Chapter 17

35.9K 1.8K 60
                                    

Azmi mengikuti Sherly dalam diam. Setelah sebelumnya menaruh laptop dan Sajadah serta melepas sarungnya, Azmi kini berjalan menuju rooftop dengan pakaian yang lebih santai.

"Guys," Ujar Sherly saat mereka sudah sampai di rooftop.

Azmi mengedarkan pandangannya kesekeliling. Indah dan nyaman. Setelah selesai mengagumi basecamp Sherly dkk, perhatian Azmi kini jatuh pada teman-teman Sherly.

Ada ketiga laki-laki yang waktu itu datang kepesantren. Termasuk pria yang dengan berani mencium Sherly di ada disana— sedang memangku gitar dan duduk lesehan di karpet yang disediakan.

Diatas Sofa Azmi melihat dua perempuan yang pakaiannya tak jauh seperti Sherly— Serba terbuka, melihatnya dengan tatapan yang sulit Azmi artikan.

"Busett! Ini si parah Sher. Lo gak pernah ceritain dia ke kita, ya Ca?" Ujar Anggun dan dibalas Anggukan oleh Caca.

Azmi kembali mengikuti Sherly dan duduk di salah satu sofa yang kosong. Lalu dengan cepat Caca berpindah haluan dan duduk disamping Azmi rada merapat. Azmi yang risih dengan prilaku Caca pun menggeser sedikit duduknya, namun sedetik kemudian Caca mengikutinya.

"Gitu banget dih, Sher— liatin." Ujar Caca lalu terbahak.

"Walaupun udah agak 'om', tapi ganteng Sher. Lumayan lahh~" Goda Anggun.

"Terpaksa." Jawab Sherly acuh.

Alan dan Gilang yang baru menyadari kedatangan Azmi pun menghampiri mereka. Gilang kemudian mengambil tempat duduk disamping Caca dan Alan disamping Sherly— tak lupa juga tangan yang langsung melingkar di leher Sherly. Seolah seperti gerakan memiting namun dengan lebih ke perasaan posesif.

Azmi yang melihat hal tersebut kemudian berdehem sambil melirik Sherly. "Apa?!" Tanya Sherly judes.

"Maaf ya, kamu. Tangannya bisa diturunkan.." Ujar Azmi melihat pada Alan.

"Maaf ya, Ustadz. Tapi gue belum jadi Istri lo. Jadi gak ada hak buat lo ngatur-ngatur hidup gue."

Setelah Sherly selesai dengan kalimatnya, Azmi langsung bangkit dan turun. Meninggalkan Sherly dkk di rooftop. Setelah tubuh Azmi hilang dari pandangan mereka semua, tawa Anggun dan Alan pecah. Lalu menular kesemuanya kecuali Sherly dan Adit— karena sedang asik bernyanyi.

"Cemburu itu dia?" Tanya Gilang tanpa bisa menghentikan kegeliannya.

"Posesif ternyata yaa," Timbal Anggun sambil terkekeh.

"Em, btw ada yang bakal Casting nih yee," Ujar Alan tiba-tiba. Dan semuanya sontak menoleh pada Adit yang masih bermain gitar diujung rooftop— mencari nada-nada yang enak untuk ia nikmati.

"Apaan!" Sentak Adit saat melihat semua yang ada disana melihat kearahnya.

"Lo mau Casting?" Tanya Sherly.

"Iya, Abang lo baru ngabarin tadi siang."

"Waduh, waduh.. Bentar lagi followers naik nih." Caca tertawa.

"Gue kan emang udah banyak followers nya, lupa kalo gue selebgram?" Adit mengangkat sebelah alisnya sambil melihat pada Caca.

"Iye-iye Selebgram— tapi gak laku." Caca meneruskan kalimatnya dengan sound yang dikecilkan, sehingga hanya dapat didengar oleh orang-orang yang ada disofa.

"Lusa ambilin gambar gue ya, Lang. Ada endors, mayan." Ujar Sherly pada Gilang dan langsung disetujui olehnya.

Hobi fotografi Gilang memang sangat baik serta menguntungkan bagi mereka semua yang hobi berfoto. Apalagi Anggun, Caca dan tak lupa— Sherly tentunya.

Ustadz, I LOVE YOU [ℂ𝕆𝕄ℙ𝕃𝔼𝕋𝔼𝔻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang