Bab 5

407 39 10
                                    

Perputaran dunia sungguh tidak dapat diduga. Begitupun perjalanan hidup manusia.

Sohyun melirik cincin berlian elegan yang berkilau di jari manisnya. Dia datang ke perusahaan ini karena sebuah panggilan keberuntungan yang datang tak diduga.

Siapa yang bisa mengira? Bahkan di dalam imajinasinya yang paling liarpun dia tidak pernah menduganya. Semua ini terjadi terlalu cepat... terlalu tiba-tiba. Dia bahkan tidak mengenal jauh Tuan Huta....

Sohyun membatin dalam hati, dan tanpa sadar mengernyitkan dahinya. Yang dia ketahui tentang Tuan Huta hanyalah info dari majalah bisnis yang dibacanya ketika mencari tahu tentang perusahaan yang memanggilnya untuk interview itu, dan beberapa info dari Yuri, yang sekarang sudah mengambil cuti hamilnya. Yuri akan sangat terkejut kalau saja dia ada di kantor untuk menyaksikan semua drama ini.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu alasan utama Sohyun menerima pertunangan ini adalah karena empatinya kepada Chaerin, dan kekagumannya akan rasa bertanggungjawab Tuan Huta karena begitu memikirkan kesedihan yang pernah dialami Chaerin. Tuan Huta pasti sangat menyayangi adiknya.

Sohyun tidak pernah punya saudara kandung, dia anak tunggal, yang pada akhirnya harus berakhir sebatang kara.

Sohyun mengerjapkan mata ketika mobil hitam yang elegan itu meluncur dengan mulus dan berhenti tepat di depannya. Tuan Huta sendiri yang menyetir mobilnya, dengan sopan, dia turun dari mobil dan membukakan pintu penumpang di sebelahnya untuk Sohyun.

"Maafkan aku, aku sedikit tertahan di lobi tadi. Aku harap kau tidak menunggu lama."

"Tidak. Aku baru beberapa menit di sini." Sohyun melangkah masuk ke mobil dan lelaki itu menutupnya, lalu kembali ke balik kemudi dan menjalankan mobilnya.

Tiba-tiba sebuah pemikiran melintas di benak Sohyun, bahwa dia bahkan tidak tahu nama lengkap lelaki ini.

"Bagaimana mungkin kita melanjutkan semua ini, kalau kita bahkan tidak saling mengenal sama sekali?" tanpa sadar Sohyun menyuarakan pemikirannya.

Minhyuk melirik sedikit ke arah Sohyun dan tersenyum."Masih banyak waktu, dan dengan senang hati aku akan membuka diri sehingga kau bisa lebih dalam mengenalku." Suaranya merendah lembut, "Dan aku harap kau juga membiarkanku mengenalmu lebih dalam."

Sohyun menghela napas. Kenapa kata-kata Tuan Huta yang biasa saja bisa terdengar begitu sensual di telinganya? Dengan tak kentara Sohyun menggelengkan kepalanya, mencoba berkonsentrasi kepada sesuatu yang logis.

"Siapa nama lengkapmu?"

Minhyuk mengerem dengan mendadak. Hampir membuat ban mobil berdecit dan tubuh Sohyun terdorong ke depan, untunglah mereka sedang berada di jalanan yang sepi. Sohyun menoleh ke arah Tuan Huta dan menatap bingung. Lelaki itu tampak kaget... karena pertanyaan-nya, ataukah karena sesuatu di jalan?

Tetapi Minhyuk dengan cepat menguasai diri, dia menatap Sohyun dan meminta maaf,

"Maafkan aku, tadi ada kucing menyeberang." gumamnya cepat sambil mengalihkan pandangan kembali ke arah jalan.

Apakah hanya perasaannya saja... atau Tuan Huta sedang mencengkeram kemudinya erat-erat? Sohyun mengalihkan pandangannya ke jalan dan akhirnya tersenyum.

"Kucing memang sering menyeberang tiba-tiba, kadang kita baru melihat ketika mereka sudah di seberang mata, membuat kita kaget setengah mati."

"Yah. Dan aku memang kaget setengah mati." Lelaki itu melirik Sohyun.

"Tadi kau bertanya apa?"

"Nama lengkapmu?"

"Oh.... Kau tidak tahu ya, padahal kau sudah beberapa lama bekerja sebagai bawahanku. Keterlaluan." Minhyuk pura-pura menyindir, padahal jauh di dalam hatinya dia tahu.

Unforgiven Hero (Remake Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang