Say What??

193 24 1
                                    

Adrien, di dimensi yang lain.

"Plagg, aku tidak bisa tidur..." Adrien sudah berkali-kali mengubah posisi tidurnya, tetapi dia tetap merasa tidak nyaman.

"Hey, Adrien. Kau sendiri yang memilih untuk tidur di atas atap ini, bukan? Jadi jangan mengeluh... aku juga ingin tidur." Plagg menjawab.

"Hh... ya, baiklah... baik."

"Padahal kau sedang mengantongi uang yang lebih dari cukup untuk menyewa sebuah kamar di penginapan bintang lima selama beberapa hari. Kenapa tidak kau gunakan??" Tanya Plagg setelah hening beberapa menit.

"Kau bercanda? Kita tidak tau akan berapa lama berada disini, Plagg. Dan aku tidak akan membuang-buang uangku hanya untuk menyewa kamar. Bagaimana kalau kita akan berada disini selama seminggu? Atau lebih? Sebulan, mungkin? Uangku tidak akan cukup jika menyewa kamar berbintang selama sebulan!" Balas Adrien.

"Well, you got the point, boy..." Plagg kembali ke posisinya. "Baiklah. Selamat tidur Adrien."

Dan malam itu sungguh menjadi malam yang panjang bagi kedua superhero Paris.

The next day...

"Selamat pagi, Plagg." Adrien meregangkan badannya. Sungguh melelahkan tidur tanpa alas tidur. Punggungnya terasa sakit.

"Paghi, Adhrihwen." Plagg sudah bangun sejak tadi. Mulutnya penuh dengan camembeart.

"Ayo kita turun dari sini. Aku ingin mencari sarapan." Adrien bangkit.

"Taphi akwhu sedhang sharaphann..." Plagg berbicara dengan mulut penuh.

"Kau sudah menghabiskan tiga potong camembeart, Plagg. Berarti kau sudah punya cukup tenaga. Sekarang saatnya aku sarapan." Adrien tersenyum sinis seraya mengangkat bungkus plastik yang berisi berpotong-potong camembeart. "Plagg, Claws Out!!"

"Owh, ayholah Adrhiw–WOAAAHH!!"

FWOOOOSSSHH!!!

Cat Noir melompat turun. Segera mencari tempat bersembunyi untuk berubah. Lalu berjalan keluar dengan santai dari persembunyiannya untuk mencari sarapan.

Adrien terus berjalan hingga sampai di dekat Collége Françoise Dupont.

"Aku ingin segera kembali ke sekolah, Plagg. Aku merindukan teman-temanku." Adrien menatap bangunan sekolahnya.

Plagg keluar dari balik saku jaket. "Kau ini benar-benar aneh, kid. Di saat orang lain ingin bolos karena bosan sekolah, kau justru ingin sekolah? Kau bisa bermain dan bermalas-malasan sepuasnya di kamarmu, bisa makan apapun sesukamu di saat kau ingin... tapi kau sebaliknya! Ingin menikmati hidup seperti orang lain. Asal kau tau, Adrien. Orang lain justru sangat ingin memiliki apa yang kau miliki!"

"That's why I call you a pig, Plagg.  Kerjamu hanya makan dan tidur." Adrien tertawa. "Hei! Itu toko kue milik keluarga Marinette!" Adrien menunjuk ke depan.

"Maksudmu, 'Marinette' temanmu di dimensi yang lain." Plagg mengoreksi.

"Ya, intinya ada toko kue dan aku bisa membeli sarapan disana!" Balas Adrien. Ia berlari menuju toko kue itu.

Kring! Kring! Bunyi bel terdengar saat Adrien membuka pintu depan toko kue itu.

Adrien masuk dan melihat-lihat jenis-jenis pastry yang dijual di toko itu.

"Astaga! Adrien?!" Suara milik seorang lelaki dewasa terdengar memanggil nama Adrien.


Adrien membeku.


Siapa yang mengenalnya di dimensi ini selain Marinette dan teman-temannya?


*****

Hayolooo Adrien! Apa yang akan terjadi denganmu nak? Kali ini agak pendek ya? Hehehe... kalo mau tau kelanjutannya, baca terus dan jangan lupa Vote serta Komen ya!!

With Love,
CoCo💙

Adrien's Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang