※※※※※※※♡♡♡♡※※※※※※
Dhuha beranjak dari tidurnya secara hati2 takut mengganggu rasy, Dhuha langsung berwudhu untuk sholat tahajud. Setelah selesai sholat ia bersiap dengan baju seragamnya. waktu yg tak lajim membuat rasy yg sudah bangun, merasa heran melihat suaminya yg sudah berseragam. Rasy mencoba meyakinkan dirinya dengan melihat jam dinding, benar jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari. Dhuha hanya tersenyum melihat istrinya dari sudut matanya yg bingung. Rasy menghampiri Dhuha dengan perut besarnya dan memegang bahu suaminya." kenapa Sayang, kok udah bangun, mas berisik ya..." Dhuha
" hah... gak kok mas, kok udah siap2, ada apa" rasy
" mau ngapelin anak gadis yg udah nunggu tu" Dhuha ( cuek)
Rasy melotot mendengar jawaban dan memukul bahu Dhuha, Sementara yg di pukul cuma tertawa.
" idihh gak percaya, emang mau ngapel anak gadis yg nangkring dipohon itu hehehe" Dhuha
" tunggu mbak kunti dong..." rasy
" hahaha tu tau" Dhuha
" astagfirullah halazim amit2 jabang bayi ( mengelus perutnya), masssssss... mulutnya kondisiin mas..." rasy histeris
" susttt.. suaranya dek... dikondisikan, ngomongin mas ehhh dia yg heboh" Dhuha
"Mas mau ada tugas kemana, kayaknya lama ya..." rasy
" iya... mas ada tugas lumayan lama, adindaku tersayang gak usah galau, karena kakanda gak bakal ngelirik yg lain, jadi tenang dirumah ok" Dhuha
Rasy tersenyum malu karena gombalan suaminya, ia membantu suaminya menyiapkan diri dan tas ransel yg berisi baju serta perlengkapan militer lainnya. Dhuha tersenyum namun dibalik senyumnya terbesit rasa khawatir dan kesedihan, yg tidak diketahui rasy. Dhuha tersentak karena belaian halus dari istrinya, Dhuha memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat. Rasy yg dipeluk merasa heran dengan kelakuan suaminya, yg mencium wajahnya bertubi- tubi.
" mas kenapa sihh... kok aneh banget, adek ngerasa beda aja gitu"rasy
Dhuha menuntun istrinya untuk duduk di pinggir ranjang mereka, Sementara dirinya berjongkok menghadap perut besar istrinya.
" dek.... mas mau ngomong" Dhuha
" mmm...mau ngomong apa mas" rasy
Rasy hanya diam menatap wajah sendu suaminya, menunggu pria tampan, gagah, romantis, bertanggung jawab dan yg pasti sangat mencintai dirinya serta calon anak mereka. Karena tak kunjung membuka suara rasy jadi gemes sendiri. Dari sorotan mata suaminya rasy tau, apa yg sedang difikirkan danki ini.
" jadi... berapa lama mas tugas, adek gak apa2 dirumah nanti... biar sama mama atau sikembar sableng yg nemenin( Dhuha tertawa tanpa sepatah katapun terucap), dan papa... usahain buat nemenin mama lahiran ok" rasy
" insyaallah papa usahain pulang cepet, doakan papa pergi dan pulang dengan selamat, biar bisa nemenen mama berjuang, biar bisa ketemu dedek melihat dunia pertama kali" Dhuha
Mengelus dan mencium perut rasy, bulir bening meluncur dari matanya Dhuha. Rasy yg melihatnya juga ikut menangis karena melihat Dhuha yg menangis tangannya, mengelus rambut cepak suaminya. Rasy tidak boleh egois karena suaminya bukan hanya, milik dirinya tapi milik banyak orang terutama negara.
Dhuha beranjak dan mengambil ranselnya, keluar rumah diantar rasy. Dhuha tak melepaskan genggaman tangannya, ada rasa sedih, sesak didada, dan khawatir bahkan mungkin kecewa. Bahkan rasy juga merasakan hal yg sama seperti dirinya.
" jaga diri baik2, jangan sendiri dirumah walaupun siang hari, nanti mas telpon mama biar nemenin adek dirumah ( rasy mengangguk). Mas pergi dulu ( Dhuha mencium kening rasy) assallammualaikum" Dhuha
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Cintaku TNI AU
RomanceRasykana ilham pramono putri ketiga dari pasangsangan mayjen Rasya ilham pramono dan Kanaya aulia sumantri. Usianya 22 tahun mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Kapten. Dhuha haidan ruzain seorang anggota TNI AU dan juga dosen. Sikapnya yg teg...