بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
--•0•--
Selama ini ... ku pikir dia yang bersuara merdu itu. Ya, dia yang berhasil membuat hati ini bergetar kala mendengar suara merdu nan lembut miliknya, hingga aku berharap lebih padanya tanpa dipinta.
Awal mula, aku yakin dengan asumsi yang ku buat. Bahwa memang dia, lelaki yang hanya dengan suaranya saja mampu membuat hatiku berlabuh padanya. Hanya suara. Selama berbulan lamanya aku menahan perasaan ini agar tidak berlebih menyiksa diriku sendiri karena ketidaktahuanku tentang dia. Haha. Jangankan mengenal, melihat rupanya saja aku tak pernah. Tampankah dia? Tinggikah dia? Jelek kah dia? Aku tak tahu sama sekali tentangnya. Yang ku tahu hanya suara 'dia.' Media hatiku mulai jatuh padanya hingga rasa kagum ini tumbuh dengan begitu mudah.Hingga akhirnya, sebuah peristiwa datang mengejutkan hidupku. Dimana 'dia' yang telah aku kagumi sekian lama, datang meminang diriku. Tetapi, bukan itu yang membuatku terkejut. Malah aku acuh tak acuh dengan niat baiknya. Hal itu ku lakukan karena belum tahu yang sebenarnya. Bahwa memang 'dia', si 'Pemuda Masjid'. Lihatlah, bahkan aku sampai memberinya julukan.
Niat baik yang telah 'dia' utarakan banyak kerikil yang menghalang. Salah satu, saudara kandungnya, yang dengan sok yakinnya diri ini mengganggap dialah si pemilik suara merdu. Sampai hati terlanjur jatuh padanya. Bukan pada orang yang sejak awal telah aku kagumi.
Hilya, kau salah orang dengan membuat kesimpulanmu sendiri! Bukan dia, tapi saudara kandungnya yang satu itu. Iya, yang tidak pernah bertegur sapa. Hanya pernah berpapasan ketika tak sengaja bertemu dijalan.
Hilya, hati dan pikiranmu sangat bertolak belakang, ya?! Hatimu mengagumi sosok yang lain. Sementara pikiranmu, mengagumi dia, yang selalu tampak dimata.
--•0•--
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Kamu Pemilik Suara [SELESAI]
Spiritual[PUBLISH ULANG - FREE FOR READ] Hilya Mafaza Azizi, gadis manis yang mengagumi seseorang tanpa tahu wujud dan rupa orang tersebut. Semuanya bermula saat Hilya mendengar suara merdu nan lembut tiap waktu salat tiba. Ya, Hilya menyukai si Muazin itu h...