Setelah kepergian Yoongi beberapa waktu yang lalu, kini di taman itu hanya tinggal Jimin sendiri. Menghela nafasnya sembari mendudukkan dirinya di bangku taman yang sempat Yoongi duduki sebelumnya.
Ia mendongakkan kepalanya menatap langit yang terlihat begitu cerah hari ini. Ia berharap ia bisa seperti langit itu, tapi ia tau itu tidak mungkin.
Awalnya ia berharap bisa bebas dan tak akan pernah terlibat oleh perasaan seperti ini. Dirinya merasa tertekan dan bersalah karena ulah nya sendiri.
Ternyata memang benar ya, karma itu memang ada dan sekarang ia merasakannya lewat sebuah penyesalan yang terlambat ia sadari.
Semangatnya yang sebelumnya muncul untuk berusaha mendapat maaf dari Yoongi itupun seketika menguar entah kemana. Dirinya tiba-tiba merasa pesimis pada dirinya sendiri. Ia tidak yakin Yoongi akan memaafkan dirinya dengan begitu mudah. Bahkan sebelumnya ia bisa melihat pancaran mata milik Yoongi yang ditujukan untuknya pun begitu datar dan dingin. Ia yakin Yoongi sudah terlanjut sangat membencinya.
"Apa yang harus kulakukan? Yoongi sepertinya sangat membenciku" erang Jimin meraup wajahnya kasar dengan kedua tangannya. Ia menggerang frustasi dalam hati sembari menunduk dan menjambak rambutnya sendiri dengan kedua tangannya itu. Sepertinya ia benar-benar sedang frustasi dan kebingungan.
Ia pikir semuanya akan berjalan mudah, tapi ternyata tidak. Rasa penyesalan dan bersalah itu terus menghantui dirinya bahkan hingga saat ini. Sungguh ia benar-benar tertekan sekarang. Rasa penyesalan ini benar-benar menyiksanya hingga ke tulang-tulangnya.
"Disini kau rupanya. Sebenarnya urusan apa yang ingin selesaikan itu, hah?!" Dengus Taehyung menghampiri Jimin yang saat ini kondisinya benar-benar tidak baik. Ia bahkan mengabaikan ucapan Taehyung padanya.
"Ya, Park! Kau mendengar ku tidak?!" telak Taehyung di buat kesal oleh Jimin yang tak kunjung membuka mulutnya.
"Sebenarnya kau ini kenapa? Kenapa kau terlihat begitu stres?" Tanya Taehyung kemudian mengambil tempat di samping Jimin.
Masih diam.
Jimin sepertinya betah dalam kebungkaman yang ia buat sendiri. Ia bahkan tak kunjung menjawab satupun pertanyaan yang Taehyung lontar kan padanya.
"Sebenarnya urusan apa yang kau maksud tadi?"
Nada bicara Taehyung pun berubah menjadi sedikit lebih bersahabat dari sebelumnya. Ia tidak tau apa yang baru saja terjadi pada sahabatnya itu, jadi mungkin dengan ia bertanya lebih dulu Jimin mau menceritakannya.
"Ingin bercerita?" Ucap Taehyung lagi.
"Tae?" Panggil Jimin pada akhirnya setelah terdiam lumayan lama.
"Kau ada masalah?"
Jimin menghela nafas seraya memperbaiki letak duduknya menjadi tegap, dari yang sebelumnya membungkuk menjadi berdiri tegak.
"Aku bertemu Yoongi" Cuit Jimin menatap kosong jalanan di depannya itu.
"Yoongi? Apa?! Kau sudah bertemu dengannya? Dimana?" Tanyanya bertubi-tubi.
"Disini! Di taman ini. Dan urusan yang kumaksud tadi adalah menemui Yoongi, disini" terang Jimin.
"Kalian janjian?" Jimin menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Saat di kedai tadi mataku tak sengaja melihat ke arah taman ini dan secara kebetulan aku seperti melihat seseorang yang begitu mirip dengan Yoongi tengah duduk disini. Aku sempat berpikir bahwa mungkin aku sedang berhalusinasi, tapi saat aku mengerjapkan mataku lagi ternyata sosok itu masih ada disini.
Saat ku hampiri untuk memastikannya ternyata dia memang benar sosok Yoongi yang sedang kucari selama ini. Kau tau apa yang terjadi selanjutnya?" Jelasnya dengan suara yang terdengar begitu lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love || Minyoon✔
FanfictionAku tak mengerti kenapa kau berbohong padaku. Ku kira kau mencintaiku, tapi ternyata kau membohongiku. Kau selalu mengatakan kau mencintaiku dan berucap manis padaku, tapi ternyata kau membodohiku. Kau tak benar-benar mencintaiku. Melainkan hanya me...