#12

4K 525 24
                                    

Jangan lupa tekan⭐
Sorry for typo
Happy reading!




••••

Kini Yoongi sudah berada di rumah utama kedua orang tuanya. Mungkin sejak beberapa saat lalu dan sedari tadi ia terlihat tak tenang dalam duduknya dengan kedua tangan yang ia remas karena gugup.

"Tenang, Yoon" Ucap Seokjin yang memang saat ini menemani Yoongi untuk menemui kedua orang tuanya.

"A-aku takut, hyung. Bagaimana jika eomma kecewa padaku dan appa sangat marah setelah mengetahui semuanya?" Ujar Yoongi.

"Kau tenanglah dan percayakan semuanya pada tuhan. Kita disini juga untuk mengatakan semuanya. Jadi jangan takut karena aku akan selalu berada di pihakmu" Terang Seokjin.

"Gomawo, hyung. Aku benar-benar bersyukur bisa memiliki saudara sepertimu" Jelas Yoongi setelah merasa rasa gugupnya sedikit berkurang akibat semangat yang Seokjin berikan untuknya.

"Yoongi-ah!" Panggil sang ibu ketika melihat wajah putra semata wayangnya itu kini sudah pulang setelah kemarin seharian tak pulang. Tapi ia bersyukur setidaknya sang putra pulang ke apartemen Seokjin sepupunya.

"E-eomma" Cuit Yoongi sedikit takut.

Sang ibu pun langsung merengkuh sang putra ke dalam pelukannya. Ia yang waktu itu baru pulang dari luar kota bersama suaminya tiba-tiba di kaget kan oleh ucapan sang supir yang biasa mengantar jemput Yoongi sepulang sekolah tiba-tiba mengatakan Yoongi tak pulang seharian ke rumah. Ia sempat panik dan meminta sang suami, Min Sehun untuk mencari putranya itu pun urung ketika sebuah telepon menghubungi nya dan mengatakan Yoongi baik-baik saja dan akan menginap di rumahnya.

Nyonya Min atau panggil saja Min Luhan sang ibu langsung menghela nafasnya lega setelah mengetahui ternyata sang penelpon adalah Kim Seokjin, keponakannya dan mengatakan bahwa Yoongi putra mereka baik-baik saja dan saat itu ada di apartemen miliknya.

Namun pagi ini ia dan sang suami di buat terheran-heran oleh sang putra bersama keponakannya itu yang ingin mengatakan sesuatu yang penting pada mereka berdua mengenai Yoongi, putra mereka.

"Jadi apa yang ingin kalian katakan, Seokjin?" Tanya Sehun lembut sembari memulai percakapan pagi itu.

Seokjin yang mendengar suara bas sang Paman pun sedikit berjengit kaget dari tempat duduknya dan setelah itu menatap Yoongi, Luhan dan Sehun bergantian. Setelah itu ia mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya kemudian membuangnya pelan.

Luhan yang melihat Seokjin menghirup udara kemudian menghembuskannya pun di buat semakin penasaran mengenai hal penting apa yang akan Seokjin sampaikan pada mereka.

"Seokjinie, ada apa?" Tanya Luhan.

"Ini mengenai Yoongi" ujar Seokjin dan kedua orang tua itupun mengernyit tak mengerti.

"Yoongi?" tanya Luhan.

Seokjin mengangguk. Kemudian menatap Yoongi yang kembali menunduk.

"Yoongi, di-dia hamil" Ucap Seokjin setelah beberapa detik mengumpulkan suaranya untuk bisa mengatakan semuanya.

"APA?!!"

Sontak kedua orang itu langsung berdiri dari tempatnya dan memandang Yoongi yang menunduk semakin dalam. Yoongi tau ini pasti akan terjadi, dan kedua orang tuanya itu akan marah serta kecewa padanya. Oleh karena itu, ia malu dan takut bila harus menatap wajah kedua orang tuanya yang ia yakin akan murka padanya.

"Yoongi-ah" Lirih Luhan tak percaya seraya membekap bibirnya tak percaya atas ucapan sang keponakan.

"Mianhae, eomma, mianhae appa. Yoongi tau Yoongi salah, karena itu eomma boleh marah padaku. Tapi Yoongi mohon jangan membenci Yoongi serta bayi tak bersalah ini. Maafkan Yoongi karena tak bisa menjaga diri Yoongi eomma, appa. Maafkan Yoongi" Tangis Yoongi tiba-tiba pecah di kediaman keluarga Min.

Tuan Min Sehun mengurut pangkal hidungnya sendiri. Ia ingin marah, tapi pada siapa? Putranya? Itu sungguh tidak masuk akal. Putranya bahkan sedang terpuruk saat ini dan jika ia marahi maka putra akan jauh lebih terpuruk.

