Part 16

342 16 0
                                    


Happy Reading😊




🌇🌞
Agelsha berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih sepi karena ini memang masih pagi dan matahari pun masih malu-malu untuk keluar. Entah kenapa dia berangkat sepagi ini mungkin karena pikirannya sedang kacau.

Agelsha memasuki kelasnya yang masih kosong, dia berjalan menuju mejanya dan menyimpan ransel biru navynya diatas meja. Lalu berjalan meninggalkan kelas menuju tempat yang bisa membuat pikirannya tenang "rooftop" pikir Agelsha. Meski jalan menuju rooftop sedikit menakutkan menurutnya karena pencahayaan yang temaram karena tertutupi bangunan lain sekolahnya.

Sesampainya dirooftop, Agelsha menghampiri kursi kayu dan duduk disana yang langsung berhadapan dengan matahari yang akan terbit.

Agelsha menghela nafas memejamkan matanya memikirkan masalah apa yang menimpa keluarganya?. Pikirannya terusik oleh itu apalagi sekarang dia dan Nathan sedang perang dingin, Agelsha ingin sekali setelah kejadian dikamar Nathan itu, dia ingin menemui Nathan dan meminta maaf karena dia memaksa ingin tahu apa masalahnya.
Saat tadi dia akan berangkat sekolah, Agelsha hendak menemui Nathan dikamarnya tetapi Nathan tidak ada disana,hanya ada pelayan yang sedang membersihkan kamar Nathan. Agelsha bertanya kepada pelayan itu dimana Nathan, jawaban dari pelayan itu benar-benar menusuk relung hatinya "Tuan muda kembali kerumah jam 2 pagi hanya untuk mengambil seragam sekolah dan peralatan sekolahnya, Non" . Nathan benar-benar marah hingga tidak ingin menemui dirinya,menurut Agelsha.

Agelsha tidak menyadari ada seorang pemuda yang sedari awal dia datang ke rooftop meperhatikannya dari jarak yang tidak begitu jauh darinya, dengan tatapan yang sulit diartikan.





*,*,
Nathan menatap matahari pagi yang malu-malu untuk keluar menyinari dunia, dari balkon apartemen sahabatnya, jika menatap matahari pagi dia selalu teringat Agelsha karena Agelsha sangat menyukai melihat pemandangan proses matahari terbit seperti saat ini. Dia merindukan Agelsha,dia ingin meminta maaf kepada adiknya itu tetapi dia belum siap bertemu dengan Agelsha karena masih terbayang saat mata indah Agelsha mengeluarkan air mata karena dirinya.
Nathan pengecut seharusnya dirinya segera menemui Agelsha bukan menghindar seperti ini, tapi Nathan memang benar-benar belum siap menemui Agelsha.

Pukk..

Bungkus rokok yang dilemparkan seseorang tepat mengenai kepala Nathan. "Nyett! Pagi-pagi udah ngelamun aja lu, niat sekolah kaga?" Kata orang yang melempari bungkus rokok itu.

Nathan menatap tajam sahabatnya yang sudah seenak jidatnya melempari bungkus rokok ke kepalanya "Bacot!" jawab Nathan dingin seraya beranjak dari balkon menuju orang itu dan memiting lehernya.

"Ehh anjingg lepassss" orang itu berusaha melepaskan tangan sahabatnya dari lehernya ini
"Sattttt"teriak orang itu. Tetapi Nathan tidak memperdulikannya

Nathan akhirnya melepaskan pitingannya karena jengah mendengar segala umpatan dari mulut sahabatnya.

"Anjirrrr gue kan baik nyadarin lo sebelum kerasukan,lagian pagi-pagi udah ngelamun kaya anak baru gede galau" protes Guntur kepada Nathan

Nathan tidak menggubris perkataan Guntur, dia lebih memilih tengkurap disofa seraya menutup telinganya dengan bantal karena malas mendengar ocehan sahabatnya.

Guntur yang melihat itu hanya mendengus tidak suka, sahabatnya itu memang benar-benar tidak tau duduk. Sudah membangunkannya pukul 2:30 dini hari menggedor-gedor pintu apartemennya mengganggu tidur tampannya yang sedang bermimpi menikah dengan Nicki Minaj dan sekarang sedang dinasehati malah tidak mendengarkannya, benar-benar biadab.

"Anjirrrrrrrrrrrrrrr" teriak Guntur seraya matanya menatap jam dinding pukul 06:40 dia melotot tidak percaya, berarti 20 menit lagi bel. Sedangkan dirinya dan Nathan belum ada yang mandi satupun.

ARGA'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang