"Selamat pagi." Minhyuk menyapa lembut ketika Sohyun membuka matanya, sudah hampir setengah jam yang lalu Minhyuk bangun, tetapi tidak bergerak dari ranjang.
Dia berbaring miring di sana, bertumpu pada sikunya dan memandang isterinya yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Minhyuk suka memandangi Sohyun, dia bisa melakukannya berjam-jam tanpa bosan.
Dan kesadaran bahwa sekarang dia bisa melakukan itu sebagai suami Sohyun, membuatnya bahagia.
Sohyun mengerjapkan matanya. Butuh beberapa lama sampai dia menyadari berada di mana dan apa yang terjadi. Ingatan tentang malam pertama kemarin membanjirinya, dan membuatnya merona malu.
Minhyuk sendiri tampak tidak peduli, lelaki itu menelusurkan jemarinya ke sepanjang pinggul Sohyun dengan menggoda.
"Apakah tidurmu nyenyak?" Minhyuk menatap Sohyun dengan mesra, membuat Sohyun kehabisan kata dan hanya bisa menganggukkan kepalanya. Jemari Minhyuk menelusuri makin berani.
"Masih sakit?" Minhyuk mengusapnya lembut.
"Ah, Sohyunku yang lugu... maafkan aku karena harus menyakitimu." Napas Minhyuk agak terengah dan karena mereka berdua tidak memakai busana, Sohyun bisa melihat betapa kejantanan Minhyuk telah menegang keras lagi. Tetapi lelaki itu tampak menahan diri, dia mengikuti arah pandangan Sohyun dan tersenyum.
"Seperti yang selalu kubilang, aku selalu mengeras kalau bersamamu, karena kau membuatku begitu bergairah..." Minhyuk mengelus pipi Sohyun dengan lembut.
"Tapi hari ini kita akan menghormati hilangnya kau-tahu-maksud ku...dengan tidak menyentuhmu dulu."
Sohyun tersenyum, hatinya terasa hangat menerima kelembutan Minhyuk ini. Lelaki ini tampak bersungguh-sungguh dengan perkataannya, dan sejak pernikahan mereka, dia selalu diperlakukan dengan hormat dan penuh kasih.
"Terima kasih, Minhyuk."
"Sama-sama isteriku." Minhyuk mengecup ujung hidung Sohyun dengan lembut.
"Oh ya... mengenai pulau yang diceritakan Chaerin pada saat acara makan setelah pernikahan kemarin.... Maafkan aku tidak membicarakan sebelumnya denganmu, sebenarnya itu akan menjadi kejutan bulan madu kita."
"Kejutan lagi." Sohyun menggumam tanpa sadar menatap Minhyuk dengan pandangan menuduh.
Minhyuk terkekeh, menarik Sohyun ke dalam pelukannya. Tubuh mereka telanjang, hangat, bahagia dan terpuaskan karena percintaan mereka semalam. Minhyuk memang ereksi tetapi dia tidak peduli. Yang utama bukanlah memuaskan hasratnya kepada Sohyun, yang utama adalah berada di dekat Sohyun, berdua dan bahagia.
"Pulau itu sangat indah, aku mewarisinya dari ayahku, kita bisa menikmati waktu berdua di sana, saling mengenal lebih dalam." Tatapan Minhyuk menjadi intens.
"Aku yakin, kalau kita saling mengenal lebih dalam, kita akan menyadari bahwa kita adalah pasangan yang cocok."
Pasangan yang cocok. Mungkinkah? Dia perempuan biasa yang hidupnya serba biasa-biasa saja, dengan Minhyuk yang semua ada pada dirinya begitu luar biasa. Sohyun melirik ke arah kejantanan Minhyuk, bahkan milik-nya pun luar biasa. Pipi Sohyun menjadi memerah karena pemikiran spontannya itu.
.
.
Perahu boat membawa mereka mendarat ke anjungan pulau itu. Beberapa orang tampak sudah menunggu di sana. Minhyuk membantu Sohyun turun dari kapal dan menggendongnya ketika mereka harus melalui bagian laut yang dangkal sebelum melangkah ke arah pantai berpasir yang luar biasa indahnya.
Ini benar-benar surga pantai tropis yang luar biasa. Warna pasirnya sedikit gelap, tetapi lembut, membuat Sohyun tanpa pikir panjang melepas sepatunya dan memilih bertelanjang kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero (Remake Story)
FanfictionLee Minhyuk adalah seorang pengusaha sukses keturunan dari keluarga kaya yang berpengaruh. tetapi sebenarnya Minhyuk menyimpan rasa bersalah yang menyiksa seumur hidupnya. Di masa mudanya, Minhyuk pernah menyebabkan kecelakaan parah yang membunuh se...