Dan ia juga terlalu sangat menyayangi putranya itu dan ia tak akan sanggup bila harus memarahinya. Sehun tau putranya juga pasti terpukul mendengar dirinya ternyata bisa hamil seperti ibunya Min Luhan.

Maka yang bisa Sehun lakukan hanya mengurut pangkal hidungnya serta mengurut keningnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri saat itu demi meredam emosinya.

"Siapa yang melakukannya, Yoon?" Tanya Sehun menatap putranya yang ternyata sedang menangis itu.

Yoongi menatap ayahnya tak percaya. Ia sempat berpikir bahwa ayahnya akan memukulnya serta memarahinya habis-habisan. Tapi yang ia liat saat inj jauh dari kata yang sempat ia pikirkan itu. Bukannya memarahi atau memukulnya, sang ayah justru bertanya siapa yang telah menghamilinya. Namun Yoongi tak mungkin mengatakan bahwa Jimin adalah pelakunya. Ia tak mungkin mengatakan seperti itu, yang ada Jimin akan habis di tangan ayahnya setelah itu. Jujur saja sebenci apapun dirinya pada Jimin saat ini ia tak sampai hati untuk membiarkan ayahnya menghajar pria itu. Apalagi ia tau seperti apa ayahnya saat sedang marah tak tanggung-tanggung untuk menghajar siapapun.

"Appa tak akan menghajarnya jika itu yang kau pikirkan, Yoon. Appa hanya akan meminta pertanggung jawabannya atas anak yang tengah kau kandung itu" Seakan bisa membaca pikiran sang anak, Sehun pun segera angkat bicara mengenai perkataannya.

Namun Yoongi justru tersenyum dan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Dia bahkan tak tau aku hamil, appa" Lirih Yoongi yang kembali membuat Luhan dan Sehun membolakan matanya lebar-lebar.

"BAGAIMANA BISA SEPERTI ITU, YOONGI??" Bentak Sehun tanpa sengaja.

Yoongi seketika beringsut mundur setelah mendengar bentakan sang ayah untuk yang pertama kalinya ia dengar seumur hidupnya. Sedangkan Sehun yang menyadari dirinya baru saja membentak sang putra untuk pertama kalinya itupun merutuki dirinya habis-habisan. Bagaimana ia bisa membentak putra semata wayangnya. Oh terkutuk lah kau wahai bibir sialan. Umpat Sehun dalam hati.

"M-maafkan appa, sayang. Appa tak bermaksud membentak mu" Lirih Sehun menghampiri Yoongi yang ketakutan terhadapnya, kemudian membawa sang putra ke dalam dekapannya.

"Maafkan appa, appa tak bermaksud membentak mu, sayang" Ujar Sehun seraya mengeratkan pelukannya pada tubuh Yoongi yang kembali bergetar menahan tangis.

"Maafkan Yoongi, appa. Disini Yoongi memang pantas di marahi. Yoongi minta maaf, appa" Tangis Yoongi akhirnya pecah juga dalam dekapan sang ayah.

"Tak apa. Appa tak akan memaksamu jika kau mang tak ingin mengatakannya. Cukup kau sudah berkata jujur pada appa mengenai kehamilanmu, appa tak keberatan jika kau memang tak ingin membahas soal lelaki yang telah menghamili mu itu. Jadi appa mohon jangan menangis lagi, ne" Pinta Sehun sembari mencium puncuk kepala sang putra penuh kasih sayang.

Dan dalam pelukan sang ayah Yoongi pun kembali mengangguk sembari mengeratkan pelukannya dan mengucapkan beribu maaf dalam hatinya pada sang ayah juga sang ibu.

'Maafkan Yoongie appa, eomma. Yoongi tau ini salah. Karena itu maafkan Yoongi yang harus berbohong pada kalian. Yoongi janji, Yoongi tak akan mengulangi hal serupa untuk kedua kalinya. Yoongi berjanji akan merawat bayi ini, serta membesarkannya sepenuh hati Yoongi, seperti eomma dan appa merawat Yoongi dulu hingga Yoongi sampai sebesar saat ini. Yoongi janji, Yoongi akan memberikannya kasih sayang layaknya kasih sayang appa dan eomma pada Yoongi. Dan Yoongi berjanji tidak akan mengeluh sedikitpun atas pilihan yang Yoongi pilih untuk membesarkannya sendirian tanpa sosok ayahnya, karena aku akan menjadi keduanya untuk anakku kelak'

Janji seorang Min Yoongi terhadap kedua orang tuanya.




.

.

~tbc~

Don't forget to votment and see you next part

[Publish]
06.06.2019

[Revisi]
31.05.2020

Fake Love || Minyoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang