Bab 14

273 35 7
                                    

Berita itu membuat jantung Minhyuk berdenyut kencang. Sohyun hamil, Sohyun mengandung anaknya.

Mereka akan punya bayi bersama. Tadi Minhyuk langsung menyetir mobilnya setengah mengebut ke arah asrama Sohyun. Dia tidak sabar bertemu Sohyun, memastikan istrinya baik-baik saja, dan calon anaknya juga sehat di kandungan istrinya.

Apapun yang akan terjadi, dia akan mempertahankan pernikahan ini. Bayi itu semakin memperkuat alasannya untuk berjuang mendapatkan Sohyun kembali. Semoga Sohyun setidaknya mau memberinya kesempatan.

Hati-hati dia memarkir mobilnya di depan asrama. Beberapa mahasiswa yang lalu lalang di jalan menoleh ke arahnya, beberapa yang lain bahkan sampai tidak mampu mengalihkan pandangannya.

Asrama itu memang dekat dengan kampus ternama di kota ini, sehingga banyak mahasiswa yang lewat dengan berbagai urusannya. Minhyuk memang layak untuk dilihat dua kali.

Ketampanannya sangat eksotis dan menyolok, sehingga menarik perhatian orang. Hari ini dia mengenakan celana jeans santai dan kemeja senada dan memakai rompi rajutan yang membungkus dengan indah badannya.

Dadanya yang bidang tercetak di sana, rambutnya yang agak basah karena buru-buru sehabis mandi, disisir begitu saja ke belakang dengan jemarinya, membuatnya tampak semakin eksotis. Lelaki itu benar-benar tampan.

Tetapi dia adalah lelaki tampan yang gugup. Langkahnya ragu sekaligus bersemangat.

Seluruh kata-kata terjalin campur aduk di benaknya. Dia harus bisa meyakinkan Sohyun supaya kembali kepadanya. Ketika Minhyuk sampai ke depan pintu asrama, dia hendak mengetuk. Tetapi pintu langsung terbuka dari dalam, menampakkan wajah Jessica yang pucat pasi.

“Sohyun pergi. Dia tidak ada di mana-mana, aku tidak tahu kapan dia pergi. Dia meninggalkan surat ini...”

Mata Jessica membelalak panik.

“Ya Tuhan Minhyuk, sepertinya dia mendengar percakapan kita tadi pagi dan marah karena menemukan satu kebohongan lagi.”

Kepala Minhyuk seperti dihantam dengan keras menerima kabar itu, dia menerima surat itu dari Jessica dan membacanya. Wajahnya memucat membaca pesan singkat yang ditulis di atas kertas sederhana tersebut.

̴ Kau tidak akan bisa mengatur-atur kehidupanku lagi, Minhyuk. Aku akan pergi jauh, dan kau tak akan bisa menemukanku lagi ̴

.
.

Sohyun mengetuk pintu rumah Yuri, dan menunggu dengan cemas. Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dari dalam dan pintu dibuka.

“Sohyun?” Yuri menatap Sohyun dan tersenyum lebar.

“Kenapa kau tidak mengabari kalau kau mau datang? Aku bisa memasakkan makanan istimewa untukmu...”

“Yuri ah...” Ekspresi wajah Sohyun yang begitu serius membuat senyum Yuri memudar dan menatap Sohyun dengan bingung.

“Berjanjilah kepadaku kau tidak akan mengatakan kepada Minhyuk kalau aku ada di sini.”

“Ada apa Sohyun? Apa yang terjadi kepadamu?”

“Berjanjilah dulu Yuri.”

Yuri melihat betapa seriusnya Sohyun. Dia menganggukkan kepalanya dengan cepat.

“Baiklah, aku berjanji. Ayo masuklah dulu, aku akan membuatkan minuman untukmu.”

Sohyun mengikuti Yuri masuk ke dalam rumah. Yuri membuatkan teh untuknya dan mengajaknya duduk di ruang keluarga.

Sepertinya bayinya sedang tidur karena suasana rumah sangat sepi.

“Suamiku sedang keluar kota. Tugas kantor, dia baru pulang seminggu lagi. Jadi aku hanya berdua di sini dengan si kecil.” Yuri menuangkan teh ke cangkir Sohyun.

Unforgiven Hero (Remake Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang