Update...
●
Peristiwa yang sebenarnya terjadi sepulang sekolah di taman belakang hari itu. Kejadian yang dilihat Jungmo sekelebat tapi digosipkan dengan Eunsang --dengan didengar full oleh Junho, dan didengar sedikit oleh Wonjin-- lebih dari 30 menit.
Minkyu berdiri dengan canggung begitu ia dan seseorang yang dari nametag-nya bernama Jeong Dahyun itu sampai di taman belakang. Suasana menyejukkan tempat ini tak mencairkan sedikitpun suasana tegang yang dirasakan oleh mereka berdua.
Pemuda tampan itu menengadah sejenak untuk melihat gumpalan awan yang kini semakin berarak. Mungkin sebentar lagi hujan pikirnya. Netranya ia alihkan ke seorang gadis yang tengah berhadapan dengannya, terus menunduk seolah tak berani menatapnya.
Mengusap tekuk, Minkyu berdehem canggung. "Jadi kenapa ya lo ngajak gue ke sini?" Tanya Minkyu to the point. Ia benar-benar tidak suka basa basi.
Dahyun meremas roknya kalut, ia lalu mendongak untuk membalas tatapan tajam itu. Jujur saja, setiap kali Minkyu ada dalam pandangannya --sekalipun itu bermeter-meter jauhnya-- ia selalu berdebar. Jantungnya berdentum layaknya drum yang ditabuh dengan terlampau cepat.
Belum pernah Dahyun rasakan perasaan yang sama sebelumnya. Ia ragu untuk melakukan ini tapi jika ia pendam terus menerus, hatinya akan meronta seolah ingin sekali melepaskan apapun perasaan yang mengebu di dalamnya.
"Kak Minkyu.." panggilnya pelan. Ia kembali menunduk, grogi menyelimutinya hingga sekujur tubuh.
"Hm?" Tatapan Minkyu melembut. "Jangan gemetaran gitu, sini tatap mata kakak. Kakak nggak gigit kok,"
Jiwa Dahyun melayang sampai galaksi lain. Ia mengigit bibir bawahnya, mencoba menahan teriakan yang sudah hendak dimuntahkan mulutnya. Pipinya seketika memerah. Ujung bibirnya berkedut senang.
Cukup manis, tapi gue punya yang lebih manis.
"Eum.. Kakak udah baca surat aku belum?" Tanya Dahyun menatap Minkyu dengan malu-malu.
Kali ini dahi Minkyu mengkerut. "Surat?"
Dahyun juga kelihatan bingung. Apa ia salah meletakan surat saking groginya?
"Iya. Surat yang warna merah hati itu lho kak. Yang aku taruh di loker kakak,"
Sel-sel di otak Minkyu perlahan terhubung. Ah.. surat yang itu. Minkyu kembali berpikir, ditaruh di mana ya suratnya? Jangan-jangan sudah ia buang bersama gumpalan kertas tak berguna di ranselnya.
"Kakak udah baca puisi aku kan?" Tanya Dahyun lagi. Ragu. "Bagus nggak kak puisi aku?"
Demi kebaikan bersama, Minkyu mengangguk. "Bagus kok,"
Amplopnya maksud Minkyu.
"Trus jawaban kakak apa?"
Minkyu memiringkan kepalanya, tersenyum bingung. "Jawaban?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate (Minkyu X Wonjin)
FanfictionWARNING!! [BXB] ▪▪▪▪▪▪ Hidup Ham Wonjin sudah sangat sempurna. Jadi waketos yang dihormati banyak orang, wakil ketua basket yang punya banyak teman, pemilik rangking 3 pararel dan sering dipercaya sekolah mengikuti olimpiade, sampai jadi kesayangan...