Empat Belas : Waktunya tiba

920 38 1
                                    

Mungkin saja yang baru memiliki sesuatu yang lebih seru untuk sekedar menjadi seorang kenalan.

❇❇❇

Hari minggu tiba, Grea sudah bersiap dengan setelan kasualnya, ia hari ini sangat berbeda dari hari biasanya dari segi penampilan yang tampak lebih feminin.

Cewek itu mengisi slingbagnya dengan kamera kecil kesayangannya dan dompet, ia memang tidak memiliki ponsel tapi kamera dan notebook ia memilikinya karena cewek itu hobi memfoto lalu mengeditnya. Grea juga mengambil topi kesayangannya yang berwarna putih pemberian Reno untuknya.

Grea memakai smart watch-nya yang berwarna hitam. Grea keluar tanpa pamit karena dirinya sudah biasa tinggal sendiri tapi saat akan membuka pintu, suara Geno dari belakang memanggilnya. "Rea? Mau ke mana?"

Grea melihat ke arah Geno. "Ke mana-mana gue senang." setelah itu memilih keluar.

Grea yang sedang berjalan ke halte dapat melihat Gavian yang sudah tiba, ia tersenyum lalu sedikit berteriak. "Eh udah datang pacar?"

Gavian yang melihat Grea datang hanya bisa terperangah, entah kenapa hari ini cewek itu tampak lebih cantik. "Va, jangan buat gue baper bisa?"

Grea terkekeh menatap Gavian dengan pandangan mengejek. "Ehh? Enggak sayangnya. Gue lebih suka buat orang terbang terus dengan kerasnya gue jatohkan."

"Ih jahat."

"Bodo." Grea membalas tak perduli "Dan kenapa elo manggil gue Va?" tambahnya bertanya karena sedikit risih karena Gavian memanggilnya begitu.

Gavian tersenyum mendengar pertanyaan Grea. "Neva. Janeva. Gue lebih suka manggil lo itu ketimbang Grea."

Setelah melihat Grea yang balas mengangguk, Gavian menyuruh cewek itu untuk naik ke atas motornya. Gavian menyodorkan helm hitamnya yang lain kepada Grea sementara cowok itu sudah menggunakan helm full face-nya. "Udah?" tanya Gavian.

"Udah."

Motor itu pun melaju meninggalkan halte menuju tempat di mana mereka akan berkumpul. Mereka berkumpul di depan sebuah pom bensin, terlihat dari kejauhan dengan mata Grea yang tajam di sana sudah ada beberapa anak OSIS yang Grea kenali.

Saat motor Gavian sampai, perhatian mereka yang berkumpul mengarahkan ke cowok itu. "Cie yang udah gak jomblo, ada yang diboncengin." sindir Tama.

Gavian hanya tersenyum. "Iyalah emangnya elo, GAK LAKU-LAKU. Zidan sama Farhan mana?"

"Ah elah, Grea terpaksanya jadian sama elo. Bentaran juga nyampek."

Gavian sedikit terdiam, lalu memilih tak membalas ucapan sahabatnya itu. "Semua udah ngumpul?"

"Udah, ada orang tambahan yang ikut. Gapapa?"

Gavian mengangguk. "Gapapa asal bayar. Beres."

Grea melirik ke arah dua cowok itu lalu melirik Gavian yang masih di atas motor bersama dengannya. "Jadi gue juga ni?"

Tessa yang mendengar pertanyaan Grea langsung melihat cewek itu. "Iyalah lo kan orang asing."

Gavian tersenyum kepada Grea sesekali melirik ke arah Tessa. "Iyalah gue yang bayar."

Grea hanya tersenyum, tersenyum mengejek ke arah Tessa yang sepertinya sedang menahan kekesalan.

✳✳✳

Rombongan mereka sudah sampai, rombongan yang berisi hampir 20 orang ini menjadi pusat perhatian karena kehebohannya. Zidan dan Farhan yang dipilih Gavian untuk menyiapkan tiket pun sudah mengurusnya.

GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang