Halo:v
Huwaaa😭😭😭😭
Saya kembali ke lapak penuh debu dan sarang laba-laba ini🤧🤧Bener-bener nggak tahu apa yang gue tulis di part ini :v
Pokoknya. Selamat membaca :)
●
Derap langkah kaki yang tak santai langsung terasa begitu dua anak adam itu keluar dari lift. Lorong lantai empat yang tadinya terasa sunyi kini dipenuhi oleh bunyi gedebuk yang memantul dan mengisi setiap luas tembok.
Minkyu dengan ganas menarik Wonjin yang tertatih di belakangnya, berusaha keras mengikuti langkahnya yang hampir sama dengan seekor cheetah. Minkyu seolah tidak peduli jika pemuda manis itu akan kehilangan tangannya, karena ia yang mencengkram organ gerak itu terlalu kuat.
Ia terus berjalan tanpa kenal napas sampai sentakan kasar dari belakangnya datang, menghentikan laju kakinya saat itu juga.
"Lepas Kyu!" Bentak Wonjin kasar di sela napasnya yang memburu tak beraturan.
Minkyu berbalik memandang Wonjin. Matanya tajam menusuk Wonjin tepat di pusatnya. Tak sama seperti tatapan hangat penuh arti cowok itu di UKS tempo hari, tatapan kali ini dingin. Sama seperti hari di mana Minkyu tahu ia yang menaruh banyak sampah di lokernya. Tatapannya benar-benar sama seperti hari itu.
Dingin dan tajam.
"Minkyu..." raut Wonjin memelas.
Minkyu berbalik dan melanjutkan langkah. Begitu dua langkah selesai ia pijak, dan ia telah tiba di depan sebuah pintu, ia segera mengeluarkan sebuah kartu dan memasukkannya ke tempat yang telah tersedia.
Begitu pintu telah terbuka, Minkyu menoleh untuk menemukan Wonjin.
"Masuk," titahnya dingin.
Karena Wonjin tetap membatu, Minkyu membentaknya kasar.
"GUE BILANG MASUK!"
Wonjin tak kuasa untuk menolak perintah itu, ia memilih mengikuti Minkyu di belakangnya. Entah lah, Minkyu benar-benar tampak menyeramkan sekarang. Perintahnya seperti titah yang tidak dapat diganggu gugat.
Saat pintu telah tertutup dan keduanya sudah berada di dalam, tanpa aba-aba Minkyu berbalik dan menghunus Wonjin dengan tatapan tajam dan dinginnya. Lagi. Kali ini lebih dari sebelumnya.
Dada pemuda tampan itu naik turun, jelas sekali tengah berusaha keras menahan amarahnya. Napasnya bahkan terdengar begitu nyata di ruangan sepi ini. Setiap hembusannya seperti mengurangi satu senti garis hidup Wonjin.
Dalam hening yang begitu lama. Minkyu dengan amarahnya, dan Wonjin dengan ketidak berdayaannya akan situasi ini. Di sela suasana yang begitu tak mengenakan itu, sang pemuda manis dengan sisa keberanian yang ada bergerak mendekat.
Saat jaraknya hanya satu langkah dari pemuda tampan itu, Minkyu bersuara, sangat jelas di telinganya, bagai bom waktu yang akan meledakannya cepat atau lambat.
"Lo ngapain tadi sama Hyungjun?" Tanyanya tak kenal kata ramah.
"Kyu-" Wonjin terbata. "Sori.."
"Gue tanya lo ngapain tadi sama Hyungjun? JAWAB!"
"Minkyu..."
Minkyu tertawa, sarkas. "Gue di sini Jin, dari beberapa hari yang lalu, bahkan sampai sekarang, sedang berusaha keras buat nggak hubungin lo, berusaha sekuat tenaga buat nggak nyapa lo pas kita nggak sengaja ketemu, berusaha buat mengurangi sedikit rasa kangen yang rasanya meledakan dada gue.
Gue tetep di sini Jin, tanpa ngelakuin apapun. Karena gue tahu, lo butuh waktu, nggak, kita butuh waktu. Gue menghargai lo dan pemikiran rumit lo itu, gue di sini juga merenung, intropeksi diri buat apa yang udah gue lakuin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate (Minkyu X Wonjin)
FanfictionWARNING!! [BXB] ▪▪▪▪▪▪ Hidup Ham Wonjin sudah sangat sempurna. Jadi waketos yang dihormati banyak orang, wakil ketua basket yang punya banyak teman, pemilik rangking 3 pararel dan sering dipercaya sekolah mengikuti olimpiade, sampai jadi kesayangan...