PROLOG

31.4K 2.7K 334
                                    

"Aish, kenapa dia lama sekali datangnya?!" gerutu gadis cantik itu seraya menendang kecil ban mobilnya. Padahal yang salah adalah mesin mobilnya yang membuat mogok bukan karena bannya.

"Kenapa juga aku harus mengendarai mobil butut ini, astaga!" gerutunya lagi yang entah sudah keberapa kalinya. "Bbrrr." Angin malam membuatnya memeluk tubuhnya yang hanya memakai gaun pesta.

Tin tin

Gadis itu menatap mobil mercedes yang berhenti di depan mobilnya. Detik kemudian keluarlah seorang pria dengan pakaian yang jauh dari ekspektasinya. Gadis itu mengira yang keluar adalah seorang pria tampan yang berjas, namun yang saat ini ia lihat adalah seorang pria tampan dengan pakaian yang seperti preman.

Tidak jauh beda dengan si papan triplek itu. Hanya saja pria ini menang karena tampan. Pikir gadis itu.

"Mobilmu mogok?"

Gadis itu mengerjap cepat sebelum mengangguk kaku. "Bagaimana kau bisa tahu?"

Pria tampan itu mendengus malas. "Simpel saja. Melihat dirimu yang sibuk mengeluarkan umpatan sembari menendang mobilmu ini, apalagi yang orang pikirkan jika bukan mogok? Tidak mungkin kau di perkosa bukan?"

"Yak!" gadis itu memekik kesal. Pria itu seenaknya saja berbicara, wajah tampannya itu memang suatu bonus yang dikasih Tuhan untuk melengkapi sikapnya yang kurang ajar.

"Baiklah." ucapnya sembari melepaskan jaket kulit hitam yang tengah ia gunakan. Lalu membuka kap mesin mobil itu.

Sejenak gadis itu terpaku, melihat bagaimana urat di lengan berotot itu timbul dengan jelas. Terlebih lagi bagaimana rambut yang di cat putih itu berantakan kala terkena angin malam.

"Sepertinya ada masalah dengan salah satu mesinnya, aku tidak tahu pasti. Karena ini sudah malam dan aku tidak bisa melihat dengan jelas."

Juga suara berat yang sedikit serak benar-benar membuat gadis itu memekik dalam hati.

"Chogiyo." pria itu mengibaskan tangannya di depan wajah gadis yang entah kenapa hanya mematung.

Ckiiitttttt

"Yak! Byun Baekhee!"

Gadis yang tadi mematung terkesiap, matanya mengerjap cepat lalu menoleh pada pria yang sedang melepas helm dari kepalanya.

"Ada apa lagi sekarang? Kau benar-benar mengganggu kesenanganku." ucap lelaki yang baru saja datang itu setelah memarkirkan motornya.

Gadis itu; Baekhee mendengus kesal.
"Jika bukan karena mobil butut ini tidak banyak tingkah saat kubawa. Aku tidak akan mau meminta bantuanmu, wahai kakak tersayang." sindirnya di kalimat terakhir.

Lelaki itu berdecak, kemudian mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang dan beberapa saat kemudian ia matikan.
"Aku sudah menelepon montir langgananku. Dia akan datang kesini sebentar lagi."

"Lalu aku pulang bagaimana?"

Lelaki itu memejamkan matanya kesal, jika yang dihadapannya ini adalah seorang pria dan terlebih lagi bukan saudaranya. Pasti sudah ia ajak baku hantam.
"Biar aku mengantarmu pulang dulu. Merepotkan saja." gumamnya diakhir.

"Eeuum—maaf."

Kedua saudara itu menoleh bersama pada pria yang sejak tadi berada disitu. Melihat Park Chanyeol, tiba-tiba saja Baekhee punya ide yang begitu cemerlang.

"Bagaimana jika aku meminjam mobil Oppa saja?"

"Apa? / Byun Baekhee!"

