Minkyu keluar dari mobilnya begitu mobil itu telah terparkir di salah satu sudut parkiran. Ia edarkan pandangannya lalu menatap lurus ke depan begitu banyak gadis-gadis yang bersiap mengerubunginya.
Mata gadis-gadis itu berbinar begitu menatapnya, seolah ia bidadara yang baru turun dari langit dan bersiap meminang mereka. Membuat ia merasa tidak enak sendiri.
Jujur saja, ia tidak suka jadi populer. Ia lebih suka jadi murid biasa yang tidak begitu mendapat sorotan.
"Kak Minkyu!!"
Minkyu hanya tersenyum kecil begitu gerombolan adik kelas menyapanya ketika ia baru memasuki koridor.
"Kya!!! Senyumnya! Senyumnya bikin gue hamil onlen,"
Minkyu meringis. Cewek jaman sekarang memang menyeramkan.
"Oh Tuhan, rahimku anget, ovariumku meledak!"
"Kak Minkyu, makannya apa sih kok bisa ganteng gini?"
Kaca sama beling.
"Kak Minkyu minumnya apa sih kok senyumnya jadi manis banget?"
Air keras campur sianida.
"Kak Minkyu hamilin aku dong!!"
Mata Minkyu melotot. Ia harus segera pergi dari tempat ini sekarang juga!
Minkyu akhirnya bisa bernapas lega begitu cewek-cewek itu sudah tidak mengikutinya. Ia berjalan dengan pelan menuju area loker siswa. Buku-buku cetaknya sekarang ada di tempat itu.
Ia menarik kunci lokernya dari tas lalu bergerak membuka kotak dengan pintu berwarna merah itu. Ia tersentak kaget begitu melihat banyak sekali tumpukan sampah yang ada di sana. Lokernya sudah benar-benar penuh oleh sampah sekarang.
Minkyu mengedarkan pandangan sejenak tapi ia tak melihat ada hal-hal mencurigakan di sini. Ia menetralkan napas lalu berpikir sejenak. Apa sudah ada orang yang tak suka padanya? Membencinya? Padahal ia baru sehari sekolah di sini.
Minkyu hanya bisa pasrah dan mengumpulkan sampah-sampah itu untuk ia buang ke tempat yang seharusnya. Untung area loker ini cukup sepi sekarang, tak ada banyak orang yang melihatnya.
●
Hyungjun menguap dengan lebar begitu suara guru sejarah di depan sana terdengar semakin mengecil di telinganya. Suara pria baru baya dengan rambut yang sebagian sudah penuh dengan uban itu terasa bagai nina bobo yang siap mengantarnya ke alam mimpi.
Ia melirik sejenak pria tampan di sampingnya. Yang tampak terdiam kalem dengan pandangan lurus ke depan. Hyungjun yakin, walau tatapannya tampak serius, pikiran pemuda itu sedang tidak ada di tempat ini sekarang.
"Kyu," panggil Hyungjun pelan. Sangat pelan karena kelas siang ini terasa sesunyi kuburan di malam hari.
Hanya suara pria paru baya di depan sana yang mungkin hanya bisa didengar oleh jangkrik dan suara napas teratur beberapa temannya yang sekarang tengah belayar di lautan mimpi yang mengisi kelas.
Minkyu menoleh untuk menemukan tatapan Hyungjun. "Hm?"
"Lo," Hyungjun berbisik seraya menunjuk Minkyu dengan tangannya. "Mudeng sama apa yang dia sampein nggak?" Tanyanya sembari mengarahkan dagunya ke depan sana.
Minkyu menggeleng. "Nggak,"
Hyungjun menghela napas. "Gue juga nggak," katanya dengan lesu.
Hanya sepersekian detik wajah tertekuk itu berubah menjadi semringah. "Tanya Wonjin aja lah nanti. Dia pasti mau ngajarin gue," gumam Hyungjun dengan senyum lebar di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love - Hate (Minkyu X Wonjin)
FanfictionWARNING!! [BXB] ▪▪▪▪▪▪ Hidup Ham Wonjin sudah sangat sempurna. Jadi waketos yang dihormati banyak orang, wakil ketua basket yang punya banyak teman, pemilik rangking 3 pararel dan sering dipercaya sekolah mengikuti olimpiade, sampai jadi kesayangan...