Daniel dan Sakura sedang berada di ruang tengah. Mereka duduk diatas karpet lembut, sama-sama bergelung dalam keheningan panjang.
Maru yang berada di pangkuan Sakura menguap berkali-kali. Hari sudah malam, mereka belum merasakan kantuk sama sekali.Lelaki yang memiliki mata dengan single eyelid serta gadis bermata besar itu sama-sama menatap kearah televisi yang menyala.
Keduanya menyenderkan punggung ke kursi. Sedangkan kaki diselonjorkan. Tak ada menyentuh popcorn ataupun permen jelly yang menumpuk. Padahal popcorn favorit Sakura dan permen jelly soulmatenya Daniel ini biasanya habis bahkan sebelum film yang mereka putar selesai.
Sebenarnya keduanya tidak bisa dikatakan sedang menonton film. Malah para pemain film lah yang menonton adegan kedunya melamun berjamaah.
Mata Sakura terpaku pada layar LCD didepan, sedangkan tangannya tak henti mengelus surai lembut Maru yang kini mulai perlahan memejamkan mata.
Daniel menengok ke arah Sakura di samping kanannya. Matanya gadis itu kosong, jelas sekali sedang melamun. Lalu melihat Maru yang sudah tertidur lelap.
"Sakura."
"Hn"
"Neko ni Naritai, i wanna be a cat."
"Kau bicara apa sih."
Daniel mengangkat tubuh Maru dari pangkuan Sakura. Sontak kucing gembul itu menggeram dan meloncat pergi dengan kesal.
Daniel mengganti tempat Maru dengan membaringkan kepalanya di pangkuan Sakura.
"Bantu aku tertidur juga."
Daniel menarik tangan Sakura agar mengusap juga puncak kepalanya."Maru tak seberat kau."
Sakura tertawa pelan. Ia menempatkan kedua telapak tangannya di pipi Daniel.
Daniel mendongak menatap wajah Sakura yang menunduk kearahnya.
"Kau juga tak bisa tidur?" Tanya Daniel.
"Hn banyak yang ku khawatirkan."
ucapnya singkat, sambil kembali mengalihkan pandangan pada film yang sedang menampilkan adegan pemeran utama berenang menghindari serangan hiu.
"Aku juga. Apa yang kau fikirkan?"
"Dia ada di kota ini."
"Ya, sudah sekitar sepekan. Dia memang datang secara khusus pada acara tadi."
"Kenapa dia bisa ada disana?"
"Karena dia bagian dari keluargaku. Dia sepupuku."
"Hhah. Kau tak pernah mengatakan tentang itu." Sakura membuka matanya lebih lebar dari biasanya.
"Maaf, cepat atau lambat kita akan dan harus bertemu dengannya."
Daniel menempatkan telapak tangannya diatas punggung tangan Sakura yang sedang mengusap pipi pemuda itu dengan lembut. Lalu membawa tangan Sakura pada bibirnya lalu ia cium dengan penuh perasaan.
Sakura tersenyum lembut. Lalu menghela nafas.
"Kau manis sekali"
Sakura mengalihkan pembicaraan. Ia mencubit pipi Daniel dengan keras.
Membuat daniel mengaduh."Aku tak menyangka akan bertemu ibumu dan Sejeong sunbae. Apalagi melihat reaksi mereka saat tahu kita tinggal bersama."
"Bukankah mereka menakjubkan, tunggu sampai kau bisa lebih dekat lagi dengan mereka."
Ucap Daniel dengan bangga. Sebenarnya Daniel telah lebih dulu menceritakan soal Sakura pada kedua wanita kesayangannya itu. Ia adalah orang yang terbuka. Jadi mereka sudah tahu siapa dan bagaimana Sakura. Reaksi mereka yang seperti baru tahu Sakura hanyalah akting belaka. Itulah mengapa Daniel menyebut mereka menakjubkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You (Completed)
FanfictionHubungan mereka memang tak begitu akrab. Sebagai rival, dulu mereka saling bersaing juga saling ejek. Karena sebuah masalah ia harus menemui pemuda yang sudah 2 tahun tak bertemu dengannya. Apakah masalah itu akan mereka selesaikan bersama?