Menyebalkan memang bagi Ryujin saat kebiasaan bangun jam tiga pagi dalam keadaan laparnya kambuh. Tidak apa jika ia sedang ada di rumah, mama selalu punya kulkas berisi makanan setiap harinya. Namun, lain hal jika ia berada di kost. Ia hanya bisa menemukan bungkus mie instan kosong.
"2:57 am." gumam Ryujin. Dengan mata yang setengah tertutup, Ryujin menyibakkan selimut. "Laper."
Walaupun terkantuk-kantuk, Ryujin berjalan dari kamarnya menuju dapur tanpa tersandung, menabrak meja atau parahnya memecahkan vas-vas kaca kesayangan mama yang tersebar di penjuru rumah. Kaki Ryujin sudah tahu kemana ia harus melangkah walaupun matanya belum terbuka sepenuhnya.
"Serealnya mana, sih?" Ryujin meraba-raba lemari yang terpasang agak tinggi di dinding dapur.
"Ini." Seseorang menyodorkan kotak sereal pada Ryujin. "Seharusnya kamu bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Kenapa kamu hanya setinggi ini?"
Entah Ryujin tidak sadar karena masih setengah nyawa atau memang otaknya lambat dalam memproses. Ia tidak sadar bahwa ada orang lain di rumahnya yang sedari tadi tak luput memperhatikan Ryujin.
"Oke, makasih, Yah."
Ryujin menuangkan sereal ke dalam mangkok. Kemudian, dia berjalan mengambil kotak susu seliter di dalam kulkas. "Aya, Aye, Ayu maafin Ryujin. Gue ambil jatah susu kalian, ya. Gue engga abisin seliter, kok."
"Hoahm."
"Angetin dulu."
"Sini biar aku saja. Bahaya kalo kamu menyalakan kompor sedangkan nyawa kamu masih ada di ujung dunia."
"Oke, makasih, Ayah," ucap Ryujin seraya berbalik untuk duduk di meja makan menunggu serealnya siap.
Gadis itu hanya menopang dagu, dalam temaram ia memperhatikan punggung seseorang yang ia kira sebagai ayah sedang menyiapkan sereal pukul tiga pagi untuknya.
"Ini sereal kamu. Pastikan matamu terbuka agar sendok itu tidak menyasar ke hidung kamu." Orang itu menyodorkan semangkok sereal kepada Ryujin.
"Hm, makasih Ayah." Ryujin segera menyuapkan sereal itu ke dalam mulut. Namun, perasaannya mengatakan ada sesuatu yang salah.
Dirinya seakan tak bisa bergerak ketika pandangannya jatuh pada sticky notes bertuliskan pesan ayah mama yang dibacanya malam tadi.
Hah? Tunggu dulu. Ayah sama mama kan pergi ke tempat mbah. Terus siapa..
Orang itu berdecak. "Ck, bodoh. Aku bukan ayah kamu, Mrs. Shin."
Byuurr
Ryujin langsung menyemburkan sereal yang sedang ia kunyah. Matanya membulat sempurna ketika sosok yang berdiri di dapurnya ini bukanlah ayah, melainkan cowok asing yang entah muncul darimana.
"Uhukk uhukk."
Dalam keadaan tersedak, Ryujin berlari tergopoh-gopoh menuju kamar mandi. "Ya Tuhan, ampuni Ryujin karena sering nilep uang spp SMA dulu. Ampuni juga karena sering julid, sering ngomong kasar, banyak buat dosa."
"Ya Tuhan tolong jauhkan Ryujin dari gangguan setan."
"Enggak mungkin kan mama punya anak cowok tapi ga pernah bilang? Enggak salah lagi itu jurig."
Ryujin tidak pernah percaya dengan cerita teman-temannya tentang hantu, menurutnya itu konyol. Tapi hari ini, Ryujin melihat sendiri seorang asing tengah berada di dapurnya pukul tiga pagi.
"Ya Tuhan, gue janji bakalan rajin ibadah habis ini. Tolong banget deh usir itu makhluk halus dari rumah."
Perlahan, tangan Ryujin membuka pintu kamar mandi, mengintip lewat celah pintu, kemudian menutupnya kembali dengan sangat pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/188715140-288-k129692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CAT HWANG;ㅡhwangshin
Fanfiction"From the beginning, i knew we were could not be together." aphroditesjxx©2019