yang ga membanggakan sama sekali.?"
"Ngawur. Mbak, bunda itu sayang sama kita semua. Ga beda-bedain dengan alasan apapun. Sama orang lain aja sayang, apalagi sama anak sendiri."
Anita urung memanggil kedua anaknya.
Ia memilih menuju meja makan, dan duduk di sana. Menuangkan air ke salam gelas dan meminumnya, sesaat setelah membaca doa.
Berharap air yang di minumnya bisa menetralisir rasa sesak yang menggumpal di dadanya.
Ia mengusap wajahnya kasar.
"Bundaaaa....."
"eh, anak bunda udah pulang, dari mana tadi?"
"Main ma mbak Sa," jawab Hasby.
"Eh tadi De Hasby belum ngucap salam lho...." Kata Anita.
Keluarga mereka memang membiasakan untuk mengucap salam, saat masuk dan keluar rumah.
"Hehehe... Aby upa nda..." Kata Hasby dengan wajah lucunya.
"Gapapa, mana salamnya coba?"
"Cayam ikuuuum..."
"Waalaikumussalam waroh matullohi wabarokatuh." Anita menjawab salam putra bungsunya, lalu mencium kedua pipinya.
"pesanannya udah siap bund?" tanya Nisa, setelah mengucap salam.
"udah, tolong panggilin Ina sama Zain, biar segera di antar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Bahagia
SpiritualAnzil Alaina Rahma gadis manis yang memiliki 4 saudara kandung, terkadang membuat dirinya tak sengaja "terabaikan". 😢😢😢😢 Apa yang ia alami dan apa yang ia lakukan untuk merajut bahagia? Ikuti kisahnnya..... 💕💕💕 Happy reading 😊😊😊 Nb. Karya...