15. Epilog: Our Dreams

212 20 3
                                    

Bunyi shutter kamera dan kilatan blitz memenuhi ruangan sebuah ballroom mewah bernuansa peach dan pink pastel.

Seorang pria berbalutan jas hitam mempertegas tampilan menawannya. Senyuman terpatri di wajah tampannya.

Gadis disampingnya tak henti merekahkan senyum manis, membuatnya terlihat seolah sedang mekar.

Mereka memamerkan tangan kearah khalayak, yang memfokuskan bidikan pada tangan keduanya. Sebuah cincin di masing-masing jari manis mereka terkait mengikat seluruh perasaan, pikiran dan mimpi masa depan.

Barisan terdepan yang menjadi tamu undangan bersorak sorai. Berusaha untuk berdiri di tempat paling strategis.

Saat kedua pasangan itu membalikan badan memunggungi mereka semua. Keriuhan menjadi begitu kentara. Sebuah buket melayang. Di sambut oleh orang tertinggi diantara semua sahabat dan keluarga yang hadir.

Pasangan itu berbalik kembali. Mendapati pemuda dengan gummy smile nya mengacungkan buket yang didapatnya sambil bersorak.

"Ayeee."

"Gulliver, aku mencintaimu."

Teriak Sakura, orang yang berdiri di samping pemuda berparas tampan yang juga tersenyum.

"Istriku ingin berselingkuh di depanku. Pada hari pernikahannya."

Ucapan pemuda itu mengundang tawa dan sorakan.
Pemuda itu juga ikut tertawa.

Suasana penuh suka cita terpasang permanen sepertinya di ballroom itu.

___________________

___________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aaaaaaawwwww.

Daniel terbangun, semua mimpi indahnya mengabur. Kakinya terasa sakit karena sesuatu menimpanya.

Dia terbangun mendengar suara melengking di hadapannya.

"Yah Kang Daniel. Hampir saja aku jatuh, kukira aku menginjak apa."

Daniel tersenyum dengan wajah mengantuk dan rambut acak-acakan. Tak peduli Sakura yang mengomel panjang lebar.

"Kau kenapa?"

"Aku akan mewujudkan mimpiku."

"Apa?"

Daniel berdiri, mencium pipi Sakura yang masih terheran-heran.
Pemuda itu beranjak kekamarnya lalu mandi masih dengan wajah sumringah.

Sarapan sudah siap diatas meja saat Daniel pergi ke dapur.
Sakura mengomel karena Daniel memakan lagi permen jelly. Padahal dokter sudah melarangnya karena giginya rusak.

"Aku akan berhenti makan permen jelly kalau kau bisa menggantikannya."

"Menggantikan dengan apa?"

"Setiap sebelum tidur dan sebelum sarapan biasanya aku makan permen jelly. Aku ingin sesuatu seperti jelly ini, menggantikannya. Manis, kenyal dan hang.."
Daniel menghentikan kata-katanya saat Sakura memukulnya secara bertubi-tubi dengan penggebuk lalat.

"Yah, mesum. Tak kan kubiarkan."

Sakura memukulnya sampai Daniel mengaduh dan meminta ampun.

Pasalnya saat mengucapkan hal itu, Sakura mendapati Daniel menatap terus kearah bibirnya. Maka dari itu amarah Sakura keluar secara membabi buta.

"Sakura, berhenti, ampun."

"Minta maaf padaku."

"Iyaaa, maaf. Tapi memangnya kau tak mau?"

Kembali tepukan penggebuk lalat mendarat di punggung pemuda itu.

"Dasar mesuuuum. Jangan membicarakan hal memalukan seperti itu."

Sore hari mereka bersantai di sofa. Sakura duduk sambil tangannya tak lepas dari stik playstation yang ia mainkan sejak 4 jam yang lalu.

Daniel masih betah memainkan game di handphonenya. Sedangkan Sakura memangku kepala Daniel yang tiduran di pangkuannya.

Maru meloncat naik dengan tiba-tiba ke perut Daniel.

"Hyaa. Akh jinja bikin kaget saja."

Tak lama peter dan Rooney ikut bergulung di atas perut dan dada Daniel.
Daniel menyimpang ponselnya.

"Aigo, sampai kapan kalian akan manja padaku. Nanti kalau aku memiliki bayi. Kalian sepertinya akan lupa kuberi makan dan kumanjakan. Kalian harus mulai hidup rukun dan mandiri." ucap Daniel sambil memainkan ketiganya.

"Kau bicara apa sih." Sakura yang belum bisa mengalihkan perhatiannya pada games menanggapi perkataan Daniel.

"Itu artinya aku ingin segera menikah."

"Kita masih terlalu muda. Tiap hari masih saja bertengkar."

"Kita? Memang siapa yang bilang aku akan menikah denganmu."

Sakura menjatuhkan stik PS nya.

"Dengan siapa?"
Wajahnya seperti akan menangis.

"Dengan seorang gadis dalam mimpiku tadi."

"Siapa? Kenapa bukan denganku?"

"Kau galak dan cerewet selalu mengajak aku bertengkar."

Daniel mencubit kedua pipi Sakura.

"Namanya Miyawaki Sakura." bisik Daniel membuat Sakura bungkam.

"Sebenarnya tak masalah, aku malah ingin setiap hari dibangunkan olehmu, walau dengan cara kau injak. Dibuatkan sarapan lalu kau marahi karena makan permen jelly. Dicueki karena kau asik main game. Selama kau jadi pemilikku, aku mau berubah jadi Maru sekalipun. Jadi jangan berhenti marah padaku. Aku tahu kau sangat peduli dan khawatir padaku."

"Itu bukan kata-kata lamaran kan. Tak romantis sama sekali."

"Sayangnya, aku memang sedang melamarmu."

Daniel mengeluarkan sebuah kotak dari lipatan pinggir sofa. Membuat Sakura mendengus geli karena ia menyimpannya disana.

"Ini cincin untuk melamarmu. Jika kau terima pakailah."

"Kau menyebalkan, harusnya kau pasangkan pada jariku."

"Jadi kau mau?"

"Kau akan memaksaku bahkan jika aku masih sedang jadi tunangan Guan Lin."

"Untungnya kalian sudah membatalkan semuanya."

"Aku terima kau Kang Daniel. Jadi tersenyumlah dan cium aku."

"Aku sudah menduganya, kau menyukai ku cium."

___________The Ending_________

Authors Note:

Terima kasih buat reader yang baca, terima kasih sudah vote dan komen. Terima kasih, pokoknya.

Sampai jumpa di fiction selanjutnya.

Akhir kata,

Nothing Without You Tamat. Tiup terompet.... Wuuuuuuhuuu.

Salam.

V(a)lerie.

_______________
Coming soon:

_______________Coming soon:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nothing Without You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang