Chapter 20

39.1K 1.7K 132
                                    



—o0o—

Hari ini nampak biasa saja, selain kepulangan Ayah dan kesibukan Angga bersama Emon. Namun Sherly tetap resah. Tentu saja, Axel tak bisa dihubungi seharian ini. Tentu saja karena Axel, bukan karena Azmi yang sejak tadi pagi tak terlihat sama sekali.

Saat ini Sherly sedang mematut dirinya didepan cermin. Ia sudah selesai dengan dandanan anggunnya. Malam ini ia akan dinner dengan Axel, dan Sherly harus cantik. Benar-benar cantik. Setelah selesai ia segera menuju ke Cafe dengan diantar oleh supir pribadinya. Tak lupa juga satu bodyguard yang mengikutinya dibelakang sana. Tak butuh waktu lama, Sherly sudah sampai didepan Ai²X Cafe milik Axel.

"Halo sayang, Aku udah nyampe nih. Kamu dimana?" Tanya Sherly saat telponnya sudah diangkat oleh Axel.

"Masuk aja, Aku ada didalam."

"Oke."

Sherly segera menutup telpon dan keluar dari dalam mobil setelah sebelumnya menyuruh supirnya untuk langsung pulang. Tak usah menunggunya. Namun Bodyguard tetap ikut dalam radius 1 kilometer dari Sherly, atas dasar perintahnya.

Dengan sedikit rasa bingung, Sherly kemudian memasuki cafe tersebut. Disini sepi sekali, sepertinya Axel menutup cafenya ini hanya untuk dinner mereka.

"Permisi Nona Sherly, Tuan Aiden sudah menunggu. Mari saya antar," Ujar seorang pelayang yang menghampiri Sherly.

Sherly mengikuti langkah pelayan tersebut dan menuju ke meja mewah yang sudah disiapkan. Terlihat Axel yang berdiri disana guna menyambutnya.

"Axel," Ujar Sherly.

"Mari duduk." Ucap Axel sambil tersenyum ramah dan menarik sebuah kursi untuk Sherly duduki.

Lama tak ada yang membuka suara hingga hidangan demi hidangan datang. Sherly juga agak bingung dengan sikap Axel yang jadi pendiam seperti ini. Axel memang selalu bersikap tenang, tapi ia bukan orang pendiam juga.

"Aku ada salah sama kamu?" Tanya Sherly sambil menggenggam tangan Axel.

Axel mendongkak lalu tersenyum, "Engga kok,"

"Terus kamu kenapa diem-diem gini."

"Makan aja dulu, biar ngobrolnya enak."

Axel kemudian melanjutkan makannya, begitu pula dengan Sherly yang masih dilanda kebingungan.

Beberapa menit kemudian, Mereka sudah selesai makan dan Axel kemudian menatap Sherly sendu.

"Aku minta maaf," Ujar Axel tiba-tiba.

"Maaf? Buat apa?"

"Aku mau ke New York malam ini, penerbangan terakhir."

Tak ada jawaban dari Sherly. Ekspresinya datar, namun jelas ia terkejut. Seperti ada godam yang menghantam relung hatinya.

"Ka— kamu serius?" Lirih Sherly ragu.

Axel menghela napas berat kemudian mengambil kedua tangan Sherly dan disatukan ditengah-tengan meja bersamaan dengan genggaman eratnya "Aku gak mau jadi pengganggu, mungkin tuhan membuat aku kembali bukan untuk bersama kamu lagi. Mungkin hadirnya aku adalah untuk mengusaikan harapan kamu. Biar kamu gak nungguin aku lagi.

Ustadz, I LOVE YOU [ℂ𝕆𝕄ℙ𝕃𝔼𝕋𝔼𝔻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang