Baekhyun segera berlari setelah turun dari taxi yang ia tumpangi. Setelah permintaan Chanyeol untuk menjadi kekasihnya yang belum sempat ia jawab, panggilan dari Sehun lebih dulu menyita perhatiannya.
Pria pucat itu berkata jika pagi ini semua alat-alat yang menempel di tubuh Daehyun guna menopang hidupnya akan di lepas. Itu semua karena biaya administrasi per malamnya yang belum ia bayar sejak seminggu yang lalu.
Dengan perasaan kalut dan sesak yang memenuhi dadanya Baekhyun berlari dengan tak seimbang. Ia bahkan beberapa kali menabrak orang-orang yang ia lewati. Tak peduli cacian yang ia dapat, kondisi Daehyun lebih mendominasi otaknya saat ini.
"Sehun-ah!" pekik Baekhyun kala ia telah sampai di ruang rawat Daehyun. Disana Sehun tengah duduk di kursi panjang depan ruangan bersama dengan seseorang yang sepertinya ymtak asing lagi dimata Baekhyun tengah tertidur pulas.
Sehun yang melihat Baekhyun sudah datang segera menyuruhnya untuk duduk dan segera menepuk pipi orang yang tertidur di bahunya.
"Apa aku telah sampai di rumah?" tanyanya dengan suara serak khas seseorang yang baru bangun tidur. Seperti anak kecil ia bahkan mengucek kedua matanya yang memerah, kentara jika pemuda itu kurang tidur.
Pria pucat itu menagbaikan dan lebih memilih untuk mendekat pada Baekhyun. "Kemana kau semalam? Aku menghubungimu sejak semalam kau tahu? Bahkan dia pun ikut menemaniku." liriknya pada Jongin.
Pria cantik itu mengusap wajahnya kasar. "Maaf, semalam aku sama sekali tidak memegang ponselku. Lalu apa yanh dokter katakan?"
"Semalam aku dikabarkan oleh pihak rumah sakit jika semua alat yang menempel pada Daehyun hyung harus di lepas. Karena memang dia tidak merespon, juga ini masalah administrasi."
Dan Baekhyun lagi-lagi hanya bisa mendesah kasar. Ia segera berdiri dari duduknya. "Aku harus membayar administrasinya dulu."
"Hyung..." Sehun menjeda panggilannya pada Baekhyun, ia ragu namun setidaknya inilah kesempatan untuknya. "Biarkan aku juga ikut membantu membayar biaya perawatannya."
Dan jawaban yang sudah Sehun hafal betul ia dapatkan dari Baekhyun. "Tidak, Sehun. Kau sudah banyak membantuku untuk mendapatkan uang dari taruhan balap liar kita. Aku tidak bisa jika harus menerima bantuan darimu lagi."
"Tapi uang yang akan kau bayarkan jug tidak akan cukup, hyung."
"Aku akan membayarnya setengah dulu. Yang terpenting semua selang itu tidak di lepas." ucap Baekhyun dengan bergetar. Ia ragu apakah pihak rumah sakit mau menerima bayaran setengah dari biaya rumah sakit yang sudah menumpuk selama seminggu ini.
Disaat seperti ini, tawaran Chanyeol yang akan membiayai perawatan Daehyun mampir ke ingatannya. Namun dengan cepat Baekhyun menggeleng, cintanya pada Daehyun sangat besar. Dan tidak menutup kemungkinan rasa ini akan berangsur hilang seiring dengan kedekatannya pada Chanyeol.
"Hyung... "
"Sudahlah Sehun, aku harus mengurus biaya administrasinya dulu."
Baekhyun segera pergi dari sana sembari menghapus air matanya yang jatuh bebas setiap mengingat keadaan sang kekasihnya yang sudah menemaninya hampir lima tahun ini.
Dan Sehun hanya bisa menatap sendu punggung kecil nan rapuh itu hingga menghilang dari balik dinding rumah sakit.
"Bisakah kau mengantarku pulang sekarang? Atau jika kau tidak mau, berikan aku ongkos untuk pulang." keluh Jongin. Sial, tahu jika seperti ini ia tidak akan membuang percuma black card yang diberikan Chanyeol semalam.
Sehun memutar bola matanya malas dan beralih mengambil dompet di saku belakang celananya. Mengambil sejumlah uang dan memberikannya pada Jongin yang langsung di terima dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER TO YOU [CHANBAEK]✔
Fiksi PenggemarPark Chanyeol. Nama itu melekat pada setiap pikiran para pegawai di Perusahaan Loey Group jika seorang Park Chanyeol adalah CEO muda yang kejam dan perfeksionis. Namun karena sifat baik hatinya yang muncul malam itu kala menolong gadis yang mobiln...