11. Keep Strong...

7 2 0
                                    

"Yo pancen se bener paribasane wong byen. Ndog sak tarangan rong karuan netes kabeh, mesti ono seng bungker. (Memang benar peribahasa orang jaman dulu, telur satu tempat eraman tidak semua menetas, kadang ada yang busuk.) 🐣🐣🐣

Kali ini aku tersinggung. 😈😈😈

Sungguh.

Tubuhku merespon ucapan budhe, yang sangat-sangat tidak santai itu.

Degh.... Degh....Degh.... Degh....

Jantungku berdetak dengan cepat, mataku memanas. Mendengar ucapan budhe yang secara tidak langsung mengatakan jika aku adalah anak yang gagal. 😢😢😢
 
"CUKUP!!!"

Semua mata menatap ke arah yang sama.

Zain....

Adikku yang super menyebalkan...😤😤😤

Sekarang jadi superhero ku. 😍😍😍

"Cukup jangan diteruskan lagi. Budhe ga tau apa-apa tentang mbak Ina, jadi budhe ga punya hak bicara seperti itu." Ucap Zain dengan wajah datar, dan aura yang mencekam.

Bahkan budhe Halimah dibuat kicep.

Auto silent mode on.

"Ayo...." Kata Zain sambil menarik tanganku.

Zain membawaku ke kamar.

"Udah, kalo pingin nangis, nangis aja. Mumpung adek Mbak yang ganteng ini lagi baik hati."

Tok.... Tok.... Tok.....

"oma masuk ya...."

Kami berdua mengangguk.

Oma Widya duduk disamping ku.

Beliau memegang kedua bahuku.

"Menangislah, keluarkan semua rasa yang mengganjal dihatimu." Ucap oma Widya sambil mengusap punggungku.

Tubuhku bergetar, aku terisak.

"Menangis itu hal yang manusiawi, tapi jangan terlarut dalan keterpurukan. Justru itu yang membuat mereka bangga, karena merasa ucapannya benar."

"Apa benar aku  anak yang gagal oma?"

"Big No....."

"Apa benar aku malu maluin keluarga hanya rangking sebelas?

"setiap anak itu spesial, tidak bisa disamaratakan dengan orang lain, meski keluarga kandung sekalipun."

"Sekarang Ina bangkit, anggap ucapan budhe tadi adalah motivasi untuk menjadi lebih baik lagI."

Aku menatap oma dengan pandangan heran.

"kok oma tau?"

"Tadi oma Widya yang ngasih tau Zain, untuk menghentikan budhe, karena oma merasa sebagai orang luar, ga enak hati kalo mencampuri urusan keluarga." Jelas Zain padaku.

"oooo....."

"Kamu ingat ucapan oma baik-baik. Orang yang menghinamu saat kau jatuh, adalah orang yang akan jadi penggemarmu saat kau sukses."

Merajut Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang