Sakura terbangun dari tidurnya karena suara pintu terbuka.
"Kamu sudah bangun?"
Tanya lelaki berpostur tinggi itu."Iya oppa." Jawab gadis itu dengan suara pelan. Dia mendudukan dirinya, dibantu orang yang dipanggilnya Oppa itu untuk minum air putih.
Pria itu duduk di sisi tempat tidur.
"Bagaimana perasaanmu?"
"Lebih baik, terima kasih."
"Untuk?"
"Karena oppa menculikku." ucap Sakura polos.
Pria itu tertawa.
"Bukan kah lebih mudah jika dari awal kamu menerima tawaran ayahku Cherry? Menikahlah dengan anaknya yang tampan ini." goda lelaki itu.
"Mianhae oppa tapi itu bukan tawaran sama sekali, ia menjebak kami. Dan lagi yang dijodohkan denganku jadinya bukan oppa, tapi Guan Lin. Menyebalkan sekali kan ceritaku jadi berbelit-belit begini karena Oppa malah menghilang, aku fikir oppa takkan pernah kembali ke Korea." ujar Sakura lempeng.
"Kamu sudah tahu kan semua rencana ayahku. Guan Lin memanfaatkan situasi dengan jenius."
"Dia memang bisa diandalkan."
"Aku salut padanya. Kenapa kamu malah pura-pura bertunangan dengan Guan Lin?"
"Karena aku menyukai seseorang."
"Kang Daniel?"
"Bagaimana oppa bisa tahu?"
"Aku mengawasi pergerakan ayahku selama ia hadir ke pembukaan perusahaan baru Daniel."
Dia tertawa tanpa beban.
Lelaki ini memiliki sifat periang dan santai, dia terkekeh dan kemudian tertawa lagi. Seperti bukan dalam suasana yang sulit. Padahal mereka baru saja kabur dari sarang penculik. Sudah pasti mereka saat ini sedang dicari.
"Hn, Guan Lin yang menjelaskan semuanya. Lalu terjadilah rencana ini. Kalau oppa muncul lebih cepat mungkin kejadian-kejadian ini tak akan terjadi."
"Jika aku muncul lebih cepat kamu tak akan bertemu Daniel."
"Hmm, mungkin. Aku tak tahu harus bersyukur atau tidak."
Wajah Sakura menjadi murung. Ia masih ingat Daniel tak menerima keputusannya lalu memutuskan hubungan tanpa peduli perasaan Sakura. Ditambah kemarin lelaki itu menyakitinya dengan kasar.
Lelaki dihadapan Sakura mengerti situasi ia mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa Guan Lin tak menghubungiku, aku memang anak ayahku. Tapi tak pernah dalam benak pun menyetujui semua tindakannya. Aku sudah putus hubungan dengan ayahku sejak lama. Sejak ia memulai bisnis kotornya. Aku juga menentangnya. Kalau saja Guan Lin berbicara denganku sudah pasti aku akan membantunya." ucap Lelaki itu panjang lebar.
"Aa oppa lihat keadaanmu, mana mungkin kau bisa menolong kami." cibir Sakura setengah bercanda. Ia melihat dari atas ke bawah menilainya dengan wajah dibuat-buat yang terlihat jijik.
"Maksudmu aku terlihat seperti gelandangan begitu?"
Lelaki itu hanya memakai baju atasan kemeja musim panas, dan jeans robek serta sneaker convers buluk nya. Sangat berbeda dengan image yang selama bersama Sakura dari sekolah menengah pertama sampai universitas. Ya lelaki itu senior Sakura selama lebih dari 9 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You (Completed)
FanfictionHubungan mereka memang tak begitu akrab. Sebagai rival, dulu mereka saling bersaing juga saling ejek. Karena sebuah masalah ia harus menemui pemuda yang sudah 2 tahun tak bertemu dengannya. Apakah masalah itu akan mereka selesaikan bersama?