Pagi hari, suasana rumah sudah ramai oleh pertengkaran tiga ekor kucing yang berebut makanan.
"Daniel, bantu aku. Yah, sakit Maru."
Sakura mencoba mengenyahkan Maru yang tiba-tiba meloncat ke tubuh Sakura. Karena panik dikejar dua kucing yang lincah karena dengan badan tak segemuk kucing Sakura. Maru meronta-ronta, mencakar dan mengeong dengan berisik.
Tangan dan pipi sakura kena cakarannya.
Daniel yang masih tidur dikamarnya terbangun. Berlari terburu-buru.
"Kalian sedang apa. Aigo, Peter Ronnie berhenti!"
Maru yang sudah merasa aman meloncat turun dan berlari keluar rumah lewat pintu depan.
"Kau kena cakaran Maru. Wah pipimu berdarah."
"Perih sekali." Sakura meringis.
Daniel mengambilkan sesuatu dari kotak obat. Mengobati luka di pipi dan tangan Sakura.
"Kapan kau berangkat."
"Sejam lagi."
"Sudah mulai ya."
"Hmm, mungkin untuk beberapa minggu aku akan tinggal di Seoul. Mengurus semuanya, kau ikut saja."
"Tapi aku takut. Jika aku tertangkap semuanya akan berakhir."
"Kita hanya perlu berangkat dan kau tinggal di penthouse ku. Tak akan ada yang lihat. Mereka tak akan bisa mengakses tempatku kan."
"Memangnya boleh, kalau aku ikut."
"Tentu saja. Sudah dua bulan, kau pasti bosan diam terus disini. Lagipula ada seseorang yang ingin berkenalan denganmu."
"Siapa?"
"Nanti juga kau akan tahu."
"Yatta! aku akan bersiap-siap."
Sakura berlari dengan girang ke kamarnya.
"Childish sekali."
Daniel juga pergi ke kamarnya beriap-siap. Dia menyabet satu tas gendong kulit dan sarung tangan yang telah disiapkan. Juga jaket bikersnya. Ia menunggu Sakura yang sedang bersiap-siap sambil dengan terburu-buru mengunyah sandwich buatan Sakura. Sudah habis dua pun Sakura belum juga muncul. Karena bosan dia memainkan ponselnya.
Terdengar suara Sakura yang ribut menuruni tangga."Aku lupa tak membawa jaket. Aku pinjam punyamu. Apa ini cocok? Kita akan pakai motormu kan."
Sakura tampak terus membenahi pakaiannya.
Daniel mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You (Completed)
FanfictionHubungan mereka memang tak begitu akrab. Sebagai rival, dulu mereka saling bersaing juga saling ejek. Karena sebuah masalah ia harus menemui pemuda yang sudah 2 tahun tak bertemu dengannya. Apakah masalah itu akan mereka selesaikan bersama?