5. Closer

140 23 1
                                    

Sakura tidak tidur di kamarnya. Semalam ia bergelung dengan Maru di sofa. Saat ia bangun, Daniel masih belum pulang. Dia mengelus-elus Maru disampinya yang masih mendengkur halus.

"Maruuu, yang sedang patah hati itu kau atau aku? Dasar pemalas. Harusnya aku malas sekali beraktifitas, tapi sepertinya tubuhku memang butuh di olahragakan."

Sakura merenggangkan badannya kekanan dan kekiri. Lalu bangkit dari sofa, menuju ke kamarnya. Ia mengambil pakaian untuk jogging yang masih tersimpan rapi dan wangi di lemari. Walaupun itu pakaiannya saat dulu kabur season pertama. Tampaknya ukuran tubuhnya pun tak berubah signifikan. Ia melakukan pemanasan di teras depan. Lalu mulai berlari-lari kecil di sekitar halaman belakang yang menuju ke danau. Danaunya tampak jernih dan dalam. Dengan keliling yang tak begitu luas, tetapi Sakura tak berniat berlari mengelilinginya. Resiko tergelincir ke dalam danau yang dingin di pagi hari tentu harus dihindari.
Maru mengikutinya dari kejauhan. Ia tampak menguap sesekali dan menggibaskan bulu-bulunya yang kedinginan.
Ia pasti heran kenapa pemiliknya begitu konyol, lari pagi di cuaca yang dingin. Ini memang dipenghujung musim dingin. Tetapi udara di pedalaman seperti ini, bukanlah hal bagus untuk nekat berolahraga. Apa pemiliknya ini sudah gila. Menangis semalaman sampai matanya bengkak, lalu jogging pagi buta.
Jika kucing bisa mengejek ia akan ejek habis-habisan Sakura. Tetapi Maru hanya menguap dan menguap lagi. Sambil mengekor dibelakang Sakura.

"Maru-kun kau sadar diri sekali ya dengan timbunan lemak diperutmu." ledek Sakura sambil terus berlari. Maru menggeram, berhenti tiba-tiba. Lalu berlari kencang menyusul Sakura.

"Sugoiii, maru-kun. Ah Peter dan Ronnie juga ikut kemari. Huaa, daebak."

Sakura mengulurkan tangannya pada dua kucing Daniel.

"Kasihan sekalian, pemilik kalian belum juga pulang." ucap Sakura.

Maru mengeong, dalam benak seekor kucing itu ia lebih mengasihani Sakura yang ditinggal Daniel daripada kucing-kucingnya yang hobi sekali mengerjai Maru.

"Haah, kenapa aku capek sekali padahal baru 10 menit berolahraga."
Dengan lunglai Sakura kembali ke arah rumah. Diikuti ketiga kucing itu.
Sakura berganti pakaian, dan beres beres rumah seadanya. Setelah menyiapkan makanan untuknya dan para kucing gembul. Sakura beranjak ke kamar Daniel. Ia penasaran seperti apa isi kamar pria itu sekarang. Walaupun dia pernah bersembunyi disini waktu kabur season pertama dia tak pernah masuk kamar itu. Hari ini dengan kenekatan dan penasaran yang memuncak dia akan mengintip sebentar. Tanpa mengelak lagi, dia merasakan rindu pada laki-laki itu. Padahal baru semalam bukannya dua tahun seperti dulu.

Maka dengan keberanian ia membuka kamar yang tak dikunci itu, mengesampingkan privasi dan keragu-raguannya. Terlihat kamar yang besarnya sama dengan yang ditempatinya. Hanya saja tempat tidurnya lebih luas dengan nuansa interior dan dekor serba abu dan putih. Membuat sejuk. Tak ada hiasan dinding ataupun foto, aroma mint yang segar dan musk yang lembut beradu. Sakura membuka tirai lalu pintu kaca yang menghubungkan kamar itu dengan balkon. Aroma pinus menyeruak masuk beserta angin dingin yang membuatnya menggigil. Ia menutup pintu lagi, lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur besar itu. Tertidur selama beberapa menit disana. Dia sadar dan kaget sendiri saat menyadari berada di ruangan yang baru diketahuinya itu. Hari sudah sore, remang-remang cahaya flourescent masuk dari celah tirai yang terbuka setengahnya. Cahaya itu masuk menerobos, dan jatuh pada sebuah grand piano berada di sudut ruangan, mencuri atensinya.
Sakura ingat pernah belajar dulu saat masih di universitas di gedung seni, dengan tutor Daniel. Bukannya mahir, mereka bertengkar karena Daniel memarahinya terus saat ia menekan tuts dengan nada yang salah.

Piano ini sepertinya sering dimainkan. Penutup tuts nya tidak dikunci, dengan senang hati ia akan memainkan lagu kesukaannya. Saat penutup itu terbuka, sebait partitur dengan nada yang ia sangat hafal ada di sana. Sebait nada dari penggalan lagu kesukaanya. Bukan itu saja, yang membuatnya lebih kaget lagi adalah keberadaan sebuah foto yang ditempel dengan selotip disana. Bertanggal 23 maret dua tahun yang lalu. Sebuah foto Sakura sedang tersenyum tanpa menghadap kamera. Foto yang sepertinya dipotret dengan sembunyi-sembunyi saat ia sedang bersama teman-temannya.

Nothing Without You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang