스물둘

1.7K 117 11
                                    

Sinar mentari berhasil membangunkan seorang lelaki yang saat ini sedang membuka pintu menuju halaman penginapan mereka. Matanya dapat menjangkau ada sebuah pantai di bawah sana. Melihat pantai membuatnya teringat Irene. Gadisnya sangat menyukai pantai begitu pula dirinya yang memang senang menikmati pemandangan senja di pantai.

"Rene, aku mohon bersabarlah sebentar. Aku pasti akan menemukanmu." Sehun menganggap ucapannya sebagai janji. Dan sebagai lelaki sejati, ia tidak akan pernah mengingkari janjinya. Apalagi ini menyangkut wanita yang ia cintai, Bae Irene.

"Sehun," panggilan dari arah belakang membuat Sehun menolehkan kepalanya sedikit dan mendapati Kai sedang berjalan mendekat.

"Irene kan?" Pertanyaan yang lebih mirip pernyataan dari Kai membuat Sehun mengangguk pelan. Kemudian, lelaki tan itu memeluk pundak lebar sahabatnya sembari menepuk-nepuknya pelan.

Terdengar hembusan nafas keduanya terdengar beraturan bersamaan dengan angin sejuk yang berhembus. Sejenak kehinangan menghampiri keduanya yang saat ini masih menikmati angin sejuk di pulau ini. Sampai akhirnya suara langkah kaki terdengar dan tubuh seorang lelaki lainnya dengan tinggi badan yang lebih beberapa centi dari Sehun dan Kai berdiri di samping mereka.

"Kenapa kalian ada disini? Ayo ke dalam, sarapan sudah siap." Chanyeol berujar. Membuat Sehun dan Kai menoleh sebentar ke arah lelaki Park tersebut. Melihat keduanya sahabatnya yang masih terdiam membuat Chanyeol mengambil posisi untuk segera mendorong Sehun dan Kai.

"Aish, ppali!" Chanyeol gemas sendiri dengan kedua lelaki tersebut. Setelah berhasil mendorong keduanya untuk masuk, Chanyeol segera mendudukan diri di kursi meja makan berdampingan dengan Wendy yang sudah duduk disana. Kai pun ikut duduk disamping Seulgi. Sedangkan Sehun memilih duduk di bangku ujung meja makan.

Mereka kemudian memulai acara sarapan mereka. Sesekali mereka berempat-Chanyeol, Wendy, Kai dan Seulgi bergurau untuk setidaknya membantu Sehun agar tidak terlalu khawatir pada Irene. Namun, yang keempatnya dapati adalah wajah Sehun dengan ekspresi biasanya, datar dan dingin. Ditambah, lelaki itu sedari tadi melamun dan menganggurkan makanan yang baru ia makan dua suap itu.

Chanyeol pun menghela nafas berat. "Hei, Sehun-ah," panggilnya pelan disertai dengan tepukan di bahu lebar lelaki yang sedari tadi hanya melakukan satu kegiatan; melamun.

Sehun kemudian hanya menanggapi dengan kepalanya yang ia alihkan kearah Chanyeol namun tidak dengan fokusnya. Ia masih memikirkan keadaan Irene. Terlalu khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada gadisnya.

Melihat respon Sehun yang hanya membalas dengan wajah datarnya, membuat dua wanita dan dua lelaki yang berada di atas satu meja yang sama itu menghela nafas kasar. Mendadak suasana hening menyapa. Sampai akhirnya Kai membuka suara.

"Sehun-ah, aku tahu kau pasti khawatir dengan kondisi Irene. Begitu juga dengan kami, Hun. Tapi, jika kau terus seperti ini, kondisi kesehatanmu bisa memburuk. Jika kau sakit, siapa yang akan menyelamatkan Irene?"

Penjelasan dari Kai membuat Sehun akhirnya sadar. Benar apa yang Kai katakan, jika dirinya terus menerus seperti ini kemudian jatuh sakit, siapa yang akan mencari Irene nantinya?

Setelah itu, Sehun segera mengambil sendoknya kemudian menyendok sarapannya. Senyuman kemudian mengembang di wajah para sahabatnya.

Dalam hati mereka, mereka bersyukur karena setidaknya Sehun mau untuk menghabiskan sarapannya. Mereka tidak masalah jika Sehun akan terus menampilkan wajah datarnya. Tapi tidak jika Sehun jatuh sakit, mereka tidak mau sampai itu terjadi.

*****

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang sangat minim, seorang gadis kembali melakukan kegiatan yang sama dengan kemarin. Memandangi jendela. Masih dengan harapan yang sama, berharap semoga ada seseorang yang bisa menyelamatkannya.

Cold Boss [HUNRENE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang