Selamat membaca
💧💧💧
Sudah hampir 2 bulan rara kerja partime dan rara sudah bisa menikmati hasil kerja nya yg ia tabung apabila ada keperluan mendesak.
Sampai sekarang pun ka nabila tidak tau kalau rara kerja, nabila semakin sibuk menyelesaikan skripsi nya.
Sedangkan ahkam dia tidak bisa lagi selalu mengantar rara buat kerja karna ahkam sudah mau ujian akhir sekolah yg membuat dia sibuk dengan les nya, tapi ia selalu menyempatkan untuk menjemput rara buat pulang."ra, kantin yu?" ajak alif.
"engga lif, aku mau keperpus dulu".
"ya udah, kita ke kantin dulu ya"kata alif dengan rafly.
Alif dan rafly pun keluar kelas, dan tak berapa lama rara pun keluar menuju perpustakaan.
Sesampai nya di perpus rara mendapatkan buku yg akan ia baca, dan hari ini perpus lumayan sepi karna tidak banyak yg datang dan di perpus memang tidak boleh ribut.
Rara pun mengambil tempat duduk di pojokan yg jauh dari orang orang.
Tidak berapa lama rara saat rara membaca tiba tiba dari arah belakang ada orang yg membekap mulut rara dan langsung menyeret nya ketempat paling pojok dan tidak ada orang."huurrfffffhhhh"berontak rara yg tidak terima dengan perlakuan orang orang ini.
Setelah merasa sudah sangat sepi, orang itu pun melepaskan dekapan di mulut rara."ada apa ka, kaka mau apa dari aku?"tanya rara yg masih mengatur nafas nya.
"lo tanya ada apa,, bisa bisa nya lo engga merasa bersalah gini".kata weny yg mengangkat dagu rara.
"mau kaka apa"?
"lo mau tau kita minta ap, gue mau lo jauhin ahkam, kalau engga lo akan merasakan siksaan lebih dari ini".kata selfi yg mengambil alih perlakuan weny dan menjambak rambut rara.
"ka sakit ka"kata rara memegang tangan selfi yg menjambak rambut nya.
"merasa sakit kan lo, kalau lo masih deketin ahkam, lo akan dapat hukuman yg lebih menyakitkan dari gue"ancam selfi yg terus menarik rambut rara.
"ampun ka, iya ka aku akan jauhin ka ahkam".balas rara yg terus berusaha melepas tangan selfi dari rambut nya.
"bagus kalo lo nyerah, buktiin ucapan lo nanti"kata selfi yg langsung mendorong tubuh rara sangat keras kedinding.
Setelah mereka puas, mereka pun berlalu dari tempat itu, dan rara pun menangis ia sangat ketakutan dengan kejadian tadi hingga ia terisak.
Dan tiba tiba karna perpus sepi isakan rara terdengar di salah satu lemari buku yg tak jauh dari rara, dan ada seseorang yg sedang berada di situ.
"rara"kata seseorang yg saat melihat ada seorang cewe yg menangis dipojok lemari.
Dia pun langsung menghampiri dan memegang bahu rara.
"rara"
"irwan"rara pun spontan memeluk irwan, karna apabila rara sedang ketakutan dia hanya butuh pelukan.
"lo kenapa? Dan ngapain lo nangis di sini? "tanya irwan sambil menrnangkan rara.
Rara masih terisak, dia belum tenang dengan ketakutan tadi.
Setelah rara mulai tenang, irwan pun bertanya kembali."ra, lo kenapa? Cerita sama gue ya?"
"engga papa kok wan, gue hanya merasa takut"jawab rara sambil merapikan rambut nya.
"ra, jangan ada yg lo sembunyiin dari gue, gue tau lo lagi engga baik baik saja" kata irwan sambil menghapus air mata rara. "dan sekarang lo kelihatan berantakan, pasti ada apa apa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Meskipun Itu Mustahil, Berdo'a Saja
Short Story«Diamku bukan amarah terhadapmu, melainkan kasih yang tak rela tangan mu Terluka demiku. «Diamku bukan benci terhadap mu, melaikan kasih yang tak ingin kaki mu lelah karenaku. «Diamku bukan tangis karenamu, melainkan tangis akan hidupku. «Diam ku...