Tak takut dengan raut wajah menahan kesal yang di perlihatkan saudara kembarnya itu. Baekhee masih saja menampilkan senyum cantiknya pada pria tampan itu.

"Aku tidak akan membawa mobil Oppa, kok. Tenang saja, keluargaku bahkan punya sepuluh yang seperti ini di rumah. Aku hanya takut menaiki motor dimalam hari terlebih dengan baju yang seperti ini." keluhnya dengan wajah memelas, membuat saudara lelakinya memasang wajah ingin muntah.

"Jangan merepotkan orang Baekhee-ya! Lebih baik kau dengan aku saja!"

"Tidak mau!" tolaknya. "Boleh ya Oppa?"

Chanyeol mendesis. Sebenarnya ia tak percaya dengan perkataan gadis di depannya ini. Sekaya apa dirinya hingga punya sepuluh mobil dengan produk yang sama, siapa tahu gadis ini hanya membual saja.

Sial, kenapa juga aku harus berhenti dan menawarkan bantuan. Umpat Chanyeol dalam hati.

Mata bulatnya itu tak sengaja melirik lelaki yang berwajah sama dengan gadis di depannya. Namun entah kenapa di matanya, pesona lelaki itu berbeda dengan saudara kembarnya. Ada magnet tak kasat mata yang membuatnya tak bisa berpaling dari wajah cantik nan rupawan itu.

"Baekhee, kau—"

"Baiklah, itu tidak masalah." Chanyeol memotong ucapan Baekhyun cepat. Ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. "Kau bisa membawa mobilku. Biar nanti saudaramu yang akan mengantarkannya ke kantorku besok."

Great Chanyeol. Kau pintar sekali. Pujinya dalam hati.

"Ap—"

"Call!" lagi-lagi ucapan Baekhyun terpotong, kini Baekhee pelakunya. "Terima kasih Oppa." ucapnya sembari membungkuk semangat pada pria tampan itu. Lalu matanya mengerling pada saudaranya yang sudah menahan kesal. "Sampai bertemu dirumah Baekhyun Oppa." sindirnya pada sang kakak. Karena memang sehari-hari ia tak pernah memakai embel-embel Oppa. Nanti yang ada Baekhyun akan besar kepala, selalu seperti itu jika ia ditanya.

Baekhyun; saudara kembar Baekhee menghembuskan napas kesal. Lantas atensinya ia arahkan pada pria yang ia akui memang tampan itu, namun tak serta merta membuat Baekhyun terpesona.

Mengabaikan eksistensi pria itu, Baekhyun berbalik menuju motor besarnya kini berada.

"Hey, Tuan. Kau masih ingin disana berdiri sampai malam? Kalau tidak segeralah naik di atas motorku."

Chanyeol terkesiap pada Baekhyun yang menjadi dua kali lipat mempesona di atas motornya itu. Tak ingin pujaan hatinya menunggu lama, Chanyeol segera naik di belakang Baekhyun. Dimana ia posisi yang di bonceng.

"Pegangan." perintah Baekhyun dan Chanyeol lagi-lagi patuh tanpa protes.

"Apa tidak ada tempat pegangan yang lain, Tuan?" desis Baekhyun kesal kala dengan kurang ajarnya lengan kekar itu memeluk pinggangnya.

"Tidak ada. Apa kita bisa pergi sekarang? Kebetulan aku harus menghadiri suatu acara." balas Chanyeol santai, membuat Baekhyun menggeram marah.

"Terserah."

Sedetik kemudian motor besar itu membelah jalan Raya dengan kecepatan tinggi yang diiringi dengan umpatan dari Baekhyun setiap sentuhan kurang ajar ia terima di pinggangnya.

"Berhenti untuk mengelus pinggangku!"

"Maaf."

Namun Chanyeol tetap saja mengulanginya.




Tbc/unpub?





CLOSER TO YOU [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang