22. ARE U SERIOUS?

17 2 0
                                    

"Apa..karna lo udah bosen sama gue?"

"Plis nan, jawab! Lo ga boleh memutuskan sesuatu secara tiba-tiba tanpa alasan!"

"Gue mutusin lo bukan karna Azilla atau cewe manapun. Dan gue juga bukan karna bosen ra." ucapnya angkat bicara.

"Terus apa? Kalo gue punya salah sama lo, omongin baik-baik, bukannya malah ninggalin gini." ujarku berusaha menahan air mata.

"Gue cuman udah ga nyaman sama lo ra, maafin gue."

Gue udah nyerah. Disaat terakhir, gue liat kedua matanya. Mungkin kedua mata itu akan kurindukan setelah ini.

"Ra..plis..gue takut lo nangis, tapi keputusan gue udah bulat dan gue harap lo menghargai itu."

Kalo lo takut gue nangis, harusnya lo ga akan ngelakuin ini nan! umpatku dalam hati sambil mengepalkan telapak tanganku.

"Lo minta buat gue hargain lo? Coba katakan. Kapan gue ga ngehargain lo Nando!"

Setelah itu gue pergi, tapi gue urungkan sebentar dan berbalik badan menghadapnya.

Look. Feeling gue bener lagi.

"Ohya, satu hal yang harus lo inget. Gue gak bakal sia-siain air mata gue, cuman buat nangisin cowo kaya lo!" ucapku dengan penekanan disetiap katanya.

Kemudian gue balik badan dan masuk ke kelas dengan perasaan hati yang sedang mendung dan tak bisa lagi menahan beban air hujan yang akan turun.

Saat ini gue sangat butuh bahu untuk bersandar dan kata-kata penenang. Dan sekarang sedang ada Keiko, jadi gue buru-buru memeluknya dan mengumpat dibalik dadanya, lalu gue suruh dia turun ke bawah meja dan membawa tisu.

Tentu saja gue ga bisa bohongin diri gue sekarang kalau gue bakal nangis. Gue bukan munafik, tapi gue ngomong kaya tadi cuman karna gak mau dipandang lemah, dan gue mau nunjukkin kalo gue itu kuat ngadepin semua ini.

"Udahlah ra, cowo kaya gitu ga pantes buat lo tangisin." ujar Keiko sambil mengelus punggung dan kepalaku.

"Iya, tapi gue sedih kei, gue gatau harus gimana selain ngeluarin air mata gue." jawabku sambil terus menangis.

"Iyaiya gue ngerti, tapi ini sekolah ra, lo harus bisa kontrol emosi lo."

"Iya gue tau!" gumamku sambil menghapus air mataku lalu hendak berdiri. Tapi, ada seseorang datang.

"Keikoo!!! Tutupin muka gue!!" teriakku pelan pada Keiko yang langsung turun lagi ke bawah meja.

Seseorang itu masuk dari pintu kelas dengan segerombolan sambil membawa suatu benda berjumlah banyak ditangan mereka masing-masing.

"Oke, perhatian semuanya!" Teriak Fajar sang ketua kelas yang berhasil membuat seisi kelas hening.

"Baju jersey kita udah datang, nanti nama-namanya akan dipanggil oleh sekretaris dan bagi yang merasa dipanggil dimohon untuk kedepan dengan tertib."

Setelah itu, segerombolan yang membawa baju kembali duduk dibangku masing-masing. Tapi, salah satu dari mereka tidak duduk di kursinya, melainkan duduk di meja guru memperhatikan seisi kelas dan bercanda gurau dengan sekretaris.

"Aura!" Panggil Inggit sang sekretaris.

Ketika gue maju untuk mengambil baju, seseorang di meja guru itu sempat melihatku sekilas, lalu dia mengalihkan wajahnya kembali.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang