12. Kompensasi

1.9K 239 56
                                    

Update!

Part ini >3000 kata ya.. semoga nggak bosen...

Minkyu berjalan dengan langkah pelan di sepanjang koridor pagi ini. Setelah berpisah dengan Wonjin di parkiran, ia memutuskan untuk pergi ke area loker terlebih dahulu sebelum pergi ke kelasnya.

Senyumnya tertarik kecil begitu banyak orang yang menyapanya di sepanjang jalan. Ia akan tersenyum risih begitu mendapati banyak perempuan yang menggodanya dengan kata-kata seperti; Akang Minkyu, ganteng banget sih, udah ada yang punya belum?, atau seperti; Senyum Kak Minkyu manis banget, biarkan adek jadi alasan untuk senyum itu ya? Atau lagi seperti; Kim Minkyu sehat-sehat ya, ntar kalo lo sakit, gue nggak ada temen buat dibawa KUA.

Ya, kira-kira seperti itu.

Mereka-mereka pasti akan menatap Minkyu dengan puppy eyes yang entah kenapa baginya malah terlihat seperti komuk joker yang lagi nahan boker.

Langkah Minkyu dipercepat begitu sampai di belokan terakhir. Ia tersenyum kecil begitu mendapati segerombolan mudi-mudi yang tengah asyik berselonjor kaki di depan laboratorium IPA, sepertinya pelajaran pertama mereka hari ini adalah pelajaran yang berhubungan dengan ilmu pasti itu, entah Fisika, Kimia, ataupun Biologi.

Minkyu melewati mereka semua seraya menunduk. Senyum yang tadinya tertarik kecil, kini berubah menjadi senyum hati-hati disertai kernyitan dahi. Ia mendengar lagi gadis-gadis di sana menggodanya. Tak tanggung-tanggung, mereka akan menggodanya dengan kalimat seperti; Minkyu hamilin aku dong! Atau kalimat-kalimat lain yang berpotensi membuatnya mengeluarkan sarapannya dari dalam perut.

Mereka semua benar-benar brutal!

Tak mau berurusan terlalu lama, Minkyu segera ngibrit dan ngacir ke area loker. Ia bergegas membuka loker dan mengambil beberapa buku cetak dan tak lupa juga topi --karena hari ini upacara-- untuk ia masukan ke dalam tasnya. Tepat sedetik sebelum ia menutup dan mengunci pintu berwarna merah itu, ia melihat ada amplop berwarna merah hati di sana. Sepertinya surat cinta.

Tangannya terulur untuk mengambil amplop itu dan mengamatinya. Tak ada nama pengirimnya, begitupun jejak lain di amplop itu. Hanya merah hati yang polos tanpa satupun alfabet.

Minkyu hanya mengedikan bahu lalu memasukan amplop itu ke dalam tas dan mengunci pintu. Pikirnya, membuka dan membaca isi surat itu nanti saja. Tidak terlalu penting.

Di perjalanan ke kelas, ia sedikit mengernyit heran. Bagaimana bisa ada orang yang berhasil membuka lokernya padahal loker itu telah terkunci dan kunci itu ada padanya.

Hanya Wonjin yang berhasil membuka lokernya dan menaruh banyak sampah di sana. Hal itu tidak mengherankan, Wonjin terkenal menjadi 'murid baik-baik', ia juga waketos, wakil ketua basket, dan banyak mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya, jadi tak mengherankan kalo ia berhasil memperoleh kunci cadangan itu dari Pak Satpam.

Satpam di sekolahnya adalah orang yang hampir tidak bisa disogok. Jadi, siapa yang berhasil membuka lokernya dengan kunci cadangan? Apakah Wonjin lagi? Minkyu jadi ingin tertawa karena pemikiran di otaknya. Please, surat cinta dan merah hati? Tentu saja bukan Wonjin sekali!

Setelah berapa lama, Minkyu akhirnya sampai di kelasnya, XI MIA 2. Ia melangkah dengan pelan ke bangkunya di area paling belakang kelas. Begitu hampir sampai di bangkunya ia melipat dahi dan memandang aneh gulungan berwarna merah di meja di depan mejanya, itu meja Eunsang dan Jungmo.

"Ini apa?" Tanya Minkyu pada Eunsang yang tengah asyik menyalin tugas.

Eunsang menoleh menatap Minkyu. "Itu mainannya Jungmo,"

Love - Hate (Minkyu X Wonjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang