Update...
●
Sesampainya di parkiran sekolah, Minkyu dengan terlampau terburu-buru melepas seatbelt yang mengukung tubuhnya dan menarik kunci mobil. Ia bergegas membuka pintu samping kemudi, dan baru satu kakinya berpijak di paving block ia sudah mengumpat dengan sangat kasar.
Parkiran pagi ini terlihat masih sangat sepi namun mobil milik pemuda manis itu telah bertengger tak jauh dari sini. Pantas saja Ibu Wonjin mengatakan kalau anaknya berangkat terlalu pagi dan Minkyu tahu persis kalau laki-laki itu tengah menghindarinya.
Ia menghembuskan napas kasar lalu menutup pintu mobilnya dengan sedikit brutal, mobilnya pun pasti tahu kalau ia sedang marah sekarang.
Dan begitu ia berbalik hendak meninggalkan parkiran, matanya tak sengaja membidik mobil mewah lain yang baru memasuki area parkiran. Seketika itu ia ingin sekali menuju mobil tadi dan mengangkat mobil itu lalu membalikannya hingga mobil itu jungkir balik bersamaan dengan pengemudinya beserta otak pengemudinya.
Melihat Jungmo hanya membuat mood Minkyu semakin memburuk. Tadi malam dengan baik hatinya Junho menceritakan segalanya pada Minkyu. Tentang cerita-mengarang-1001-halaman-Jungmo dan bagaimana reaksi Wonjin saat di ruang OSIS kemarin.
Hal itu benar-benar membuat kemarahannya naik sampai ke ubun-ubun, entahlah apa perasaan yang ia rasakan saat ini. Terlampau tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Namun satu yang pasti, kalau ia ingin sekali menjejal mulut Jungmo dengan sandal jepit.
Ia benar-benar merasa sangat menyesal ketika hari lalu ia tidak menunggu Wonjin rapat sampai malam, dan malah lebih memilih mengikuti permintaan sang mama untuk menemaninya arisan.
Minkyu memijit pelipisnya. Pemuda manis itu pasti sangat marah padanya sekarang. Padahal semua tahu kalau kejadian itu hanya salah paham semata. Ia dan gadis cantik bernama Dahyun itu benar-benar tidak punya hubungan apapun.
Untuk apa ia menerima Dahyun, jika hatinya saja sudah penuh dengan semua tentang Wonjin. Hanya Wonjin.
Yah, perkenalkan ini Kim Minkyu. Bucheen nomor satu Ham Wonjin.
Minkyu menghela napas lelah, dan sedetik kemudian ia mendengar Jungmo memanggilnya dari belakang. Minkyu mempercepat langkah, mengabaikan fakta bahwa ia ingin sekali mengajak Jungmo ke Desa Penari dan menyerahkannya pada Ratu Ular.
Terserah mau diapakan, karena Minkyu sendiri sudah sangat pusing dengan kehadiran Jungmo di hidupnya.
Ia menyusuri area koridor diikuti dengan tatapan kagum beberapa pihak --yang kebetulan sudah sampai di sekolah sepagi begini-- di sepanjang ia berjalan. Mengabaikan cuitan-cuitan yang menyerukan dan mengelu-elukan namanya, ia lebih memilih mempercepat langkah lagi, bahkan sekarang ia sudah setengah berlari.
Tujuannya hanya satu. Ya, Ham Wonjin siapa lagi.
Dan begitu Minkyu menyusuri hampir semua area sekolah, ia akhirnya bisa bernapas lega setelah menemukan tambatan hatinya itu tengah memasuki toilet siswa yang berada tak begitu jauh dari tempatnya berdiri.
Ia lebih memilih berjalan pelan ke toilet itu lalu menunggu Wonjin selesai dengan apapun-yang-ia-lakukan-di-dalam. Menyandarkan punggungnya pada dinding samping toilet, pikiran Minkyu berkelana sampai ke mana-mana.
Mau tak mau opini buruk menyerang kepalanya. Ia terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi, hingga ia hampir melewatkan Wonjin yang kini sudah membuka pintu toilet dan memandangnya kaget.
Wonjin sudah hendak berlari namun Minkyu menahan tangannya. Susah payah ia mengenggam tangan Wonjin yang terus menerus memberontak.
"Lepas Kyu," Wonjin berkata dengan kasar. Tangannya berusaha menyentak genggaman Minkyu namun itu tak membuahkan hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate (Minkyu X Wonjin)
FanfictionWARNING!! [BXB] ▪▪▪▪▪▪ Hidup Ham Wonjin sudah sangat sempurna. Jadi waketos yang dihormati banyak orang, wakil ketua basket yang punya banyak teman, pemilik rangking 3 pararel dan sering dipercaya sekolah mengikuti olimpiade, sampai jadi kesayangan...