Teruntuk Kamu Pemilik Suara 2

1.5K 41 15
                                    

-PREQUEL OF TKPS-

_______

"Kapan ya aku ketemu dia sekali aja. Pengin lihat gimana dia orangnya."

"Cie ... kayaknya keponya udah akut nih, Na. Nggak ketemu sekarang, nanti sekalinya ketemu di KUA ea."

Pertanyaan itu sering ku ajukan pada diriku sendiri. Dan baru kali ini hal itu ku pertanyakan pada dua temanku. Anna dan Lifa. Anna, si receh yang sering tertawa dengan lawakan jayus Lifa. Klop, bukan?.

Aku, bisa dibilang gadis melankolis. Seperti sekarang, tatapanku yang penuh harap ke depan sana. Memandang bangunan kokoh masjid yang beberapa langkah lagi kakiku akan tiba di sana untuk salat magrib berjama'ah.

Harapku dapat sekali melihat siluetnya saja pun tak apa.

"Nanti kalau kamu udah lihat dia, nggak tahulah. Antara suka sama nggak suka pasti kamunya," Lifa kembali merespons saat langkah kaki hampir mencapai pekarangan masjid.

Aku terkeukeuh dengan itu. Ku lirik Lifa dan Anna bergantian.

"Itu tuh Hil Adiknya dia," kata Anna tepat setelah langkah kami tiba di area masjid menuju tempat wudhu perempuan. Seketika ku tolehkan pandangan ke arah objek yang Anna tunjukkan.

Di sana, beberapa meter dari kakiku berpijak dapat ku lihat beberapa bocah laki-laki berdiri sambil melempar canda.

"Yang pake jubah itu Adiknya," telunjuk Lifa mengarah pada bocah berjubah cokelat susu.

Ku ikuti arah tunjuknya. Lucu. Satu kata yang terbesit dalam benak begitu dapat melihat rupa bocah lelaki itu. Mata bulat yang terlihat bening itu membuatku pangling.

Ah, Allah ... lagi-lagi aku jatuh hati. Padahal yang ku lihat hanya Adiknya tapi hatiku semakin jatuh pada Abangnya.

"Yang jilbab merah itu juga Adiknya. Tu, tu," Anna memegang pundakku memutar arah pandangku.

Hitam manis. Itu yang pertama kali terbesit dalam benak saat sudah melihat rupa gadis dengan usia kisaran duabelas tahun itu. Hm ... sepertinya dia juga ingin ke tempat wudhu.

Dua saudaranya sudah ku ketahui. Namun, kapan Abangnya dapat ku jangkau dengan mata? Tidak hanya dengan telinga seperti saat-saat dimana yang dapat ku raih darinya hanyalah suara kumandang azan yang dia lantunkan.

Teruntuk Kamu Pemilik Suara....
Suaramu media untuk pertama kalinya hatiku jatuh pada orang yang aku tak tahu rupa dan wujudnya. Kamu...

_______

Author's note:
Assalamualaikum..
Sepertinya saya ga bisa utk ga menuangkan isi kepala yg ga pernah kelar dan kayaknya ga akan pernah clear ini sblm janur kuning melengkung *bhakkk. Soalnya cerita ini tuh ... based on true story. Haha hayoo kisah siapa? Ya pastinya kisah Hilya 😌 ehm ... ini prequel dimana tokoh2nya sama, tapi perbedaannya masih jauh lebih banyak dari TKPS yg pertama, gitu😃

Oh iya sekalian...

Utk kelanjutannya,  langsung aja ke work rismamaulin, ya🤗dibaca dibaca :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Utk kelanjutannya, langsung aja ke work rismamaulin, ya🤗dibaca dibaca :D

Teruntuk Kamu Pemilik Suara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang