"Jadi menurut lo bedua kita kerja kelompok hari apa?" Tanya Eunsang begitu ia telah selesai bercerita tentang tugas prakarya mereka. Tentang bahan-bahan apa saja yang harus dibeli, dan di mana membelinya. Semuanya lengkap.
Hyungjun berpikir sejenak. "Sebenarnya hari apa aja gue bisa sih. Cuma ya gitu, kalo malem gue dibatasi waktunya sama mami,"
"Dasar anak mami lo!"
Hyungjun meringis dengan muka imut. "Iya. Gue nggak boleh ada di luar rumah di luar jam delapan malam,"
Eunsang menghela napas. "Kayak anak esempe aja lo! Eum.. agak lama kayaknya sih bikin prakaryanya. Beli bahannya aja lama, belum bikinnya, pasti lama banget kan?"
"Hm. Weekend aja lah. Seharian kayaknya bisa langsung jadi. Menurut lo gimana Kyu?"
Minkyu yang sedari tadi terfokus pada jalanan koridor di depannya mengalihkan tatapan. "Gue ngikut aja," katanya dengan nada bosan yang tak perlu ditutup-tutupi. Di kepalanya seperti tertulis 'PLIS-CEPETAN-DISKUSINYA-GUE-MAU-BALIK' dengan huruf kapital yang dibold dan underline.
Eunsang jadi tidak enak sendiri sekarang. "Ok. Hari minggu aja kalo gitu ya? Kata Wonjin lo nggak ada acara hari itu,"
Hyungjun mengangguk. "Lo tanya Wonjin?"
"Iya," Eunsang tersenyum sedikit. "Lo biasanya kan sama Wonjin mulu. Apa-apa berdua mulu. Kayak truk kan lo bedua, gandengan,"
Hyungjun tertawa. "Iya juga ya? Gue kayaknya bergantung banget sama dia,"
"Ya nggak papa dong, dianya aja nggak pernah keberatan,"
Hyungjun menarik napas lalu tersenyum lebar. "Gue bersyukur banget punya dia. Orang yang selalu bisa gue andelin, yang nggak pernah ngeluh walau gue manjanya minta ampun, nggak pernah protes walau gue bawel, dan selalu baik walau kadang gue suka jahatin dia. Kalo aja gue cewek, udah gue pacarin dia,"
"Hahaha. Lo pantes kok kalo sama Wonjin, Jun,"
"Heh!"
"Hahaha.. aduh-duh.. yaudah yah, jadi keputusannya hari minggu kita kerja kelompoknya,"
"Ok," jawab Hyungjun sedangkan Minkyu hanya mengangguk menyetujui.
"Lo sebenarnya tinggal di mana sih Kyu?" Tanya Hyungjun mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Deket-deket sini kok," jawab Minkyu singkat.
"Oh.. gimana kalo kita kerja kelompoknya di rumah lo Kyu? Deket kan?" Usul Eunsang dengan semangat.
"He'eh. Rumah gue kan jauh, rumah Eunsang apalagi. Di rumah lo aja gimana Kyu?"
Minkyu menatap Hyungjun sebentar lalu mengambil kertas-kertas kecil yang entah sejak kapan ada di rambut keriwilnya. "Ya, nggak papa,"
Hyungjun mengembungkan pipinya. "Ok. Jadi hari minggu di rumah Minkyu. Pagi aja kalo bisa ya,"
"Ok," seru Eunsang dengan semangat dan Minkyu yang lagi-lagi hanya mengangguk dengan muka yang tampak tak begitu peduli.
"Jangan lupa kirim alamat rumah lo ya Kyu,"
"Hm," jawab Minkyu dengan pandangan yang mulai mengedar. Memindai seluruh sudut sekolah yang sepi karena bel pulang sudah berbunyi lebih dari satu jam yang lalu.
Mereka bertiga sebelumnya berdiskusi dulu di kelas tentang tugas prakarya ini dan baru selesai satu jam kemudian.
Membuat Minkyu bosan setengah mati dan bersiap meninggalkan mereka berdua jika diskusi itu tidak selesai-selesai, padahal yang mereka bahas hanya masalah perbedaan pendapat tentang warna bahan prakarya mereka. Yang satu berpendapat bahwa warna biru lebih baik, yang lainnya beranggapan kalo warna hijau sepertinya jauh lebih baik.
Pliss, Minkyu suka warna apa saja untuk prakarya mereka bahkan jika itu baby pink!
Netranya memindai lagi lalu berhenti pada segerombolan anak berpakaian OSIS yang tengah sibuk bermain basket di halaman samping koridor. Mereka semua tidak ada yang memakai baju olahraga, sepertinya mereka memang tengah menunggui sesuatu bukan sedang mengikuti eskul basket.
"Junho lempar ke gue Jun!" Teriakan seorang di antara mereka menarik perhatian Minkyu.
Minkyu mengalihkan tatapan sepenuhnya pada pemuda yang tadi berteriak itu.
Pemuda yang sekarang tengah tersenyum lebar dan men-tos seluruh timnya karena berhasil mencetak poin. Ia mendriblle bola berwarna oranye itu dengan pelan lalu mengobrol singkat dengan orang-orang yang ada di situ. Bajunya sudah tampak basah, tapi ia sepertinya tidak peduli. Keringat mengucur di sepanjang lekukan tubuhnya. Rambut basahnya ia usak sejenak lalu ia rapikan lagi. Membuat ia jadi tampak lebih menaw-
Apa Kyu? Menawan?
No! Otakmu sedang tidak beres sekarang.
"Pulang Kyu?"
Minkyu terlihat linglung. "Eh?"
"Pulang?" Ulang Hyunjun lagi.
"Hm,"
Minkyu mengalihkan netranya ke sana lagi. Ke arah pemuda yang kini sedang menyalami Eunsang itu. Oh.. Minkyu mengerti sekarang, mereka semua menunggui Eunsang ternyata. Akan rapat OSIS sepertinya karena tadi Eunsang sempat bercerita tentang hal itu.
"Lama lo Sang!" Samar-samar Minkyu dapat mendengar suaranya.
Suaranya jernih, enak didengarnya.
"Sori Jin, banyak yang harus didiskusikan," mereka semua terdengar mengobrol lalu Eunsang menunjuk ke arah Minkyu dan Hyungjun yang tengah berdiri berdampingan di koridor yang sepi ini.
Kemudian, mata Minkyu bertemu dengan pemuda itu. Hanya sebentar sebelum pemuda itu mengalihkan tatapan dengan muka kesal.
Mukanya memang terlihat kesal, tapi di mata Minkyu kenapa jadi tampak menggemaskan seperti ini sih!
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate (Minkyu X Wonjin)
FanfictionWARNING!! [BXB] ▪▪▪▪▪▪ Hidup Ham Wonjin sudah sangat sempurna. Jadi waketos yang dihormati banyak orang, wakil ketua basket yang punya banyak teman, pemilik rangking 3 pararel dan sering dipercaya sekolah mengikuti olimpiade, sampai jadi kesayangan...