- Kalo jodoh ga akan kemana.
+ Kalo ga jodoh?
- Aku akan berdoa agar dia jadi jodohku
+ Maksa!!!
- No, usaha.🍃🍃🍃🍃🍃
Happy reading, dearest reader.
"Hmmmm.... kue buatan tangan oma mang yang terbaik."
"enak?" tanya Fauzan sambil tersenyum.
"Nggak cuma enak opa, tapi luar biasa uenaak..." Jawab Alfa sambil mengacungkan ibu jarinya. 👍
"Tapi itu bukan buatan oma sayang." Kata Widya sambil tersenyum manis.
"Masak? trus buatan siapa?"
"Buatan calon istri kamu"
Uhuk..... Uhukk.....
🍄🍄🍄
Alfa tengah terbaring di kamar, malam ini dia menginap di rumah oma-opanya. Posisinya selalu berubah, tak lebih dari lima menit. Kadang terlentang, miring kanan, tengkurap, miring kiri, .....
"Aaah.... Ini semua gara-gara ucapan oma, aku jadi ga bisa tidur kan." Ucapnya pelan, sambil mengusap wajahnya kasar.
Ia kembali terlentang, satu kaki di tekuk, sementara kaki yang lain menumpang di atas paha.
Kedua tangannya dijadikan bantal.
Ia kepikiran dengan ucapan sang oma, tentang calon istrinya.
Tadi Widya menceritakan tentang "calon istri" nya dengan antusias. Tapi, Widya tak sekalipun menyebut nama gadis itu.
"Menurut cerita oma gadis itu memang baik, tapi aku terlanjur jatuh hati pada gadis lain. Apa aku bilang saja pada oma tentang perasanku. Tapi aku ga bisa lihat oma kecewa. Aku kudu piye jal?" Alfa bermonolog.
Flashback on....
Kira-kira enam bulan yang lalu.....
Saat itu aku berkunjung ke sebuah panti asuhan. Yang rutin ku kunjungi sebulan sekali, semenjak aku melanjutkan program study tingkat magisterku di kota ini.Aku tengah berada di kantor panti tersebut. Saat netraku tiba-tiba menatap kerumunan anak-anak panti yang sedang mendengarkan seorang gadis berjilbab warna navy, membacakan kisah Sahabat Umar bin Khattab R.A.
Dari tempatku duduk, wajah gadis itu memang tidak terlihat begitu jelas. Tapi, entah kenapa, hatiku menghangat karena gadis itu.
"Dia siapa? apa dia penghuni panti ini juga?" ucapku pelan.
"Dia bukan anak asuh kami, nak Alfa. Tapi putri salah satu donatur kami. Dulu, dia kesini setiap minggu, untuk bercerita seperti itu.
Tapi, sejak masuk SMA, dia kesini sebulan sekali. Banyak tugas katanya." jelas pak Arif, salah satu pengurus panti.
Aku terkejut dan tersenyum canggung, karena ada yang mendengar ucapanku.
"Namanya siapa pak?"
"Namanya An...."
Pak Arif, bahkan belum sekesai bicara, saat tiba-tiba seorang anak berlari berteriak heboh.
"Pak Ariiif.... Pak Aariiiiffff..... Tolong pak."
"ada apa?" tanya pak arif.
"Sonny jatuh dikamar mandi pak." ucapnya sambil terisak.
Aku dan pak Arif segera menuju ketempat yang di maksud anak kecil tadi.
Aku mengangkat Sonny menuju ruang kesehatan panti. Sementara pak Arif menelpon dokter yang biasa menangani anak-anak disini.
Berbekal informasi yang di berikan pak Arif, tepat satu bulan kemudian aku kembali ke panti, sambil berharap bertemu gadis yang membuatku merasa penasaran.
Tapi, sepertinya keberuntungan tidak berada dipihakku. Saat aku baru tiba di panti, untuk menyalurkan sebagian rizki yang Alloh berikan padaku untuk mereka, aku melihat gadis itu di bonceng seorang laki-laki menggunakan sepeda motor meninggalkan area panti.
Hingga dibulan kelima aku bisa kembali melihatnya bercerita di taman dikelilingi para penghuni panti.
Satu jam kemudian, laki-laki yang memboncengnya beberapa bulan yang lalu menghampirinya. Lalu mereka pergi setelah berpamitan pada anak-anak panti.
"Namanya Rahma, seperti namanya dia begitu penyayang, dia tidak merasa canggung berada di antara anak-anak. Anak-anak juga sangat sayang padanya."
Aku tersenyum mendengar penjelasan Pak Arif.
Jadi, namanya Rahma, nama yang cantik, secantik hati dan parasnya.
'Oh ya, ngomong-ngomong laki-laki tadi kakaknya. Jadi, nak Alfa ga perlu cemburu ya.... "
Aku menatap pak Arif dengan mata membulat dan mulut terbuka. 😱😱😱
"Ce.... Cemburu? Siapa yang cemburu pak?"
"Tuh, di dahi ada tulisannya."
Kata pak Arif zambil tertawa. 😂😂😂"Gini-gini saya juga pernah muda nak Alfa." pak Arif masih tertawa meski tak seheboh tadi.
"kalau memang suka, berjuanglah..... Sebut namanya di sepertiga malam."
Fashback off...
⚽⚽⚽⚽⚽
Di sekolah.....
Ina menceritakan kegiatan membuat browniesnya bersama Oma Widya kemarin pada Lia.
"Beneran dia mau jodohin kamu sama cucunya?"
Ina mengedikkan kedua bahu, sambil memakai sepatunya. Keduanya baru saja melaksanakan selesai sholat dhuha.
"Wah, kesampaian nih, yang pengen nikah muda." Ujar Lia sambil duduk di samping Ina dan memakai sepatunya.
"Tapi kan aku belum tau, ini serius atau cuma bercanda. Belum lagi orangnya kek gimana, masih abu-abu."
"iya juga sih, eh bentar, kalo emang "perjodohan" ini beneran serius, nasib orang yang itu gimana?"
"Orang yang mana?"
"Yang diam-diam membuat temanku tersenyum meski dia cuma lewat depan kelas." Kata Lia, sambil menaik turunkan alisnya, berniat menggoda Ina.
Ina salah tingkah.
"Keliatan banget ya?"
"Ina my dearest friend, kita udah bersama udah sejak lahir kali, ga cuma setaun dua tahun. So, i know you so well, baby."
Ina hanya bisa menampilkan wajah polosnya.
"sweet banget sih...." Kata Ina sambil menoel pipi Dallia.
"Ish.... Jadi gimana nasib kisahmu sama sidia?"
"Halah, kisah apaan coba. Biarkan semua mengalir ajalah. Kalo jodoh ga akan kemana."
"Kalo ga jodoh?"
"Aku akan berdoa agar dia jadi jodohku."
"yeee maksa"
"No, usaha"
"Kalo tetep ga jodoh?"
"Yo wes ben. (Ya sudahlah)"
Ina dan Lia menertawakan pembicaraan absurd keduanya.
Hai hai hai.....
Udah vote belum? kalo belum vote dululah, biar aing makin semangat.😍😍😍
Kediri, 5 september 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Bahagia
SpiritualAnzil Alaina Rahma gadis manis yang memiliki 4 saudara kandung, terkadang membuat dirinya tak sengaja "terabaikan". 😢😢😢😢 Apa yang ia alami dan apa yang ia lakukan untuk merajut bahagia? Ikuti kisahnnya..... 💕💕💕 Happy reading 😊😊😊 Nb. Karya...