Hari semakin petang dan Vina masih berkutat dengan pekerjaannya. "Huh udah malam" Vina bergegas untuk pulang. sesampainya dirumah keadaan rumah sepertinya nampak sepi tanpa mengetuk pintu namun tiba-tiba .
" Dari mana saja kamu jam segini baru pulang Dasar anak gak tau diri" kata-kata kasar terlontar dari mulut Immanuel sedangkan Riska alfita nggak hanya menonton saja.
"Ini hidup saya jadi apa hak Anda untuk mengatur hidup saya"
plak..
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Vina. Vina menatap nanar orang yang sudah menamparnya, Immanuel menatap Vina dengan pandangan menyesal "Maafkan Papa" lirik Imanuel langsung menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadinya dan terlela.
.......
Kilau mentari menyinari Pagi Vina beranjak dari tidurnya dan segera menuju kamar mandi 20 menit Vina menggunakan untuk bersiap-siap ke sekolah Turun ke bawah dan menuju dapur dan seperti biasa ia harus membuatkan bekal untuk Dion setelah selesai membuat bekalnya Vina segera menuju pintu di rumahnya ia berjalan melewati keluarganya yang sedang sarapan itu. " Vina" suara dingin itu menghentikan langkahnya.
"Maafkan papa atas sikap tad malam"
"Anda tidak perlu meminta maaf " jawabnya sedingin "jaga ucapan lo" suara Angga. Vina membuka dan melanjutkan langkahnya seperti biasa Rina berjalan ke halte untuk menunggu bis yang akan mengantarkannya ke sekolah setelah kurang lima belas menit sampai di sekolahnya.
.
.
. kring kring
"Selamat pagi"
"Pagi bu"
"Baiklah kita mulai pelajaran nya.