Bab 4

384 38 17
                                    

Yang dirasakan Sohyun ketika pagi hari membuka matanya adalah pening yang luar biasa. Kepalanya serasa berat dan seakan ada suara berdentam-dentam di telinganya. Cahaya redup Matahari yang menyelinap di balik gorden terasa begitu menyilaukan, menyakitkan mata dan membuatnya semakin pusing.

Sohyun mengerang, lalu mencoba duduk sambil memegangi kepalanya yang pening, untuk kemudian merasakan hawa dingin menyergapnya... karena selimutnya melorot sampai ke pinggang. Sohyun menunduk, hendak menaikkan selimutnya, hanya untuk menyadari bahwa dia telanjang bulat di balik selimutnya.

Tunggu dulu.... Telanjang bulat??

Mata Sohyun tiba-tiba tertuju kepada lengan kekar yang melingkarinya dengan posesif. Lengan itu melingkarinya tepat di bawah buah dadanya yang telanjang.

Dengan panik dia menoleh ke arah pemilik tangan itu dan menyadari bahwa seorang lelaki yang sekarang sedang tidur satu selimut dengannya. Dan menilik kulit kecoklatannya yang terpampang jelas di depan matanya, lelaki itu telanjang sama sepertinya!

Astaga, apa yang terjadi semalam?

Sohyun memutar ingatannya dengan cepat, tetapi apa yang dia ingat hanyalah percakapan samar sebelum minum anggur, dan ciuman itu... lalu dia tidak ingat apa-apa lagi. Apakah dia telah berbuat terlalu jauh dengan atasannya ini?

Oh Ya Ampun!

Gerakan Sohyun membuat Minhyuk terjaga dari tidurnya, bahkan cara bangunnya pun begitu elegan. Sohyun memandang terpana untuk kemudian mengutuk dirinya karena bukannya panik, malah sempat- sempatnya mengagumi cara Tuan Huta terbangun.

Bulu mata gelap Tuan Huta yang tebal bergerak-gerak, untuk kemudian mata tajamnya terbuka, dan langsung menatap Sohyun. Tuan Huta rupanya jenis orang yang langsung terjaga ketika bangun tidur. Mereka bertatapan dalam keheningan. Lama.

Sampai kemudian ada kesadaran di mata Tuan Huta, yang membuat lelaki itu tersenyum simpul.

"Selamat pagi." Gumamnya parau.

"Kuharap tidurmu menyenangkan semalam." Nada sensual tersemat jelas di sana. Membuat Sohyun semakin panik. Sapaan itu. Jelas-jelas ditujukan untuk kekasih yang habis bercinta semalaman. Jadi benarkah mereka berdua telah berbuat sesuatu yang lebih semalam?

.

.

Minhyuk bergerak duduk mengikuti Sohyun. Selimut ikut turun sampai ke pinggangnya, sampai ke batas dimana kejantanannya yang telanjang hampir mengintip di sana.

Kejantanan lelaki itu mengalami ereksi. Sohyun mengerang dalam hati. Astaga, kenapa dia langsung melirik ke sana?

Sohyun tahu bahwa kejantanan lelaki akan menjadi keras ketika dia bergairah, dari buku-buku yang dibacanya. Tetapi dia tidak pernah melihatnya langsung. Dan melihat sesuatu yang menonjol dengan tegak dan tampak keras di balik selimut yang menutupi pinggang dan selangkangan Tuan Huta, Sohyun langsung menyimpulkan bahwa lelaki itu sedang ereksi.

Minhyuk mengikuti arah pandangan Sohyun, dan menyadari bahwa ketegangan di selangkangannya yang membuat Sohyun tampak segan dan waspada. Dia lalu mengangkat bahu dan tersenyum meminta maaf.

"Maaf, begitulah yang sering terjadi kepadaku ketika bangun di pagi hari, dia keras dengan sendirinya." Dengan gerakan menggoda Minhyuk menarik selimutnya menuruni pinggangnya seolah-olah akan menunjukkan kejantanannya yang tersembunyi di sana.

"Andweee!" Sohyun memekik, menutup kedua matanya dengan jemarinya. Dan ketika mendengar Minhyuk terkekeh dia langsung membuka jemarinya dan menatap lelaki itu dengan malu.

"Kau begitu berbeda di pagi hari. Begitu pemalu." Minhyuk dengan lembut mendekatkan bibirnya ke dahi Sohyun dan mengecupnya.

"Kau pasti pusing. Mandilah, akan kubuatkan kopi untukmu."

Unforgiven Hero (Remake Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang